Warga Dianjurkan untuk Selalu Menggunakan Masker Baru, Hindari Masker Bekas, Berikut Penjelasan Ahli
Memakai masker menjadi salah satu protokol kesehatan yang wajib diterapkan pada masa pandemi Covid-19 untuk mengurangi risiko tertular virus.
TRIBUNKALTIM.CO - Anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan covid-19 sangat penting untuk ditaati. Namun pengguna masker juga harus selektif.
Disarankan untuk selalu menggunakan masker baru.
Memakai masker menjadi salah satu protokol kesehatan yang wajib diterapkan pada masa pandemi Covid-19 untuk mengurangi risiko tertular virus.
Namun, saat kita berada di luar rumah, pastikan untuk selalu memakai masker yang baru dan membawa cadangan, bukan masker bekas pakai.
Sebab, hasil penelitian terbaru menemukan fakta bahwa penggunaan masker bekas pakai lebih berbahaya ketimbang tak memakai masker sama sekali, terkait risiko infeksi Covid-19.
Baca juga: Viral Masker Bekas Dijual di Apotek Seharga Rp 330 Ribu, Pihak Apotek Sebut Dapat dari Solo
Baca juga: Polres Kukar Akan Bagi Sembako dan Masker Saat Liburan Natal dan Tahun Baru
Baca juga: NEWS VIDEO Simulasi Tatap Muka Tingkat SD, Wali Kota Kembali Soroti Masker Scuba & Jadwal Kepulangan
Baca juga: Tinjau Simulasi Tatap Muka di SDN 001, Walikota Soroti Penggunaan Masker Scuba dan Jadwal Kepulangan
Berdasarkan riset yang dimuat di jurnal Physics of Fluids, Selasa (15/12/2020), disebutkan, masker bedah tiga lapis yang baru memiliki tingkat efisiensi 65 persen dalam menyaring partikel di udara.
Namun, setelah digunakan, kualitas penyaringan masker menurun menjadi hanya 25 persen.
Para peneliti dari University of Massachusetts Lowell dan California Baptist University mengatakan, masker memperlambat aliran udara dan membuat orang lebih rentan menghirup partikel.
Sehingga, masker wajah bekas tidak dapat menyaring droplet atau tetesan liur dengan ukuran terkecil.
"Wajar jika beranggapan bahwa memakai masker baru atau lama selalu lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali," kata penulis studi, Jinxiang Xi.
"Namun, hasil studi kami menunjukkan anggapan ini hanya berlaku jika ukuran partikel lebih besar dari lima mikrometer."
"Artinya, dalil itu tidak berlaku untuk partikel halus yang lebih kecil dari 2,5 mikrometer."
Peneliti menggunakan model komputer dari seseorang yang memakai masker bedah tiga lapis untuk melacak cara masker memengaruhi aliran udara dan partikel.
Mereka juga melihat bagaimana tetesan kecil menempel di wajah, di saluran pernapasan, dan hidung, faring, atau paru-paru dalam.
Dari riset itulah ditemukan bahwa memakai masker bisa memperlambat aliran udara secara signifikan, mengurangi efektivitas masker, dan membuat seseorang lebih rentan menghirup aerosol ke dalam hidung.
Baca juga: Soroti Masker di Simulasi Belajar Tatap Muka, Wali Kota Balikpapan: Ada yang tak Penuhi Syarat
Baca juga: Senam Zumba di Lombok Tengah Diikuti Ratusan Perempuan, Kebanyakan Tidak Pakai Masker, Vidio Viral
Baca juga: Organisasi Kesehatan Dunia Perketat Aturan Pemakaian Masker Termasuk di Dalam Ruangan, Penjelasannya