Virus Corona di Kaltara

Jelang Libur Panjang, Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi Minta Masyarakat Patuhi Protokol 3M

Penjabat Sementara atau Pjs Gubernur Kaltara ( Kalimantan Utara ), Teguh Setyabudi, meminta masyarakat lebih mematuhi protokol kesehatan.

Penulis: Amiruddin | Editor: Budi Susilo
HO/HUMAS PEMPROV KALTARA
Pjs Gubernur Kaltara, Teguh Setyabudi, menyerahkan masker kepada prajurit TNI, saat melakukan kerja ke Sebatik, Nunukan, belum lama ini. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Penjabat Sementara atau Pjs Gubernur Kaltara ( Kalimantan Utara ), Teguh Setyabudi, meminta masyarakat lebih mematuhi protokol kesehatan saat libur panjang, terutama dalam protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Hal itu sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi Nasional dan Daerah Antisipasi Penyebaran covid-19, yang dilakukan secara virtual.

Teguh menyebutkan, sesuai hasil Rakor agar seluruh pemerintah daerah termasuk di Kaltara, harus mengantisipasi klaster baru akibat penyebaran covid-19 saat libur panjang akhir Oktober 2020.

Salah satunya, dengan melakukan pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi arus mudik selama libur panjang.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Saat Ini dalam Persentase Terkecil, Sudah Banyak yang Sembuh

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Saat Ini dalam Persentase Terkecil, Sudah Banyak yang Sembuh

Baca Juga: Dokter Reisa Beberkan 2 Hal yang Bisa Dilakukan Warga dalam Penanganan Covid-19

Baca Juga: UPDATE Pasien Covid-19 di Indonesia yang Sembuh Capai 80 Persen, Kasus Aktif Corona Menurun

"Ada beberapa titik kerawanan yang patut menjadi perhatian, misalnya pusat perbelanjaan, moda transportasi dan tempat rekreasi," kata Teguh Setyabudi, dalam keterangan tertulisnya ke TribunKaltara.com, Sabtu (24/10/2020).

Teguh juga meminta seluruh pimpinan daerah dan masyarakat di Kaltara untuk memperhatikan beberapa hal.

Pertama, melaksanakan protokol kesehatan dengan menjauhi kerumunan, memakai masker, menjaga jarak dan mengukur tangan pakai sabun.

Lalu, kepada kepala daerah agar memastikan kesiapan pelayanan kesehatan selama libur panjang.

"Perlunya melibatkan TNI/Polri mengedukasi masyarakat di tempat-tempat wisata, pusat perbelanjaan dan moda transportasi umum," ungkapnya.

Arahan lainnya, yakni memperbanyak pos pengawasan “patuh protokol kesehatan” di lokasi rawan penyebaran covid-19 (moda transportasi, pusat serta tempat rekreasi atau hiburan).

Menjaga kewaspadaan, dan tidak lengah selama liburan sebagai antisipasi peningkatan kasus setelah libur panjang.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan

Baca Juga: Bukan Teori Semata, Kemendikbud Meminta Mahasiswa Sosialisasikan Protokol 3M Tangkal Corona

Polri juga perlu meningkatkan patroli lalu lintas untuk mengantisipasi kepadatan jalur arus mudik atau balik dan memberikan rasa aman selama libur panjang.

"Masyarakat juga perlu mengantisipasi ancaman La Nina, hindari daerah bencana bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Kesiapsiagaan BPBD dan perangkatnya termasuk antisipasi jika terjadi bencana seperti pendirian dapur umum," tutur Teguh.

Libur Panjang

Dari pelaksanaan rakor sendiri, dalam pengantarnya, Mendagri Tito Karnavian, menyatakan bahwa pekan depan ada cuti bersama dan libur.

Libur itu pada 29 Oktober 2020 (Maulid Nabi Muhammad SAW), dan ada dua hari cuti bersama pada pekan itu yakni pada 28 dan 30 Oktober. Ini sesuai SKB 3 Menteri.

"Mengingat waktu liburan yang cukup panjang, maka perlu dilakukan antisipasi terhadap kerawanan di bidang lalu lintas udara, darat dan udara," kata Tito.

Termasuk antisipasi kerawanan pada kegiatan kepariwisataan, keagamaan dan lainnya.

