Penanganan Covid
Pasien Covid-19 Dilarang Dikucilkan, Syarat Harus Ada Support System
Pernah menjalani proses Karantina selama lebih dari 100 hari, akhirnya hasil swab Ara Wiraswara baru dinyatakan negatif.
Satu yang sangat ia syukuri, keluarga kecilnya tidak ikut terpapar covid-19 karena ia dan keluarga sangat memperhatikan protokol kesehatan di rumah.
Menurutnya dukungan atau support system dari keluarga, kerabat, maupun masyarakat sangat dibutuhkan bagi pasien covid-19.
Ketika berbagi cerita dengan pasien covid-19, rata-rata mereka memiliki cerita yang sama dengan apa yang dialaminya.
Para survivor covid-19 juga merasa sendiri, merasa dikucilkan sahabat, keluarga ataupun tetangga.
"Saya berpikir teman-teman mantan penderita covid-19 punya cerita yang khas dan perjuangan yang luar biasa," tutur Ara.
Baca Juga: Jadwal Penerapan Sanksi Tidak Pakai Masker di Samarinda, Pelanggar akan Disidang Yustisi
Baca Juga: Masih Zona Orange covid-19, Jam Malam di Balikpapan Masih Berlaku
Baca Juga: Cara Bikin Tubuh Tetap Bugar Selama WFH Kala Pandemi Corona ala Lembaga Anti Doping Indonesia
Hal ini yang membuatnya berinisiatif membuat gerakan Teman lawan covid-19 (Temanco), untuk membantu memberikan dukungan kesehatan mental bagi para survivor covid-19.
Ia berharap pengalamannya sebagai penyintas covid-19 dapat membantu pasien covid-19 yang masih berjuang untuk pemulihan.
"Jika diceritakan ulang pada pasien covid-19, siapa tau ini jadi salah satu stimulan untuk meningkatkan imunitas mereka," pungkasnya.
Sekiranya ada 35 relawan di Temanco yang masing-masing menghandle satu pasien covid-19 berbagi cerita atau menemani pasien saat berjuang sembuh dari covid-19
Para survivor covid-19 bekerja memulihkan psikis pasien covid-19 sebagai teman curhat.
Temanco juga berupaya memberikan dukungan ekonomi bagi pasien covid-19 yang tidak mampu, serta memberikan edukasi bagi masyarakat agar tidak mengucilkan pasien covid-19.
Menurutnya masyarakat perlu ambil peran menjadi support system bagi penyintas covid-19 di lingkunganya.