Demo Tolak Omnibus Law
Meliput Demo Tolak UU Cipta Kerja di Tarakan Kaltara, 2 Wartawan Kena Semprot Water Canon
Dua wartawan di Kota Tarakan Kalimantan Utara jadi korban water canon dalam aksi tolak Undang-undang Cipta Kerja.
Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Dua wartawan di Kota Tarakan Kalimantan Utara ( Kaltara ) jadi korban water canon dalam aksi tolak Undang-undang Cipta Kerja yang disahkan DPR RI pada 5 Oktober 2020.
Kejadian tersebut bermula saat dua wartawan ini berada di atas pagar kantor DPRD Tarakan guna mengambil visual.
Reporter kontributor TVRI Kaltim, Arif Rusman mengatakan cukup kaget mendapat serangan water canon.
Sehingga dia bersama fotografer sebuah media lokal, Ifransyah, terpental jatuh dari pagar setinggi 2,5 meter.
Baca Juga: Serikat Buruh Bersama DPR Bentuk Tim Perumus RUU Cipta Kerja
Baca Juga: Buruh Menolak Keras Sistem Kejar Tayang RUU Cipta Kerja yang Dipaksakan Pemerintah dan DPR
"(Pergelangan tangan kiri) nggak patah, cuma terkilir saja. Tadi nggak bisa menggenggam, tapi sekarang sudah mulai bisa menggenggam," ujarnya, Rabu (7/10/20)
Diketahui kepalanya juga mengalami benturan kecil. Setelah insiden itu, ia pun langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukan perawatan.
"Sempat ke RS AL (Ilyas Tarakan) kemudian diarahkan ke RSUD Tarakan, cuma akhirnya teman-teman menyarankan berobat secara tradisional," terangnya.
Diketahui perawatan yang dilakukannya menggunakan biaya pribadi. "Rp 100 Ribu," tutup dia.
Massa Berteriak DPR Tipu-tipu
Respon terhadap UU Cipta Kerja masih terus menghangat, satu di antaranya di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, terjadi aksi demonstrasi yang intinya kontra pada UU Cipta Kerja.
Demonstrasi turun ke jalan, menyatakan tidak setuju dengan keberadaan UU Cipta Kerja. Kali ini gedung Walikota Tarakan dan DPRD Tarakan jadi titik kumpul unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa berujung panas. Ada aksi dorong-dorongan, berusaha untuk mendobrak pintu gerbang gedung DPRD Tarakan.
Pantauan TribunKaltim.co di lokasi kejadian unjuk rasa, terdengar teriakan massa pun terdengar ada yang berteriak. "DPR tipu-tipu!,"