Sementara itu, dalam arahannya Menko Bidang Polhukam Mahfud MD menyatakan, libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober ini sangat rentan atau potensi kesalahan protokol kesehatan.

Seperti kerumunan kerumunan massa di tempat reunian, Anugerah Maulid Nabi Muhammad SAW, dan lainnya.

"Ini harus diantisipasi agar tidak terjadi penularan covid-19," ungkapnya.

Baca Juga: Epidemiolog UI Sebut Vaksin yang Lebih Aman dan Tanpa Efek Samping adalah Protokol 3M

Baca Juga: Ada Penambahan Laboratorium, Pemerintah Indonesia Terus Optimis dalam Penanganan Covid-19

Mahfud juga menyebutkan, berkaitan dengan kompetisi, negara sangat menghormati dan mendudukkannya dengan layak.

Oleh sebab itu, penetapan libur untuk upacara peringatan. Pun demikian, pernyataan negara agama, juga bukan negara sekuler. "Indonesia adalah negara yang beragama," ungkapnya.

Soal Anugerah Maulid Nabi sendiri, Mahfud berharap tahun ini dapat diambil hikmahnya, tanpa melanggar protokol kesehatan.

"Harusnya ada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya atas peringatan Maulid Nabi ini. Salah satunya dengan tidak melanggar protokol kesehatan," ulasnya.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Bahas Perang Masa Depan, Singgung Sumber Alam dan Pangan

Baca Juga: Disiplin Memakai Masker akan Menurunkan Kasus Positif Covid-19 dalam Tiga Minggu

Untuk itu, Mahfud meminta agar para pimpinan daerah dan Forkopimda dapat berkoordinasi untuk meningkatkan antisipasi potensi protokol kesehatan selama libur panjang dan cuti bersama Oktober ini di daerah masing-masing.

Masukkan lainnya, datang dari Waka BIN Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma.

Saran itu di antaranya, perusahaan harus mendata karyawannya yang akan melakukan perjalanan keluar daerah, utama yang berada di zona merah. Termasuk perlu melakukan karantina mandiri jika ada gejala.

BIN juga berharap para pelaku industri pariwisata untuk memperkirakan, memantau dalam kampanye wisata yang aman dan sehat.

"Pemerintah daerah mengawasi melakukan pengawasan protokol kesehatan di seluruh kerumunan atau wisata, penegakan hukum yang tegas atas protokol kesehatan," katanya.

Waspada covid-19

Sementara itu, Kepala BNPB Doni Monardo, pentingnya antisipasi peningkatan penyebaran covid-19 pada libur panjang karena pengalaman yang terjadi pada libur panjang sebelumnya.

"Hingga September lalu, memang menunjukkan kasus aktif covid-19 menurun hingga 6,7 ​​persen.

Angka kesembuhan juga meningkat 7,23 persen, dan angka kematian turun 0,45 persen tapi masih belum bisa mencapai angka kematian global," tuturnya.

Pencapaian itu, tak lepas dari kegigihan kinerja pimpinan daerah, tenaga kesehatan juga pihak terkait lainnya.

Atas prestasi ini, Doni memohon dengan sangat agar seluruh pihak tetap mendukung dan mendukung penanganan penanganan covid-19 di Indonesia.

Tentu saja, masyarakat mengurus untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, dan tidak mengabaikan 3M.

Mantan Danjen Kopassus itu, juga meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrim dan dampak La Nina 2020, utama wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya.

"Melihat kondisi itu, kami mengabaikan masyarakat untuk memilih opsi liburan di rumah saja.

Lakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan imun tubuh, menanam pohon dan lainnya di rumah," ulasnya.

Di bidang perhubungan sendiri, Kemenhub memprediksi puncak kemacetan atau arus libur panjang akan terjadi pada 27 Oktober dan 28 Oktober.

Sementara angkutan yang diprediksi paling banyak digunakan, adalah angkutan udara dan kereta api. Khusus angkutan kereta api, dasar 70 persen penumpang.

Dishub bersama TNI dan Polri juga diharapkan melakukan pemeriksaan acak terhadap bus penumpang. Utamanya, penerapan protokol kesehatan.

(TribunKaltara.com/Amiruddin)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved