Pesona Borneo

Tarian Hudoq Kearifan Budaya Lokal dan Adat Istiadat Warga Kutai Barat yang Masih Terus Dilestarikan

Kearifan budaya lokal dan adat istiadat masyarakat Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur hingga saat ini masih terus terjaga

Penulis: Zainul | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Sekkab Kubar Ayonius didampingi Plt Asisten 1 Sekkab Kubar Faustinus Syaidirahman beserta jajarannya berjalan kaki menuju acara puncak laliq ugal, di Kampung Ujoh Halang, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Kearifan budaya lokal dan adat istiadat masyarakat Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur hingga saat ini masih terus terjaga kelestariannya.

Bahkan juga terus dikembangkan untuk memperkenalkan dan menanamkan budaya warisan leluhur khususnya kepada para generasi muda.

Dengan harapan agar tidak terpengaruh dengan berbagai budaya luar yang bertentangan dengan kebudayaan adat istiadat dan kerukunan hidup masyarakat di Kutai Barat.

Salah satunya adalah tarian Hudoq yang ditampilkan pada kegiatan acara puncak Laliq Ugal yang digelar di Kampung Ujoh, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Berikut 3 Pesan Ustaz Abdul Somad Saat Safari Dakwah di Balikpapan

Baca Juga: Berikut Calon Penerima Vaksin Covid-19, Menkes Terawan Beberkan Kriteria yang Mendapatkan

Acara Laliq Ugal merupakan nama ritual adat masyarakat Dayak.

Tarian Hudoq merupakan salah satu tarian budaya leluhur masyarakat Dayak yang ditujukan sebagai ungkapan rasa sukur dan ritual setelah bercocok tanam.

Baca Juga: Sidang Dugaan Suap Bupati Kutim Ismunandar, Simak Kesaksian 2 Orang yang Dihadirkan

Baca Juga: 3 Toko di Samboja Kukar Ludes Terbakar, Dugaan Penyebab Ada Satu Rumah Korsleting Listrik

"Acara puncak laliq ugal, diharapkan dapat dijadikan kegiatan budaya mengandung nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan dalam bentuk kearifan lokal masyarakat Kubar,”ujar Pjs Bupati Kubar M Syirajudin melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekkab Kubar Ayonius.

Selain itu, rasa kegotong royongan dapat terus ditingkatkan untuk hidup dalam bingkai persatuan dan kesatuan (Sempekaat Sempawaat).

Kegiatan masyarakat ini, secara tidak langsung mencerminkan sikap gotong royong yang merupakan bagian nilai pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara hingga bermasyarakat.

Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara Strategis, Jadi Bahan Penelitian Universitas Pertahanan

Baca Juga: Kapal Ferry yang Tenggelam di Kutai Timur Ditarik Pemilik Kapal, Satu ABK Masih dalam Pencarian

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved