Beda Jauh, Pakar Blak-blakan Sebut Debat Gibran-Teguh Lawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit

Sang pakar mengatakan kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo itu memiliki perbedaan jauh dalam hal penyampaian gagasan.

Editor: Doan Pardede
(Kompas)
DEBAT PILWALKOT SOLO - Kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo), mengikuti debat Pilkada Surakarta 2020 

TRIBUNKALTIM.CO - Teguh Yuwono, pakar politik Universitas Diponegoro, mengatakan debat Pilkada Solo antara Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakoso dan Bagyo Wahono-FX Suparjo seperti bumi dan langit.

Dia mengatakan kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo itu memiliki perbedaan jauh dalam hal penyampaian gagasan.

Gibran-Teguh atau paslon bernomor urut 1, kata dia, menyampaikan program dengan gaya milenial, sedangkan lawannya mengunakan cara konvensional.

Paslon nomor urut 1 itu juga terlihat lebih bersemangat dalam menyampaikan idenya, terlihat seperti semangat anak muda.

Baca juga: Persiapan Bajo Hadapi Debat Pertama Lawan Gibran-Teguh Cukup Lengkap, Lakukan 3 Kali Simulasi

Baca juga: Nama Sandiaga Uno Muncul Sebagai Jurkam Putra Jokowi, Gibran Rakabuming di Pilkada Solo

Baca juga: Intip Kekayaan Putra Jokowi, Gibran Rakabuming, Punya Harta Rp 21 M, Termasuk Aset 5 Tanah dan Mobil

Baca juga: TERKUAK yang Sebenarnya Paling Tajir! Lengkap Perbandingan Kekayaan Presiden Jokowi, Gibran & Bobby

Sementara itu, paslon nomor urut 2 tampak lebih tenang dan kalem dalam menjelaskan programnya.

"Paslon satu mewakili dari generasi milenial, dengan pengalaman-pengalaman di sektor bisnis. Sedangkan paslon dua adalah orang lama yang berkomunikasi dengan cara-cara konvensional," kata Teguh, Sabtu (7/11/2020), dikutip dari Kompas.

"Kalau pembawaanya ini seperti bumi dan langit. Gibran-Teguh tampak semangat dan berapi-api. Sedangkan Bajo lebih kalem dan tenang," kata Teguh.

Namun, Teguh menyoroti penguasaan materi kedua paslon.

Menurutnya, mereka masih belum spesifik kepada masalah riil yang dihadapi masyarakat Kota Solo.

"Kalau dilihat dari aspek penguasaan materi, saya kira karena keduanya itu kan masih baru dan bukan petahana. Jadi belum pernah menjadi wali kota dan wakil wali kota. Masih minim penguasaan medan. Materi juga masih terlalu umum. Belum menginjak pada hal-hal yang sifatnya spesifik," ujarnya.

Baca juga: TERJAWAB Fakta Sebenarnya Video Mirip Gisel 19 Detik? Pakar Sorot Tato, Tahi Lalat & Interior Kamar

Baca juga: UPDATE! Link Video Mirip Gisel Full Kini Diburu, 2 Medsos Ini Jadi Lokasi Pencarian, Satunya Twitter

Tema debat perdana juga belum fokus pada akar masalah karena masih membahas persoalan umum yang dihadapi masyarakat.

"Solo ini kan luas sekali dimensinya. Ini kan cuma bicara mengenai Solo yang modern tapi tidak meninggalkan budaya yang lama. Judul tema sama isinya masih campur-campur. Belum fokus, misalnya fokus pada pelayanan publik, fokus pada pengendalian lingkungan. Belum fokus berbicara mengenai bagaimana eksis di era seperti ini," katanya.

Ia pun menyarankan tema paslon lebih spesifik membahas persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.

"Saya kira akan banyak manfaatnya kalau berbicara mengenai kasus nyata ke depan. Praktik di lapangan itu kan sudah diskusi ekonomi, penanganan covid-19, soal lingkungan, tata lahan, pendidikan, bahaya narkoba. Jadi enggak usah bicara terlalu abstrak dan teoritis. Fokus pada penataan pasar tradisional, masakan lokal, misalnya PKL, itu kan jauh lebih nyata dan jauh lebih bermanfaat untuk masyarakat kecil," kata Teguh.

Untuk itu, kedua paslon diharapkan dapat menggali kemampuan dan menguasai materi debat agar masyarakat yakin dalam menentukan pilihan.

Baca juga: UPDATE Video Syur 19 Detik Mirip Gisel, Kimono, Tato, hingga Kamar Dibandingkan, 2 Cowok Terseret

Baca juga: MasterChef Indonesia, Yuri Menangis Tereliminasi, Top 12 Tayang Malam Ini, LINK LIVE STREAMING RCTI

"Debat publik bisa menjadi referensi masyarakat dalam menentukan pilihan. Sejauh mana nanti ide dan gagasan yang paling nyata. Masyarakat tentu bisa menilai," kata pengamat dari Undip Semarang itu.

Gibran: Yang menilai biar warga

Gibran menyerahkan sepenuhnya penilaian debat pertama kepada warga.

"Masalah memuaskan atau tidak, yang menilai biar warga," kata Gibran saat menggelar jumpa pers kepada wartawan seusai debat pertama di Hotel Sunan Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020) malam.

Gibran tidak berkomentar banyak terkait hasil debat pertama pasangan calon.

Dia hanya menyampaikan akan kembali melanjutkan kegiatan blusukannya menyerap aspirasi warga.

"Saya, Pak Teguh mohon izin istirahat dulu. Besok blusukan lagi," kata Gibran.

Ketua Tim Pemenangan Paslon Gibran-Teguh, Putut Gunawan, mengapresiasi debat yang berjalan lancar.

Persoalan di Solo sudah diungkapkan baik dari paslon nomor urut 01 maupun 02.

Pihaknya berharap tahapan Pilkada Solo selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"Sehingga 9 Desember nanti akan bisa kita lalui bersama baik, aman, selamat. Dan warga Solo bisa mendapatkan fundamental untuk berpijak ke depan menjalani masa yang akan datang untuk membangun kesejahteraannya di tengan pandemi ini," kata dia.

Disinggung ketidakhadiran Ketua DPC PDI-P Solo dalam debat, Putut, mengatakan sudah ada acara sendiri yang teragendakan. "Pak Rudy malam ini ada kegiatan sendiri yakni menyiapkan petugas pemilu di jajaran kader partai," ungkap dia.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Riska Farasonalia/Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengamat: Debat Pilkada Solo bagai Bumi dan Langit" dan "Gibran soal Hasil Debat Kandidat Pilkada Solo Perdana: Yang Nilai Biar Warga"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved