INILAH Pernyataan Novel Bamukmin soal FPI yang Akhirnya jadi Kenyataan di Ciamis
Inilah pernyataan lengkap Novel Bamukmin soal FPI yang akhirnya jadi kenyataan di Ciamis.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah pernyataan lengkap Novel Bamukmin soal FPI yang akhirnya jadi kenyataan di Ciamis. Juru Bicara PA 212, Habib Novel Bamukmin sempat bereaksi setelah pemerintah mengumumkan bahwa Front Pembela Islam (FPI) telah menjadi organisasi terlarang. Pemerintah memutuskan FPI sebagai organisasi terlarang pada Rabu (30/12/2020) melalui konferensi pers yang dipimpin Menkopolhukam Mahfud MD.
Sesaat setelah pengumuman itu, Novel Bamukmin menanggapinya dengan santai.
Novel Bamukmin menyebut, hal itu tidak akan menyurutkan perjuangan dirinya dan pengikut FPI lainnya untuk membela negara dan agama.
"Mereka boleh bubarkan FPI, tapi mereka tidak bisa membubarkan perjuangan kami bela negara dan agama. Bahkan, kalau pun mau sore ini kami deklarasikan ormas Islam baru, kalau dibubarkan kami buat lagi dan seterusnya, baik terdaftar atau tidak, kami tetap ada," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (30/12/2020), dilansir wartakotalive.com.
Menurut Novel, meskipun FPI dianggap bubar, umat Islam masihlah tetap ada.
Baca juga: Tak Tinggal Diam, Akhirnya Fadli Zon Bantah Ponakan Prabowo Soal Gerindra Dukung FPI Dibubarkan
Baca juga: Terjawab, Ciri Konten FPI yang Tak Boleh Diakses & Disebarkan Dalam Maklumat Kapolri Idham Azis
Baca juga: Akhirnya BKN Buka Suara Soal Tjahjo Kumolo Larang PNS, Gabung HTI, FPI, PKI, Sanksi Tak Main-Main
Meski demikian, Novel Bamukmin turut mempertanyakannya lantaran selama ini FPI dan semua umat Islam sejatinya terus berjuang membela negara dari para pengkhianat bangsa.
"Ada FPI atau tidak, kami tetap berjuang membela negara dari para pengkhianat bangsa, yaitu para jongos, cukong-cukong, dan terdepan membela agama menegakan amar ma'ruf nahi munkar. Dan kami dididik tidak fanatik organisasi karena tujuan kami mencari ridho Allah," tuturnya.
Menurutnya, organisasi hanyalah kendaraan belaka.
Di sisi lain, dia heran mengapa para koruptor dan pelaku-pelaku pengubah Pancasila dengan ekasila tak dianggap makar dan dibiarkan, sedangkan FPI justru dibubarkan.
Para koruptor dibiarkan bebas, justru 6 Laskar FPI yang ditembak mati.
"Bukan malah IB HRS yang dipenjara. Puncak rezim panik akhirnya sampai juga dengan membabi buta karena sudah terdesak oleh kasus pembantaian 6 laskar yang sudah mulai terkuak," katanya.
Jadi Kenyataan di Ciamis