Tidak Bisa Dilewati Ranmor Roda 4, Warga Sungai Kapih Samarinda Harapkan Jembatan yang Lebih Layak
Sebelum persimpangan Jalan Tatako Kelurahan Sungai Kapih setiap pengendara khususnya roda dua harus mengurangi gas sepeda motornya.
Penulis: Nevrianto | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perjalanan melintasi jalan HM Saleh Arsyad harus ekstra hati-hati.
Sebelum persimpangan Jalan Tatako Kelurahan Sungai Kapih setiap pengendara khususnya roda dua harus mengurangi gas sepeda motornya.
Karena jembatan kayu di atas aliran sungai rusak, Selasa (6/10/2020).
Warga RT 24 Kelurahan Sungai Kapih, Yanti mengutarakan kondisi Jembatan jalan HM Saleh Arsyad tak bisa lagi dilewati kendaraan roda 4.
Itu setelah ada truk melintas membawa batu padas, yang menimbulkan kerusakan pada bagian jembatan.
"Biasanya jembatan memang bisa dilewati kendaraan roda 4 , namun dengan muatan tidak dibolehkan.
Dulu kejadiannya sore hari sekitar pukul 17.00 WITA," ujarnya.
Baca juga: Hari Ini Aliansi Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Tolak Omnibus Law di Samarinda, Sasarannya DPRD Kaltim
Baca juga: Siswa SMK Rencana Ikut Aksi Tolak Omnibus Law di DPRD Kaltim, Ini Kata Humas Aliansi Mahakam
Ada truk membawa batu padas melintasi jembatan sehingga rusak , saat kejadian muatan batu langsung diturunkan.
Beruntung selamat truk dan supirnya hanya saja jembatan kayu rusak.
Lurah Sungai Kapih, Edi membenarkan kerusakan jembatan.
"Betul jembatan Sambutan ini rusak setelah dilewati truk bermuatan batu padas. Jembatan tersebut kondisinya memang sudah tidak layak untuk dilewati kendaraan roda 4," ujar Edi.
"Dulu pemerintah sudah akan memperbaiki yang lebih permanen akan tetapi ada kendala mengenai uang penggantian bangunan yang terkena dampak pembangunan jembatan tersebut," katanya.
Edi melanjutkan untuk saat ini jembatan tersebut hanya bisa dilewati kendaraan roda dua dengan kondisi yang sederhana dan bisa membahayakan bagi pengendara kalau tidak hati hati.
"Kami sudah tindaklanjuti dan sudah kami usulkan dalam Musrenbang tingkat. kecamatan, serta masuk skala prioritas," kata Edi
"Kemudian kami juga membuat surat permohonan perbaikan ke Dinas PUPR Kota Samarinda, ke DPRD Kota Samarinda dan ke DPRD Provinsi Kaltim. Anggota DPRD Provinsi Kaltim sudah meninjau ke lapangan,"ujarnya.
Ketua RT 24 Kelurahan Sungai Kapih Muhtar Santoso mengutarakan perihal kerusakan jembatan kayu berusia lebih dari 40 tahun tersebut.
"Betul ada truk bawa batu padas untuk membuat drainase Jalan Haji Saleh Arsyad , sudah dikasih tau warga agar tak lewat jembatan kayu," katanya.
"Malah supirnya tak dengar langsung terus jalan akibatnya kedua ban belakang terperosok di ujung, jembatan," katanya.
"Kerusakan parah tampak di bagian gelagarnya makanya tak dapat dilewati truk bermuatan. Sebelum rusak masih bisa dilewati mobil dan truk tanpa muatan,"ujarnya.
Baca juga: Kota Tarakan jadi Pilot Project Penukaran Minyak Jelantah dengan Emas, Hitungan Minimal Rp 10.000
Baca juga: Sempat Lawan Petugas, Seorang Pengedar Narkoba Tewas Ditembak, Sembunyikan Sabu di Filter Oli
Muhtar Santoso bersama warganya telah mengupayakan untuk meminimalisir kerusakan jembatan yang dibuat sejak zaman penjajahan Jepang itu.
"Jembatan ini sudah lebh dari 60 tahun sejak zaman penjajahan Jepang, dulunya dibuat dikerjakan oleh rakyat Indonesia," ujarnya.
Kondisi bagian tengah jembatan diganjal pakai ulin tapi karena kondisi sudah lama jadi tak tahan dilewati truk bermuatan.
Supir truk yang mengakibatkan kerusakan jembatan atas inisiatif pribadi telah mengeluarkan dana sekitar Rp 25 juta, kemudian Rp 5 jutanya untuk evakuasi truk .
Saat kejadian langsung ditangani Bhabinkambtibmas Polsek Ilir. dan Babinsa TNI.
"Harapan kita semoga segera dibangun karena jalur menghubungkan sekolah dari SD, SMP, SMK Pondok Pesantren, juga jalan alternatif ke pulau atas Sambutan," ujarnya.
(Tribunkaltim/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)