Pilkada Kukar
Pilkada Kukar 2020, Partai Solidaritas Indonesia Dukung Edi Damansyah-Rendi Solihin, Ini Alasannya
DPW Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Timur ( PSI Kaltim ) menyatakan sikap politiknya dengan mendukung pasangan calon atau Paslon
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – DPW Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Timur ( PSI Kaltim ) menyatakan sikap politiknya dengan mendukung pasangan calon atau Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah - Rendi Solihin dalam Pilkada Kukar.
Paslon tersebut dinilai berpihak pada generasi milenial. Pada Minggu, (27/9/2020) kemarin, Ketua DPW PSI Kaltim Novita Rosalina dan Ketua Bapilu PSI Kaltim Tino Rindengan menggelar silaturahmi dengan Edi Damansyah -Rendi Solihin.
Pertemuan digelar di markas pemenangan Edi-Rendi, di Jalan Arwana, Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Para pimpinan PSI Kaltim tak sekedar menyampaikan saran, melainkan juga apresiasi terhadap kepemimpinan Edi Damansyah saat menjabat Bupati Kukar.
Novita pun mengaku siap, jika kedepannya turut dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk membangun Kukar. Terutama dalam hal keterlibatan generasi milenial yang menurutnya sangat potensial.
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Sementara itu, Tino menyebut, selama ini figur Edi Damansyah sudah menjadi contoh pemimpin yang tidak mendiskriminasi kaum milenial saat menjabat sebagai kepala daerah.
Hal itu sudah diamati PSI Kaltim jauh-jauh hari. Bahkan ketika Edi Damansyah menjabat sebagai Sekkab Kukar.
Termasuk pilihannya menentukan Rendi Solihin sebagai Cawabup Kukar. Kepemimpinan Rendi Solihin diharapkan bisa menjadi salah satu penyemangat bagi kaum milenial untuk bisa berkontribusi untuk Kutai Kartanegara.
"Kami melihat itu jauh-jauh hari, banyak kegiatan-kegiatan anak muda tidak cuma seremonial tapi yang sifatnya sangat nyata. Pak Edi dan Rendi menunjukkan keberpihakannya kepada generasi milenial di Kukar," tambah Tino.
Dirinya pun merasa senang dan bangga atas dilaksanakannya keterbukaan Informasi publik yang bisa diakses dengan bebas. Maka wajar kata dia, jika Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah bertabur banyak penghargaan.
Tak hanya potensi sumber daya alam, ia pun menegaskan jika selama ini Kabupaten Kukar kaya akan sumber daya manusia. Untuk memaksimalkan banyak potensi di Kukar, menurutnya menjadi alasan bagi Kukar untuk mengembangkan Kukar.
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
"Negara yang ingin maju pesat potensi potensi sumber daya manusianya, justru bukan tergantung pada sumber daya alam saja. Nah, pasangan ini sudah jelas berpihak pada generasi millenial bukan dalam konteks selebrasi atau acara-acara seremonial saja, tapi juga yang lainnya," lanjutnya.
Terkait menyatunya dukungan partai kepada Edi-Rendi dalam Pilkada Kukar, Tino berpendapat hal tersebut sangatlah wajar. Ia pun ingin menyampaikan narasi yang objektif kepada publik, bahwa hal tersebut bukan karena faktor dikotomi, tetapi karena faktor kinerja yang sudah teruji dan terbukti.
"Semoga tidak lagi milenial itu dianggap sebagai penghibur atau sebagai kosmetik bagi para sebagian pihak. Sehingga keberadaanya benar-benar bisa dilibatkan," tutup Tino.
Mendapat Pesan dari YM Adji Ratu Aida Amidjoyo
Mengawali hari pertama masa kampanye di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kutai Kartanegara (Kukar), pasangan calon (Paslon) tunggal Edi Damansyah dan Rendi Solihin (Edi-Rendi) mengunjungi kediaman YM Adji Ratu Aida Amidjoyo yang merupakan ibunda dari Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, YM Sultan Adji Mohammad Arifin.
Kunjungan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (26/9/2020) sekitar pukul 10.00 Wita di kediaman Ibunda Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Jalan S. Parman samping Telkom Tenggarong, Kukar Provinsi Kalimantan Timur.
Setibanya di kediaman, Paslon Edi Damansyah - Rendi Solihin langsung menyapa dan bersalaman dengan ibunda Sultan tersebut.
Suasana hangat pun terasa saat Edi dan Rendi berbincang dengan ibunda sultan yang akrab disapanya “Datu” tersebut guna meminta izin dan meminta restu dalam keikutsertaannya di Pilbup Kukar tahun 2020 ini.
“Kami berdua memohon doa datu tadi dengan sultan juga,” ujarnya.
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
Lanjut dia, kunjungannya tersebut juga untuk meminta doa agar proses perjalanan, khususnya 70 hari kedepan dapat melaksanakan sosialisasi ke masyarakat dengan baik.
“Minta doa juga semoga tetap diberikan kesehatan. Seputar itu tadi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam perbincangan tersebut, datu menitipkan pesan kepadanya dan pasangannya yakni Rendi untuk menjaga kesehatan, menjaga hubungan baik, serta jika terpilih agar dapat menjalankan tugas dengan baik.
Baca Juga: Pria di Tulungagung yang Dikenal Sering Membuat Resah, Dikeroyok Warga Hingga Tewas
Baca Juga: Hasil Rapat Pleno, Inilah Nomor Urut Peserta Cabup Cawabup Kutim dalam Pilkada Serentak 2020
“Beliau juga meminta nanti tetap urusi masyarakat Kutai Kartanegara dengan baik. Itu yang dipesankan dato tadi kepada kami,” tutur Edi.
