Di ILC Bahas Edhy Prabowo, Sudjiwo Tedjo Blak-Blakan, Pemimpin Tamak Berjodoh dengan Rakyat Rakus
Di ILC bahas Edhy Prabowo, Sudjiwo Tedjo blak-blakan, pemimpin tamak berjodoh dengan rakyat rakus
TRIBUNKALTIM.CO - Di ILC bahas Edhy Prabowo, Sudjiwo Tedjo blak-blakan, pemimpin tamak berjodoh dengan rakyat rakus.
Tayangan Indonesia Lawyers Club atau ILC yang dipandu Karni Ilyas, berlangsung seru membahas KPK masih bergigi.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi baru saja membekuk Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Budayawan Sudjiwo Tedjo pun turut angkat bicara mengenai kinerja KPK membongkar korupsi ekspor benih lobster tersebut.
Budayawan Sudjiwo Tedjo ikut memberikan pandangannya terkait banyaknya pejabat yang melakukan korupsi.
Terbaru adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menjadi tersangka dalam kasus korupsi izin ekspor benur atau benih lobster.
Baca juga: Kasus Tanah di NTT, Kejati Panggil Host ILC TV One Karni Ilyas, Kerugain Negara Capai Rp 3 Triliun
Baca juga: TERJAWAB Foto Mesra Ariel Tatum dengan Mantan Suami Gisel, Tompi Ucap Syukur, Netizen: Cocok!
Baca juga: IDAI Khawatir Risiko Tinggi Lonjakan Kasus Corona Kala Ada Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Baca juga: WWW.PRAKERJA.GO.ID Login, Cara Daftar Kartu Prakerja Online dan Tips, Info Gelombang 12 Kapan Dibuka
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (2/12/2020), Sudjiwo Tedjo mengatakan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat, itu menandakan mereka memiliki sifat yang tamak.
Meski begitu, Sudjiwo Tedjo menilai ada sebabnya para pemimpin memiliki atau menjadi tamak.
Yaitu menurutnya, tidak terlepas dari sikap rakyatnya itu sendiri yang rakus.
Dirinya menyinggung soal proses pemilihan umum dengan banyak terjadinya money politic.
"Kita mau menyalahkan pemimpin atau menyalahkan rakyat.
Kenapa ada pemimpin tamak, karena rakyatnya rakus. Itu jodoh," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Sehingga waktu proses pemilihan dan sebagainya mudah disogok dan lain-lain sehingga lahirnya pemimpin-pemimpin yang rakus," jelasnya.
Lebih lanjut, Sudjiwo Tedjo menyinggung soal pernyataan dari pimpinan KPK, Nurul Ghufron yang menyatakan siap menangkap para koruptor sejak dini.
Hal itu lantas dikaitkan dengan iklan-iklan komersial yang dinilai justru mempengaruhi orang untuk bersifat tamak dan rakus.
"Kenapa rakyat rakus, nah ini pekerjaan KPK, kenapa kita bangsa ini selalu tidak esensial di dalam melihat masalah. Tadi korupsi Pak Gufron tadi bilang kalau bisa pada tingkat benur sudah ditangkap, jangan sampai sudah jadi lobster," kata Sudjiwo Tedjo.
Oleh karenanya, budayawan asal Jember, Jawa Timur itu meminta kepada KPK bahkan kepada KPI untuk bisa menyikapi persoalan tersebut jika memang berniat memberantas ataupun mencegah korupsi sejak awal.
"Pada tingkat benur ini, iklan-iklan membentuk kita rakus, KPI cuman konsentrasi ada yang telanjang tidak boleh, SARA tidak boleh," ucapnya.
Baca juga: Isi Survey Prakerja di Dashboard, Saldo Pelatihan Tak Wajib Dihabiskan, Daftar Kartu Prakerja Online
"Ada orang yang membuat kerakusan mestinya dilarang KPI. Kalau KPI tidak bisa melarang KPK turun tangan," tegas Sudjiwo Tedjo.
Macan Ompong
Budayawan Sudjiwo Tedjo turut mengomentari penangkapan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo.
Seperti diketahui, Edhy Prabowo terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Edhy Prabowo ditangkap KPK atas dugaan kasus menerima suap terkait izin ekspor benih lobster atau benur.
Dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/12/2020), Sudjiwo Tedjo justru menyoroti kekuatan KPK kini.
Menurutnya, KPK kini tengah berupaya menunjukkan kekuatan barunya.
"Saya cuma ingin tanya ke Pak KPK sebenarnya, biasanya macan kalau ompong ingin menunjukkan kalau dirinya enggak ompong," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Jadi apakah ini dalam rangka itu? Terus habis ini ompong lagi."
"Itu aja sih, jadi seolah-olah punya taring tapi pakai behel."
Baca juga: Novel Baswedan Buka Suara Kenapa Ali Ngabalin tak Ditangkap Meski Satu Rombongan dengan Edhy Prabowo
Tak hanya itu, Sudjiwo Tedjo juga menyinggung Ketua KPK, Firli Bahuri.
Pasalnya, Firli Bahuri justru tak terlihat dalam konferensi pers KPK seusai menangkap Edhy Prabowo.
"Kenapa waktu konferensi yang pertama, penangkapan tingkat menteri bukan ketuanya yang konferensi pers," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Terus ada publik 'Wah mana ketuanya?', terus ada suara-suara walaupun aku enggak yakin."
Menurut Sujido Tedjo, bisa saja Firli Bahuri justru tak mengetahui OTT KPK terhadap Edhy Prabowo.
Pasalnya, Firli Bahuri baru terlihat setelah Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna juga ditangkap KPK.
"Jangan-jangan penangkapan menteri ini ketua KPK sendiri enggak tahu," tuturnya.
"Jangan-jangan loh, siapa tahu."
"Saya kan dalang imajinasi ke mana-mana. Begitu kena, beberapa hari kemudian Cimahi kena kan."
"Baru ketua KPK tampil, saya kan jadi ke mana-mana pikirannya," lanjut Sudjiwo Tedjo.
Meskipun begitu, Sudjiwo Tedjo menyebut keberadaan KPK tak bisa menghentikan korupsi di Indonesia.
Ia pun mengungkapkan alasan dan menyinggung soal pemimpin yang rakus.
Baca juga: Rumah Disita Hingga Ditinggal Istri, Pria Paruh Baya di Balikpapan Terpaksa Tempati Kandang Ayam
"KPK akan terus bekerja dan korupsi enggak akan ada habisnya," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Saya setuju yang penting sistem, tapi bagi saya sistem sebaik apapun kalau ada motif masih bisa."
"Korupsi akan tetap ada kalau ketamakan dan kerakusan masih ada di kalangan pemimpin."
"Sudahlah mau diapain aja, mau ICW di-double, mau ada 1000 ICW tetap ada korupsi, ada aja jalan tikusnya," ucapnya menyudahi.
(*)
Artikel ini telah tayang dengan judul Soal Kasus Edhy Prabowo, Sujiwo Tedjo: Kenapa Ada Pemimpin Tamak? Karena Rakyatnya Rakus, Itu Jodoh, https://wow.tribunnews.com/2020/12/02/soal-kasus-edhy-prabowo-sujiwo-tedjo-kenapa-ada-pemimpin-tamak-karena-rakyatnya-rakus-itu-jodoh?page=all.