Atasi Lonjakan Covid-19, Kodim Kumpulkan Perusahaan di Kutai Timur

Kodim 0909 Sangatta, bersama Polres Kutai Timur dan BPBD Kutim menggelar pertemuan untuk membahas lonjakan pasien covid -19 yang terjadi belakangan

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/MARGARET SARITA
Rapat koordinasi Satgas Covid 19 dengan perusahaan -perusahaan pertambangan di Kutim.TRIBUNKALTIM.CO/MARGARET SARITA 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kodim 0909 Sangatta, bersama Polres Kutai Timur dan BPBD Kutim menggelar pertemuan untuk membahas lonjakan pasien covid -19 yang terjadi belakangan ini.

Pertemuan yang digelar di Kodim 0909 Sangatta, Senin (9/11/2020) siang, juga mengundang kalangan perwakilan perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kutai Timur.

Kalangan perusahaan pertambangan, baik PT Kaltim Prima Coal (KPC) maupun kontraktornya diketahui merupakan penyumbang angka penderita covid -19 di Kutai Timur.

Bahkan, dari 1.580 pasien terkonfirmasi positif, sekitar 60 persennya adalah karyawan perusahaan pertambangan dan Migas.

Baca Juga: Kronologi Wakapolres Kutim Dilarikan ke RSU AW Syahranie Samarinda, Dikabarkan Terpapar Covid-19

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kaltara Terkendali, Kepala BNPB Doni Monardo: Tidak Boleh Kendor

Baca Juga: Covid-19 di Kutai Barat Bertambah 6 Orang, Warga dari Zona Merah Wajib Isolasi Mandiri

GM ESD PT KPC, Wawan Setiawan yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, saat ini merupakan masa kekagetan PT KPC menghadapi covid -19.

Karena, pada September 2020 lalu, pasien covid -19 di Kutim hanya 10 orang.

Namun begitu memasuki bulan Oktober langsung meningkat tajam menjadi ratusan dan terus meningkat.

Padahal, beragam upaya pengetatan terhadap hilir mudik karyawan sudah sangat dibatasi. Untuk cuti pun tidak boleh ke luar kota.

Tak hanya karyawan, tapi keluarga yang tinggal satu rumah dengan karyawan juga tidak diperbolehkan.

"Bulan September 2020, kita hanya ada 10 orang saja yang terpapar. Begitu Oktober, melonjak jadi 328 orang. Alhamdulillah, 131 orang berhasil sembuh, 25 orang isolasi mandiri di tempat isolasi Tanjung Bara, sisanya sebanyak 156 pasien, isolasi mandiri si rumah masing-masing. Kami tengah upayakan isolasi mandiri ini ditarik menjadi isolasi terfokus. Dengan menyiapkan tempat di Tanjung Bara. Dari hanya 25 tempat yang ada saat ini, akan ditambah 70 tempat lagi," ungkap Wawan.

Untuk kontraktor PT KPC, kata Wawan, diminta menyiapkan tempat karantina bagi karyawannya.

"Kami melakukan banyak tracing pada pasien yang terkonfirmasi positif agar semakin banyak diketahui, yang terpapar," ujar Wawan.

Pengetatan juga dilakukan PT PAMA Persada. Bahkan untuk keluar mess pun sekarang tidak diperbolehkan. Izin cuti ke luar kota dihentikan total.

"Untuk isolasi kami hanya ada untuk 10 orang, ada empat karyawan yang positif, mengajukan isolasi di rumah. Karena mereka sudah berkeluarga. Kami tidak memiliki tempat untuk keluarga," kata perwakilan PT Pama.

Baca Juga: Perkembangan Vaksin Covid-19, Doni Monardo Sebut Vaksin Terbaik Adalah Protokol Kesehatan

Baca Juga: Pelabuhan Loktuan Masih Tutup, Dishub Tunggu Keputusan Tim Gugus Covid-19 Bontang

Baca Juga: Di Hadapan Doni Munardo, Teguh Setyabudi Ungkap Kendala Penanganan Covid-19 di Kalimantan Utara

Kendala perusahaan menghadapi karyawan yang terpapar adalah tidak memiliki tempat isolasi yang cukup. Mereka harus menempatkan di rumah sakit.

Tapi saat ini, rumah sakit cenderung penuh sehingga karantina mandiri di rumah masing-masing yang pengawasannya tidak seketat di tempat karantina.

"Tolong dimonitor itu karyawannya yang isolasi mandiri. Apakah benar ia hanya berada di dalam rumah saja, atau malah keluar-keluar rumah. Seperti ke warung atau tempat makan. Ke depan kami berharap tidak ada lagi karantina mandiri," kata Dandim.

(TribunKaltim.Co/Margaret Sarita)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved