Sosok di MPR Ini Bocorkan Makna Tersembunyi Pengakuan Eks Panglima TNI, Dicopot Akibat Film G30S/PKI

Sosok di MPR RI ini bocorkan makna tersembunyi pengakuan Eks Panglima TNI, dicopot akibat Film G30S/PKI

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews
Gatot Nurmantyo ketika menjabat Panglima TNI Jenderal. Gatot Nurmantyo Datang di Istana Negara, Beber Soal Dukungan di Pilpres 2019, Selasa (29/1/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sosok di MPR RI ini bocorkan makna tersembunyi pengakuan Eks Panglima TNI, dicopot akibat Film G30S/PKI.

Gatot Nurmantyo jadi perbincangan setelah pengakuan soal pencopotan dirinya dari posisi Panglima TNI, viral.

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI ini mengaku dicopot lantaran menginstruksikan prajurit untuk menonton Film G30S/PKI.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga ada motif dibalik ungkapan Gatot Nurmantyo soal pencopotan dirinya dari posisi Panglima TNI.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga pernyataan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini berhubungan dengan keinginan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Pernyataan Gatot yang dimaksud adalah ketika dia mengaku diganti dari jabatannya sebagai panglima TNI karena menginstruksikan pemutaran film G30S/PKI.

Wakil Indonesia di PBB Tak Tinggal Diam, Blak-Blakan Sebut PM Vanuatu Memalukan, Campuri Soal Papua

 Seru, Live Streaming Trans 7 MotoGP Catalunya, Dovizioso Frustasi, Dibuntuti Fabio Quartararo

 Jadwal Liga 1 2020 Berubah, Laga Panas Derby Jatim Persebaya vs Arema FC, Jadwal Lengkap Klub Bonek

 Bursa Transfer Liga Italia, AC Milan Terancam Gigit Jari, Incaran Pioli Diburu 3 Klub Liga Inggris

“Saya juga husnudzon bahwa Pak Gatot ini juga pengen jadi presiden, ngga ada masalah, karena beliau kan mantan panglima,” ucap Jazilul Fawaid dalam diskusi daring bertajuk “Mantan Panglima, Maumu Apa?”, Minggu (27/9/2020).

“Jadi saya berhusnudzon beliau sebagai seorang mantan panglima itu sah-sah saja di negara yang juga dibangun bersama-sama ini,” sambung dia.

Menurut dia, pergantian pejabat adalah suatu hal yang normal dilakukan oleh pihak yang berwenang.

Ia mengatakan, pergantian Gatot sebagai Panglima TNI beberapa tahun silam juga telah sesuai mekanisme yang ada, yaitu melalui persetujuan DPR.

Maka dari itu, Jazilul Fawaid menilai, pernyataan Gatot Nurmantyo bersifat politis karena memiliki makna tersembunyi.

Makna tersembunyi itu, katanya, yang membuat pernyataan Gatot Nurmantyo menjadi ramai dibicarakan publik.

“Pernyataan Pak Gatot itu menjadi rame justru bukan karena pernyataannya.

Karena ada makna explicit-nya, kalau saya diganti gara-gara pemutaran film G30S/PKI, maka Presiden itu tidak suka kebijakan saya terkait pemutaran film,” ucap dia.

Jazilul Fawaid menuturkan, pernyataan itu yang kemudian menjadi polemik sehingga menimbulkan dugaan.

Salah satunya adalah dugaan Gatot Nurmantyo sedang bermain politik karena ingin mencalonkan diri pada pilpres 2024 mendatang.

Di samping polemik tersebut, Jazilul Fawaid menilai hal yang terpenting adalah agar tidak melupakan sejarah bangsa.

Ia mengingatkan agar jangan sampai peristiwa serupa terulang kembali.

“Peristiwa G30S/PKI ini peristiwa yang juga terkait dengan peristiwa kelam di bangsa ini.

Jangan terulang kembali atas nama aliran apapun termasuk komunisme, atau aliran lain yang dapat merusak,” tuturnya.

