Pilkada Samarinda
Simulasi Pemungutan dan Perhitungan Suara di Pilkada Samarinda, Bawaslu: Hindari Potensi Pelanggaran
Gelaran simulasi pemungutan dan perhitungan suara Penggunaan Sirekap di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Gelaran simulasi pemungutan dan perhitungan suara Penggunaan Sirekap di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), di lapangan parkir GOR Segiri Samarinda, Sabtu (21/11/2020) berlangsung lancar.
Pada simulasi tersebut turut dihadiri pula oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Samarinda.
Diungkapnya oleh Abdul Muin Ketua Bawaslu Kota Samarinda, mengharapkan, dengan adanya simulasi ini untuk menghindari potensi pelanggaran yang mungkin terjadi 9 Desember 2020 nantinya.
Misal katanya Muin, ada peserta pemilih ada yang tidak menggunakan masker.
Maka, tugasnya KPU memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan.
"Karena kita tidak mau menimbulkan klaster baru, ini tentunya menjadi tanggungjawab bersama," ungkapnya saat diwawancarai disekitar lokasi simulasi.
Baca Juga: Dini Hari, Jasad Pria yang Menghilang di Sungai Mahakam Ditemukan, 100 Meter dari Lokasi Kejadian
Baca Juga: Kronologi Pria Hilang di Sungai Mahakam Samarinda karena Diduga Didorong Orang tak Dikenal
Baca Juga: BREAKING NEWS Ada Pria Menghilang di Perairan Sungai Mahakam Samarinda, Saksi Mengaku Didorong
Selanjutnya, disebutkannya dengan adanya simulasi hari ini memastikan bahwa betul-betul sama persis dengan hari pemilhannya.
"Sehingga ini betul - betul sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Lalu menurut Abdul Muin, yang menjadi hal penting bagi Bawaslu yaitu memastikan adanya papan pengumuman, Daftar Pemilih Tetap (DPT) agar di tempel di lokasi, dan juga nama Pasangan Calon (Paslon) juga ditempelkan.
"Guna masyarakat memahami inilah calon - calon di Kota Samarinda, dan masyarakat bisa memantau namanya," ujarnya.
Merutnya ada hak yang menarik dari simulasi yang diselenggarakan tadi, apabila ada peserta pilih memiliki suhu di atas 37,3 Celcius maka adanya bilik spesial. Sehingga tidak tercampur dengan masyarakat yang suhu tubuhnya normal.
"Saya kira ini salah satu antisipasi, bahwa kita ingin kemudian mumutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini," ujarnya.