Diketahui, tak hanya melakukan silaturahmi ke Ibunda Sultan, paslon Edi-Rendi juga melakukan silaturahmi ke kediaman sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan ke Kampung Kutai Bensamar Tenggarong.
Calon Edi Damansyah Minta Restu Orangtua
Kedua mata Kurdiah tak henti menatap Rendi Solihin. Tangannya mengelus punggung sambil mencium kening anak bungsunya. Siapa sangka, Rendi Solihin yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang, kini tumbuh dewasa sebagai calon Wabup Kukar.
Hari itu, politisi Golkar tersebut meminta doa dan restu untuk maju sebagai Calon Wabup Kukar. Tak hanya sang ibu, juga tampak Ayah Rendi Solihin yang akrab disapa Haji Abu, ikut memberikan restu. Rasa haru biru itu pun mengiringi momen tersebut.
Tak sekedar mencium tangan dan wajah kedua orangtuanya, Rendi Solihin memeluk erat tubuh orang yang membesarkannya dengan kasih sayang itu. "Sukses terus nak, kami kasih restu. Baik-Baik dalam tugas," ucap Haji Abu kepada Rendi.
Sebelum air mati jatuh di pipi, Kurdiah cepat-cepat mengusap matanya sambil tersenyum. Ia mengaku tak menyangka anaknya itu, sedang bersiap untuk diberi tanggung jawab yang tak biasa.
Kurdiah mengatakan bahwa Rendi Solihin tak memiliki makanan favorit di rumah. Seolah menandakan jika Rendi menjadi sosok yang sederhana dan tak pernah menyulitkan orangtua.
Baca juga; Ronald Koeman Merasa tak Berdaya di Barcelona, Dikabarkan mulai tak Betah Latih Lionel Messi dkk
Baca juga; Calon Tunggal, KPU Sebut tak Ada Pencabutan Nomor Urut di Pilkada Kukar, Hanya Pengundian Tata Letak
Tak sekedar menyampaikan rasa bangga, Kurdiah juga turut mengingatkan Rendi agar bekerja dengan tulus dan ikhlas. Ia juga meminta Rendi agar bekerja tanpa melanggar aturan. "Jangan korupsi, patuhi aturan," kata Kurdiah kepada anak bungsunya itu.
Momen tak terlupakan pun ia ceritakan dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, ketika Rendi Solihin yang nyaris dilahirkan di atas pesawat. Peristiwa itu terjadi pada Hari Jumat, 11 Oktober 1991. Saat menumpang pesawat Bouroq Indonesia Airlines dari Balikpapan menuju Sulawesi.

Tanda-tanda kelahiran sudah terlihat. Kurdiah pun diminta oleh awak pesawat untuk dievakuasi di kursi pesawat yang lain. Hingga akhirnya, Rendi Solihin kecil, diberikan kesempatan untuk tetap hidup sehat sesampainya di tanah Sulawesi.
"Kalau ingat itu, saya terharu sekali melihat anak saya ini. Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang," imbuhnya.
Senada, Haji Abu memiliki kenangan lain dengan anaknya itu. Ketika Rendi Solihin masih duduk di bangku SD, Rendi sempat disapa Bupati Kukar Syaukani HR saat berkunjung ke rumahnya di Kuala Samboja. Haji Abu ingat betul, jika Syaukani kala itu menyebut Rendi Solihin akan menjadi bupati di masa akan datang.
"Pak Syaukani dulu sering ke rumah. Dia bilang, kamu nanti jadi bupati yah nak," ujar Haji Abu menceritakan momen kala itu.
Momen tersebutlah yang membuat Rendi Solihin sempat bercita-cita ingin menjadi kepala daerah. Ia pun mengaku menjadi salah satu yang mengidolakan Syaukani HR.
Rendi pun mengatakan, momen meminta restu kali ini menjadi patahan sejarah paling penting dalam hidupnya. Doa restu semacam ini, pernah ia rasakan ketika ia hendak meminta doa restu sebelum menikah.
Baca juga; Fenomena Kotak Kosong di Pilkada Kukar dan Balikpapan, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Beri Tanggapan
Baca juga; Meski Tak Lolos Pendaftaran Sebagai Peserta Pilkada Kukar, AYL Hadapi dengan Senyum
"Saya meminta doa dan restu bapak ibu saya berkenaan dengan rencana kampanye yang dimulai besok. Kita-kita yang muda ini kalau sudah mendapatkan doa dan restu orang tua rasanya lega. Alhamdulillah sekarang sudah lega dan mantap melangkah ke depan. Semoga semua lancar amin," kata Rendi.
Tak hanya Rendi, Edi Damansyah pun turut menjalani ritual yang sama. Di hari yang sama, sang petahana yang meminang Rendi Solihin maju di Pilkada Kukar turut meminta restu orangtuanya. Orangtua Edi Damansyah bahkan berkali-kali berbisik ke telinga Edi. Seolah menyampaikan banyak pesan yang tersirat, untuk mendampingi tugasnya di masa akan datang.
"Agama memerintahkan kita semua untuk menghormati orangtua kita semua. Jadi saya memang selalu minta doa ibu saya terutama setiap mau menjalankan rencana-rencana. Jadi besok kan saya dan om Rendi sudah mulai kampanye, saya memohon doa restu dari orang tua supaya semuanya lancar dan baik," kata Edi Damansyah.
(Tribunkaltim.co/Aris Joni dan Sapri)