Bencana Longsor Tarakan
Bencana Tanah Longsor di Tarakan Kaltara, 2 Rumah Jadi Sasaran Karya Bakti Korem 092 Maharajalila
Korem 092 Maharajalila turut berduka atas bencana tanah longsor di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara
Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Korem 092 Maharajalila turut berduka atas bencana tanah longsor di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ) yang menelan korban jiwa hingga 11 orang.
Hal ini disampaikan langsung oleh Danrem 092 Maharajalila, Brigjen TNI Suratno saat meninjau lokasi tanah longsor.
Diketahui sebanyak 25 personel Kodim 0907 Tarakan yang ditugaskan untuk membantu pengevakuasian korban bencana alam kemarin, Senin (28/9/2020).
"Saya langsung perintahkan Dandim (0907/Trk) untuk menurunkan personel, " ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Selasa (29/9/2020).
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
Hari ini dilanjutkan pembersihan lokasi bencana tanah longsor.
"Saya juga sampaikan kepada Dandim untuk minta kepada pemerintah kota dalam hal ini Walikota Tarakan, dr Khairul," tuturnya.
Hal ini untuk dilaksanakan karya bakti bersama-sama masyarakat.
Baca Juga: DPRD PPU Sampaikan Pandangan Umum Fraksi Atas APBD Penajam Paser Utara Tahun 2020
Baca Juga: Jadwal Liga 1 2020, Live Indosiar, Ada Madura United vs Borneo FC, Barito Putera vs Persebaya
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini, 29 September 2020, Tengah Malam Hujan, Arah Angin dari Barat
"Mendirikan kembali rumah yang roboh ini," ucapnya.
Hal ini tentu sebagai upaya meringankan beban para korban bencana tanah longsor di Bumi Paguntakan, julukan Kota Tarakan.
Terlebih ada satu orang korban yang tinggal sendiri semata wayang karena orang tua dan adiknya tewas akibat tanah longsor ini.
"Jadi ini ada 2 rumah (bakal menjadi sasaran karya bakti), dua-duanya kami akan bantu untuk membangun bersama-sama pemerintah kota," Sebutnya.
Evakuasi Korban Butuh 6 Jam
Berita sebelumnya. Kasi Ops Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tarakan (PMK Tarakan), Irwan mengakui kesulitan saat melakukan evakuasi terhadap korban karena medan tanah longsor yang juga sulit.
"Kendala dan kesulitan pasti ada karena cuaca hujan dan gelap," ujar Irwan kepada Tribunkaltara.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (29/9/2020).
Meski begitu, ia selalu mengutamakan keselamatan petugas. "Sebelum mengevakuasi korban, kita pelajari dahulu situasi sekitarnya," tuturnya.
Diketahui, PMK Tarakan sudah berada di lokasi longsor sejak Senin (28/9/2020) pukul 01.45 Wita.
Kebetulan lokasi longsor tak jauh dari lokasi laporan banjir dari seorang warga sehingga tak perlu waktu lama menuju lokasi tanah longsor di Kelurahan Karang Anyar.
Musibah tanah longsor tak hanya satu lokasi sehingga PMK Tarakan pun membagi kelompok agar semua lokasi tanah longsor dapat terjamah. "Jam 05.30, kita balik ke markas," ujarnya.
Tak berhenti di situ, sesampai di markas, pihaknya kembali menerima laporan kejadian kebakaran.
Seusai tugas memadamkan kebakaran, PMK Tarakan langsung kembali ke lokasi longsor untuk melaksanakan pembersihan sisa-sisa lumpur.
"Sudah selesai. Semua personel dikerahkan, kecuali yang piket di markas, sektor barat, dan sektor utara," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 warga menjadi korban tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Kota Tarakan, Senin (28/9/20) kemarin.
Dari 14 korban tersebut, 11 diantaranya meninggal dunia dan 3 korban lainnya selamat dari maut.
Amiruddin, Kepala Basarnas Tarakan mengatakan, 11 korban jiwa yang meninggal dunia terdiri dari 4 lokasi yang berbeda.
Lokasi pertama yakni di Kelurahan Juata Permai dengan jumlah korban 7 orang, 4 di antaranya meninggal dunia.
"Tiga korban selamat, satu korban yang selamat ini masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan," ucapnya.
Selanjutnya, lokasi kedua yakni Kelurahan Kampung 1 Skip, terdapat 3 korban yang dievakuasi, namun tak terselamatkan.
Baca juga: Di Mata Najwa, Najwa Shihab Jadi Halu, Bicara dengan Kursi Kosong, Terawan Menkes Paling Low Profile
Baca juga: Ibu dan Anak di Pontianak Tewas Terkapar di Lantai Rumah, Korban Terima Ancaman Dibakar dan Dibunuh
Lokasi ketiga di daerah Gunung Selatan, di mana terdapat 3 korban meninggal dunia yang merupakan 1 keluarga.
Lokasi keempat berada di Kelurahan Karang Anyar Pantai. Di lokasi ini ada satu korban yang dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.
"Kami memang sudah dapat warning dari BMKG, menginfokan bahwa tanggal 27 sampai 29 September itu akan terjadi anomali cuaca yang sangat ekstrem," jelasnya.
Amiruddin menuturkan, struktur tanah di lokasi kejadian longsor ini rawan sekali untuk terjadinya longsor.
"Pada pukul 02.00 dini hari terjadi pergeseran dan menimpa rumah-rumah warga yang berada di 4 kampung ini," ucapnya.
Antisipasi Curah Hujan Tinggi
Hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi di wilayah Kalimantan Utara beberapa hari kedepan.
Guna mengantisipasi hal itu, Walikota Tarakan dr Khairul meminta warga korban tanah longsor di sejumlah wilayah yang ada di Kota Tarakan untuk dievakuasi.
"Langkah pertama dalam situasi kondisi begini, hujan deras, curah hujan tinggi, daerah-daerah yang rawan (longsor) kita minta dievakuasi dulu. Jadi jangan dulu ditempati rumahnya," ujar dr Khairul, Selasa (29/9/2020)
Langkah kedua, pihaknya berencana untuk membuat turap-turap sederhana di lokasi rawan longsor.
Baca Juga:UPDATE Musibah Tanah Longsor di Kota Tarakan, Sampai Saat Ini Sudah 13 Korban Jiwa
Baca Juga:Tanah Longsor di Tarakan, 6 Korban Meninggal Dunia Termasuk Pasangan Suami Istri
"Itu sudah pernah dilakukan dibeberapa tempat dulu dan katanya cukup berhasil. Itu yang saya minta tolong direncanakan secara sistematis, terstruktur dan masif, " Jelasnya.
Alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini juga mengimbau warga, untuk tidak membangun bangunan di daerah-daerah yang memiliki kemiringan di atas 30 drajat.
"Kondisi cuacanya begini, kita sarankan untuk mengungsi dulu sampai nanti betul-betul kondisinya membaik lagi," terangnya.
Pria kelahiran 1964 ini juga mengatakan, penghijauan lahan mesti dilakukan kembali terutama hutan-hutan di daerah miring.
"Tadi malam sudah kita diskusikan bagaimana planingnya untuk mencegah longsor berikutnya. Tapi kan kalau dipakai lagi untuk membangun ya nanti akan kejadian (tanah longsor) lagi," tutupnya.
(Tribunkaltara.com/Risnawati)