 Prediksi Susunan Pemain & Live Streaming RCTI AS Roma vs Juventus, Jangan Remehkan Duet Dzeko-Pedro

Sebelumnya, lewat kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa pergantian jabatannya sebagai Panglima TNI berkaitan dengan instruksinya untuk memutarkan film G30S/PKI.

"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI.

Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu.

Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube, Rabu (23/9/2020).

"Saya bilang, 'Terima kasih', tapi justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya, dan benar-benar saya diganti," kata Gatot.

Pernyataan Gatot tersebut telah dibantah oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian.

"Kalau untuk itu kan karena memang sudah masa jabatan Pak Gatot sudah selesai dan memang sudah waktunya pergantian rutin pimpinan TNI.

Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemutaran G30S," kata Donny saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).

"Jadi saya kira terlalu jauh dan agak kebablasan mengaitkan antara pemutaran film G30S dengan pencopotan beliau," ucap Donny.

Peristiwa Kelam Bangsa Bisa Terulang

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) yang dimotori oleh Din Syamsuddin.

Salah satunya karena dia tidak ingin Pancasila diganti lewat kebangkitan Partai Komunis Indonesia atau PKI gaya baru. Karena itu, dia mengaku bangkit untuk melawan hal tersebut.

 Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Akhir September, Tersisa 2 Juta Penerima, Cek Nama

 Rincian Kekayaan Putra Sulung dan Menantu Jokowi Dibeber KPK, Bobby Lebih Kaya, Gibran Punya Utang

• Salah Satunya Harus Cek Ulasan Produk, Ini Cara Aman Beli Barang Elektronik Secara Online

• Bayi Mungil Ditemukan di Teras Rumah Warga Balikpapan, Soal Adopsi Tunggu Proses Penyelidikkan

"Saya bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI untuk menjaga jangan sampai Pancasila diganti," kata Gatot Nurmantyo dikutip Kompas TV dari kanal Youtube Hersubeno Arief pada Jumat (25/9/2020).

Selain PKI gaya baru, Gatot Nurmantyo mengingatkan soal Rancangan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dianggapnya sangat berbahaya.

Menurut dia, jangan sampai RUU HIP dibahas dan ditetapkan sebagai Undang-undang.

Pasalnya, kata dia, itu akan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gatot Nurmantyo menilai jika sampai RUU HIP disahkan menjadi undang-undang, bukan tidak mungkin bakal terjadi pertumpahan darah.

"Saya yakin peristiwa kelam akan berulang apabila RUU HIP ini diketok menjadi UU," kata Gatot.

Karena itu, Gatot rela mati-matian dan menyatakan dirinya konsisten menjaga NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Hal tersebut sebagaimana sumpah yang pernah diucapkannya pada 1982.

"Saya secara pribadi pada 1982, pernah bersumpah di atas Al-Qur'an yang intinya bahwa saya akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," kata Gatot.

Menurut mantan Pangkostrad itu, sumpah yang diucapkannya akan tetap dia bawa walaupun sudah tidak aktif lagi sebagai prajurit TNI.

Gatot Nurmantyo menilai, sumpah prajurit tersebut bukan hanya sekadar janji, tetapi lebih dari itu.

Ia merupakan sebagai pertanggungjawabannya sampai di akhirat nanti.

"Sudah pensiun pun saya masih punya tanggung jawab atas sumpah ini. Sampai kapan? Sampai saya masuk liang kubur pun, sumpah itu saya pegang," ucap Gatot.

 Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 10 Segera Tutup, Muncul Bocoran Gelombang 11, Cek Cara Daftar

"Sebab, sumpah itu akan ditanyakan Sang Khalik, apa yang kamu lakukan atas sumpah ini."

Dengan alasan hendak menjaga sumpahnya inilah, Gatot kemudian memutuskan bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wakil Ketua MPR Duga Gatot Nurmantyo Ingin Calonkan Diri Jadi Presiden", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/27/18231871/wakil-ketua-mpr-duga-gatot-nurmantyo-ingin-calonkan-diri-jadi-presiden?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved