Manfaat Tanaman Umbi Porang, Dari Pangan Sampai Kosmetik, Potensi Ekspor Kalimantan Timur

Manfaat tanaman umbi porang, dari pangan sampai kosmetik, potensi prospektif ekspor Kalimantan Timur

Editor: Budi Susilo
KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi
ILUSTRASI UMBI PORANG - Petani bernama Paidi, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menunjukkan umbi porang. Manfaat tanaman umbi porang, dari pangan sampai kosmetik, potensi prospektif ekspor Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Manfaat tanaman umbi porang, dari pangan sampai kosmetik, potensi prospektif ekspor Kalimantan Timur.

Potensi ekspor komoditas non migas dan batubara terus dikembangkan, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.

Luas lahan dengan sumber daya alam yang melimpah menjadi peluang yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan komoditas pertanian.

Salah satu potensi komoditas pertanian yang perlu untuk digenjot adalah tanaman porang.

Baca Juga: Tidak Pakai Masker, Puluhan Orang di Samarinda Ulu Hadapi Sidang Yustisi

Baca Juga: Pria Balikpapan Duduk Melamun di Tepi Kapal yang Bersandar, Tiada Diduga Tercebur, Tewas Tenggelam

Panen perdana tanaman porang di Kalimantan Timur dilaksanakan bertepatan dengan Hari Karantina Pertanian ke-143.

Berlokasi di Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, panen porang dilakukan di lahan seluas 2 hektare.

Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman mengatakan, ini merupakan langkah strategis.

Terutama yang terus mendorong untuk menyukseskan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian.

Baca Juga: Kabar Vaksin Corona akan Diberikan Secara Gratis? Bio Farma Angkat Bicara

Baca Juga: BREAKING NEWS Tambang Emas Sekatak Kaltara Telan Korban, 5 Penambang Dilaporkan Tertimbun

"Sehingga bisa menghasilkan devisa negara dari desa/kelurahan dari Provinsi Kalimantan Timur," ujarnya.

Sementara itu, tanaman jenis umbi yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri ini memang memiliki banyak manfaatnya.

Di antaranya digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan jelly.

Baca Juga: Indofarma akan Perkenalkan Rapid Test Covid-19 Melalui Hembusan Nafas, Jauh Lebih Efisien

Baca Juga: Imunitas dari Vaksin Covid-19, Menristek Beber Kemungkinan Tidak Bertahan Seumur Hidup

Baca Juga: Bandingkan Atmosfir di Klub, Luah Mahessa Nilai Gaya Permainan Timnas U19 Banyak Umpan Lambung

Tak heran jika banyak negara seperti Jepang, Tiongkok, dan Taiwan mengimpor tanaman ini dari Indonesia.

"Kegiatan panen ini tentu bisa memberikan semangat untuk bertani di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19 ) ini," katanya.

Sampai saat ini, ada sekitar 300 hektare lahan milik petani ditanami porang yang tersebar di berbagai desa di Kalimantan Timur.

Bahkan ada Komunitas Porang Borneo yang terdiri dari 120 petani porang yang tersebar di Kalimantan Timur telah bergabung.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan

Baca Juga: Bukan Teori Semata, Kemendikbud Meminta Mahasiswa Sosialisasikan Protokol 3M Tangkal Corona

Adapula dari Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser.

"Semoga dengan kegiatan panen ini bisa memberikan energi positif kepada petani kita," ucap Abdul Rahman.

Peluang Ekspor Porang Terbuka Lebar

Provinsi Kaltim memiliki peluang besar untuk mengekspor Tanaman porang, karena banyaknya lahan tidur yang tak diolah oleh masyarakat.

Balai Karantina Kaltim menggelar fokus grup discussion dengan tema melihat Peluang dan Tantangan ekspor Komoditi Pertanian Kalimantan Timur

Abdul Rahman Kepala Balai Karantina Pertanian Kaltim mengatakan, diawal tahun 2020 bisa menyatukan kekuatan dalam rangka memacu ekspor komoditas Pertanian di Kaltim.

Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, dengan gerakan tiga kali lipat ekspor harus didukung.

"Tentunya menyatukan seluruh kekuatan yang ada di Kaltim ini, untuk bisa bersama-sama mendorong komunitas Pertanian ekspor ke luar negri," kata Abdul Rahman.

Di Kaltim sendiri peluang komoditi yang besar yakni Sarang Burung Walet ( SBW ).  Selama ini ekspornya lewat Kota Surabaya dan Semarang.

Baca Juga;

Manajer Produksi Tribun Kaltim Terima Penghargaan dari Pemprov, Pengakuan Pemerintah Kepada Jurnalis

Delapan Ibu Hamil Positif HIV, Tersebar di 21 Puskesmas dan 6 Rumah Sakit di Kutim Kalimantan Timur

Bangun Gedung BUMN di Jakarta Batal, Lestarinya Alam Ibu Kota Baru Perusahaan Ini Diberi Tugas

Dugaan Percobaan Penculikan Anak Hebohkan Warga Bontang, Pelaku Loncat dari Motor dan Bawa Lari Anak

Kedua tanaman porang. "Kita punya kelapa sawit dan karet bisa tumpang tindih pada tanaman itu, dan tidak perlu memerlukan lahan lagi, masyarakat bisa menanam dibawah tanaman karet atau kelapa sawit," kata Abdul Rahman.

Menurut Abdul Rahman, tanaman porang dapat tumbuh di Kaltim, karena melihat banyaknya lahan tidur yang berada di sini.

"Komoditi porang menjadi peluang besar. Karena Komoditi merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh pasar Internasional," ungkap Abdul Rahman.

Abdul Rahman menyebutkan, saat ini di Balikpapan sudah ada petani yang mulai menanam porang, ada dua hektare lahannya, petani pun sangat antusias.

"Itulah yang akan kami dorong. Kalau menanam sekarang bisa diekspor akhir tahun. Untuk harga tidak masalah, dan masih stabil," kata Abdul Rahman.

Baca Juga;

Kayat Mantan Hakim Telah Divonis 7 Tahun Penjara, Jaksa KPK Masih Pikir-pikir Atas Putusan Hakim

Kemampuan Ezechiel NDouassel yang Ini Tak Dimiliki Wander Luiz, Calon Penggantinya di Persib Bandung

Banyak Diminati Tim Lain Agen Ezechiel NDouassel Tak Berani Tawarkan Pemainnya, Berharap pada Persib

Terekam Pesut Muncul di Sungai Somber Balikpapan, Panjang 1,2 Meter dan Terpisah dari Kelompoknya

Tanaman porang ini dikirim ke negara Jepang, China dan Vietnam. Dengan harga Rp 8.000 untuk porang Basah, dan Rp 40.000 sampai Rp 50.000 untuk yang kering.

Namun, saat ini Tanaman porang masih terkendala bibitnya.

"Bibit menjadi kendala, diharapkan Balai Pekerjaan Pertanian di Samarinda bisa buat bibit bentuk jaringan, sehingga bisa dipenuhi untuk ketersediaan bibitnya," ungkapnya.

(TribunKaltim.co/Miftah Aulia dan Zubaidah)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved