Keluhan Orangtua di Bontang Repot Urus Rumah, Desak Pemkot Lekas Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka 

Kebijakan pemerintah menerapkan kembali kegiatan sekolah tatap muka di seluruh zona risiko penularan covid-19 mulai Januari 2021, jadi kabar yang dina

Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Seorang murid kelas 6 SD di Bontang sedang melaksanakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Sistem PJJ dikeluhkan sejumlah orangtua di Bontang di masa pandemi covid-19. TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Kebijakan pemerintah menerapkan kembali kegiatan sekolah tatap muka di seluruh zona risiko penularan Virus Corona ( covid-19 ) mulai Januari 2021, jadi kabar yang dinantikan orangtua siswa di Kota Bontang.

Beberapa orang tua menyuarakan hal serupa.

Salah satunya, Darmawati (41), orang tua Ruhsanul Aliq, siswa kelas dua Sekolah Dasar (SD).

Baca juga: Soal Pembubaran FPI, Ketua Syuro FPI Kaltim Minta Anggota Tetap Tenang dan Tidak Bertindak Anarkis

Baca juga: Cerita Kapolresta Samarinda 9 Kali Mandi, Terpapar Covid-19, Selalu Bahagia itu Penting

Baca juga: Malam Tahun Baru di Balikpapan, Lapangan Merdeka Bak Kota Mati, Terlihat Sepi tanpa Aktivitas Warga

Dia mengaku kewalahan menghadapi skema pembelajaran daring yang sudah berjalan delapan bulan lamanya.

"Kewalahan mas, ini saya urus rumah, harus bersih-bersih, belanja keperluan dapur untuk masak, dan cuci baju. Terus saya harus dampingi anak saya yang kecil sekolah dari rumah setiap hari. Jadinya repot," ungkapnya pada TribunKaltim.co, Jumat (1/1/2021).

Sebelum adanya kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Darmawati (41) sudah keteteran urus pekerjaan rumah.

"Belum ada kebijakan ini saja sudah repot ngurus rumah. Jadi pas diberlakukan PJJ malah makin repot. Anak saya itu tiga, laki-laki semua, mana bisa urus pekerjaan rumah," tuturnya.

Darmawati (41) menuturkan, rencana pembelajaran tatap muka dinilai menjadi solusi bagi para orangtua yang resah karena tak bisa membimbing anak-anak secara efektif.

Apa lagi, lanjut dia, suasana belajar juga berubah drastis, yang awalnya di sekolah lalu harus dilakukan di rumah.

Tentunya hal ini membuat para orangtua kesulitan lantaran harus membimbing pelajaran yang tak dipahaminya.

Baca juga: Tak Ingin Ada Klaster Sekolah, DPRD Bontang Minta Pemkot Kaji Ulang Penerapan Belajar Tatap Muka

Baca juga: 15 Personel Polres Bontang Terpapar Covid, Salah Satunya Meninggal Dunia, Kapolres: Jangan Sepelekan

Baca juga: Tren Covid-19 di Bontang Belum Melandai, Ada Penambahan Lagi 12 Kasus

Selain itu, belajar di rumah membuat kedisiplinan anaknya dalam belajar menjadi berkurang, karena ada kebiasaan di sekolah yang tak lagi dilakukan di rumah.

"Anak-anak juga jadi makin susah disiplin. Belajarnya juga tidak efektif. Kami juga sulit menyesuaikan," katanya.

Adanya wacana penerapan pembelajaran tatap muka tentunya sangat disetujui.

Situasi pandemi seperti saat ini tak membuatnya merasa resah jika harus belajar di sekolah.

"Iya setuju banget, semoga direalisasikan. Sudah terlalu capek kami ini," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved