Warga Desa Budaya Pampang Terpesona Batik Baqa, Bisa Berkolaborasi Mengangkat Kunjungan Wisata 

Owner Atiqna Batikn Silvi Vidiarti, Selasa (20/10/2020) malam menuturkan, ia memulai usaha batik sejak 3 tahun lalu dengan motif buah baqa buah bolok

Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
BATIK BAQA KHAS SAMARINDA-Pengelola wisata Kaltim mengunjungi pembuatan batik khas motif Buah Baqa, Buah Bolok dan lainnya Khas di Atiqna Batik Jalan Pramuka Samarinda Ulu.Selama Pelatihan Inhouse Training 19 sampai 21 Oktober Pembuatan rilis dan videografi peserra eajib membuat karya rilis dan video. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

"Saya banyak belajar dari tempat wisata yang kita kunjungi.Dari pelatihan ini bisa belajar bagaimana membuat rilis berita, kita belajar edit video dari setiap destinasi yang kita kunjungi 

Sebab selama ini saya sudah suka postong Foto sudah buat dan keterangan foto singkat.Rilis dan video baru kali ini belajar unti membuatnya karena sampai tadi malam kita wajib menyerahkan video dan rilis perjalanan sekebalinya di di hotel Swiss belhotel Samarinda Jalan Mulawarman,"tuturnya.

Pelatihan di bidang parieisata menurut Irene harus diperjuangkan meskipun ada kendala di masa covid 19 atau diluar masa pandemi covid 19 memgenai dana.

"Saya rasa  kawan kawan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kawasan daerah dipedalaman belum terjangkau mereka harus juga ikut pelatihan.Mungkin karena terbatas dipendanaan maka tak didatangkan.

Untuk batik Batik aaaya terpesona san bagus sebagai wisata edukasi belajar . Karena selama menangani Desa Wisata Budaya Pampang di Samarinda Utara saya banyak dan sering menerima peetanyaan soal batik khas dengan motif buatan Samarinda dan harapannya bisa meningkatkan kunjungan wisata," ungkapnya.

Baca Juga: Pelatihan Videografi di Samarinda, Pengelola Pantai Panrita Lopi Kukar Bisa Dongkrak Promosi Wisata

Baca Juga; KONI Kaltim Gelar Pelatihan BImbingan Teknis Pelatih PON XX Papua, Ini Tujuannya

Baca Juga: Pelatihan PTT & Pola Tanam Hazton, Kepala KPwBI Kaltara Sebut Bulungan Penyangga Komoditas Kaltara

Irene menyadari sesama pengelola destinasi tak harus selalu berkompetisi.

"Sebenerya boleh berkompetisi tapi perlu kolaborasi dan bersinergi.di tempay saya ga ada pembuatan batik. Maka saya bisa arahkan setiap tamu yang ingin dan terrtarik batik khaa Samarinda kini bisa aaya arahkan ke Atiqna BatiknJalan Pramuka Samarinda Ulu, dan gerus terag saya juga  baru tau tempatnya,"katanya.

Tamrin peserta dari Daerah Tujuan Wisata (DTW) Bukit Bangkirai Kecamatan Samboja Kabupaten Kertanegara terkesan dengan seni batik.

"Saya sudah pernah meninjau seni batik di pulau Jawa.Dari beberapa motif ada nilai historisnya.Misal tanaman khas di Samarinda tanaman ulin, buah bolok, Baqa sebagai pondasinya. Ada kolaborasi nuansanya Ulin bisa unuk pondasi historisnya dan kita belum tahu sebelumnya.

Kemudian daun tahongai historisnya ada di Kalimantan namanya Tahongai sebagai obat kanker. Cerita melalui gambar motif batik menurut saya itu bisa abadi karena  budaya di Indonedia sangat kaya . Motif batik Kalimantan beda, motif  Sulawesi beda, motif jawa  jeabeda.

Misalnya  motif batik kawung itu historinya karena komunitas gotong royong di pulau jawa," jelasnya.

 Kalau di Kalimantan lebih condong motif batik ke arah  Flora Fauna.

"Karena dianggap lambang kekuatan maupun lambang keabadian.

Misalnua buah kayak apa menginformasikan tanaman  tahongai sebagai  obat kanker7 bisa jadi motif batik.Makaud dibalik itu harapannya kanduganya tanaman tahongai  apa saja dapat  teliti dan bia jadi  herbal atau obat," bebernya.

(TribunKaltim.Co/Nevrianto)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved