Pemkot Balikpapan Tunda Pembelajaran Tatap Muka, Hetifah Minta Pemda Lainnya Segera Ambil Keputusan
Pemerintah Kota Balikpapan memutuskan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan memutuskan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Hal itu seperti dikemukakan Waliota Balikpapan Rizal Effendi dalam akun instagramnya, Senin (4/1).
“Keputusan ini diambil melihat perkembangan penularan Covid-19 yang makin meningkat serta ketersediaan rumah sakit dan ruang isolasi yang hampir penuh. Juga masukan dari para petugas kesehatan, tenaga pendidik, dan orangtua murid,”, tulisnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Rakyat di DPR RI asal Kaltim Hetifah Sjaifudian mendukung keputusan tersebut.
Baca juga: Orang Tua Murid di Samarinda Setuju Belajar Tatap Muka, Pemkot Putuskan Ditunda, Simak Alasannya!
Baca juga: 4000 Tenaga Kesehatan Kaltara Prioritas Vaksinasi Tahap Pertama, Irianto Lambrie: Per Nakes 2 Dosis
Baca juga: Jadwal Vaksinasi di Kota Balikpapan, Pemkot Siapkan 1.084 Vaksinator dari Rumah Sakit dan Puskesmas
“Itu keputusan yang bijak, karena sudah mengakomodir segala masukan dari pemangku kepentingan di Balikpapan, termasuk orang tua dan tenaga kesehatan.
Keputusan diambil berdasar data, dan survey kepada orangtua dilaksanakan secara periodik. Saya harap pemerintah kota/kabupaten lainnya juga mengikuti langkah Balikpapan untuk segera mengambil keputusan, untuk menghindari kebingungan di tengah masyarakat”, ujarnya.

Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membawahi pendidikan ini mengatakan, kebijakan ini merupakan kebijakan yang tepat diambil oleh wilayah perkotaan, namun demikian, pemerintah daerah lain dapat memiliki kebijakan yang berbeda.
“Untuk daerah perkotaan rata-rata memang angka penularannya lebih tinggi. Untuk daerah yang lainnya kondisinya mungkin berbeda. Kuncinya dalam pengambilan keputusan adalah data, dan juga kesediaan menerima masukan dari berbagai pihak, terutama orangtua dan kalangan medis”, ungkapnya.
Setelah kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka diputuskan, Hetifah menegaskan langkah selanjutnya yang harus diambil adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: NEWS VIDEO Jumat 8 Januari Mendatang, Abu Bakar Baasyir akan Dibebaskan
Baca juga: NEWS VIDEO Sidang Praperadilan Kasus Rizieq Shihab Digelar, Kapolri dan 2 Petinggi Lain Digugat
Baca juga: TERBARU Kode Redeem Mobile Legends 4 Januari 2021, Kesempatan Terbatas, Segera Tukarkan dan Klaim!
“Kalau memang PJJ akan terus dilakukan, kita harus fokus meningkatkan kualitasnya, dan meminimalisir dampak-dampak negatif seperti learning loss dan kesenjangan.
Kita harus terus kawal pemerataan akses internet, gawai, juga pelatihan-pelatihan intensif bagi para guru,” jelasnya.
Ia berharap, di pertengahan tahun 2021, pembelajaran tatap muka sudah dapat dilaksanakan di seluruh daerah.
“Saya mendapat kabar, besok 25.000 dosis vaksin akan tiba di Kaltim. Semoga guru dan tenaga kependidikan dapat diprioritaskan setelah tenaga kesehatan, agar kegiatan pembelajaran tatap muka bisa segera berjalan,” pungkasnya. (*)