Tahun 2020 jadi Tahun Kebangkitan Investor Domestik Ritel
Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyebut pandemi Corona atau covid-19 memaksa semua elemen.
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyebut pandemi Corona atau covid-19 memaksa semua elemen untuk mengambil langkah extraordinary.
Juga menuntut pihaknya melakukan kebiasaan baru demi memastikan keberlanjutan upaya dalam membangun pasar modal Indonesia.
"Salah satu kebiasaan baru yang sangat menonjol selama pandemi adalah memanfaatkan teknologi di seluruh kegiatan bisnis perusahaan," terangnya dalam Pengembangan Pasar Modal Indonesia - Apresiasi Untuk Negeri secara live virtual, Senin (14/12/2020).
Penggunaan teknologi digital atau go digital, lanjut Inarno, menjadi pendekatan utama yang digunakan untuk melaksanakan program sosialisasi dan edukasi pasar modal.
Baca juga: WASPADA, Marak Penipuan Investor Saham Incar Daerah, Begini Modusnya
Baca juga: Investor Saham Tumbuh Signifikan, IPOT Imbau Warga Kaltim Waspada Penipuan Semakin Marak
Baca juga: Rencana Pembangunan Coastal Road Balikpapan Belum Progres, Investor Tunggu Payung Hukum
Bagi investor, calon investor, perusahaan tercatat dan juga calon perusahaan tercatat.
Hasilnya pun sangat positif. Sampai dengan 11 Desember 2020, jumlah IPO saham mencapai angka yang menggembirakan. Yaitu 48 perusahaan tercatat baru, merupakan angka tertinggi di Asean.
Diikuti Malaysia dan Thailand di peringkat 2 dan 3. Hanya memiliki 16 dan 14 perusahaan baru tercatat 2020.
Tahun ini, BEI juga meluncurkan beberapa produk baru. Antara lain IPO IDX Virtual Training, sistem penyelenggara pasar alternatif (SPPA) untuk perdagangan efek bersifat utang dan sukuk, Index IDX Quality 30, Road Map Pasar Modal Syariah, Kebijakan Perubahan Maximum Price Movement ETF, dan Sistem IDX DNE.
Berdasarkan data BEI dari Januari - November 2020, dari sisi edukasi kepada calon investor dan investor. Terdapat 7.946 aktivitas edukasi yang telah dijalankan. Dengan jumlah peserta lebih dari 1,2 juta orang dan 54.800 pembukaan rekening efek.
Dari total tersebut, 6.325 aktivitas edukasi memanfaatkan sarana digital. Dengan jumlah peserta lebih dari 1,1 juta orang.
Baca juga: Investor Milenial Dominasi di Pasar Modal Indonesia, 70% Berada di Rentang Usia Hingga 40 Tahun
Baca juga: Investor Pasar Modal Meningkat 3,8 Kali Hingga 2020
Baca juga: Menabung, Investor Pasar Modal Lo Kheng Hong Bagi Tips Percaya Diri Lakukan Keputusan Investasi
Baca juga: Borneo Bay City Pastikan Lokasi Strategis dan Menjanjikan untuk Investor
"Sebagai hasil kegiatan edukasi yang gencar tersebut, tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan investor domestik ritel di pasar modal Indonesia," terang pria berkacamata ini.
Kebangkitan ini ditandai dengan berbagai pencapaian signifikan pada peningkatan jumlah sistem informasi debitur (SID), baik saham maupun SID pasar modal. Per 10 Desember 2020, SID Pasar Baru Pasar Modal berjumlah 1.212.930, naik jauh dibanding 2019 sebesar 864.982.
Sedang penambahan SID Baru Saham diperiode yang sama, berjumlah 488.088. Dibandingkan tahun 2019 sebesar 252.370. Rata-rata investor aktif perhari di tahun 2020, sebanyak 85.079 pengguna dan secara bulanan sebanyak 270.975 pengguna.
Lalu rata-rata frekuensi transaksi BEI perhari di tahun 2020 sebanyak 619.000 transaksi. Investasi domestik ritel mendominasi di 45,9 persen presentase rata-rata nilai transaksi harian saham. Diikuti domestik institusi 21 persen dan nilai transaksi asing 33,1 persen.
"Jumlah investor yang aktif bertransaksi, peningkatan aktivitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi, bahkan ownership atau kepemilikan saham yang tahun ini sudah didominasi oleh investor domestik," ulas Irnano.