Usaha Ditutup, Ketua Forum PKL Minta Pemkot Samarinda Beri Perhatian buat Pedagang Tepian Mahakam

Pemkot Samarinda menutup usaha cafe dan angkringan di Kawasan Citra Niaga, termasuk kawasan Tepian Mahakam sebagai upaya memutus mata rantai penularan

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Tempat yang biasa digunakan para PKL Tepian Mahakam berdagang pada saat senja hingga malam hari, tepatnya di Jalan Gajah Mada, Samarinda, tampak sepi. Kini para pedagang diminta tutup untuk sementara karena angka Covid-19 yang mengalami peningkatan. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Pemkot Samarinda menutup usaha cafe dan angkringan di Kawasan Citra Niaga, termasuk kawasan Tepian Mahakam sebagai upaya memutus mata rantai penularan covid-19.

Kondisi ini berdampak pada pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Tepian Mahakam Samarinda.

Dampak ekonomi akibat penutupan ini tentu menghantam mereka. 

Tidak hanya pengunjung angkringan dan cafe di kawasan Citra Niaga saja yang merugi karena dampak penutupan sementara yang diberlakukan Pemerintah Kota Samarinda.

Para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di sekitar Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur juga ikut terdampak.

Tepian Mahakam memang jadi salah satu obyek menarik, pengunjung yang berada di sana, sangat menikmati indahnya Kota Tepian dan hembusan angin sepoi-sepoi di pinggir Sungai Mahakam.

Namun, kondisi pandemi Virus Corona ( covid-19 ) memang memaksa para PKL di Tepian Mahakam juga terkena imbas.

Kebijakan Pemkot Samarinda yang memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan layanan pesan antar juga tak berdampak pada perputaan ekonomi para PKL.

TribunKaltim.co sempat menemui Ketua Dewan Penasihat Ikatan Pedagang Tepian Mahakam, Bambang Prasetya pada Minggu (27/9/2020) pagi.

Bambang bercerita banyak awal kisah bagaimana sampai mendirikan komunitas yang menaungi para PKL di Tepian Mahakam ini.

Di workshop kerajinan miliknya jalan Kadrie Oening, kota Samarinda, ia menghentikan sejenak kegiatannya mengamplas kayu ketika kedatangan reporter TribunKaltim.co.

Dia sedang membuat kerajinan kayu seperti meja, kursi, gantungan dan pernak-pernik.

Bambang bercerita sekitar 2007 silam ia didorong oleh beberapa tokoh politik di Kaltim yang tak mau ia sebut namanya (karena sedang suasana Pilkada), untuk mendirikan komunitas PKL yang menaungi seluruh pedagang di Samarinda, bahkan Kaltim.

"Sekitar tahun 2000-an silam itu, sudah lama sekali. Saat itu Ikatan Pedagang Tepian Mahakam saya sebagai ketua hingga beberapa tahun. Saat ini saya ketua tapi lingkup Kaltim, yaitu Ketua Forum Pedagang Kaki Lima Kaltim, tujuannya agar para pedagang terakomodir," tuturnya.

Polemik yang saat ini muncul, menurutnya, karena wabah covid-19 yang sedang terjadi, mau tidak mau harus diakui.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved