Berita Samarinda Terkini
Harga Sembako di Samarinda, Kedelai Naik Tajam Tahu Meroket, Produsen Tempe Kurangi Komposisi
Kenaikan harga kedelai juga memberikan dampak kepada pelaku usaha pembuat tahu dan tempe di daerah. Salah satunya di Kota Samarinda.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kenaikan harga kedelai juga memberikan dampak kepada pelaku usaha pembuat tahu dan tempe di daerah. Salah satunya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Diungkapkan oleh Kasimin (73) pemilik usaha pabrik tahu yang terletak di Jalan Lumba - Lumba, RT 10, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda.
Ia menyebutkan bahwa perkarungnya kenaikan harga kedelai hingga saat ini sudah mencapai Rp. 140 ribu, dengan berat 50 kilogram perkarung.
Dari yang mulanya perkarung hanya Rp. 360 ribu, hingga kini kenaikan harganya mencapai Rp 500 ribu.
Baca juga: Beginilah Prosedur Orang yang Pernah Terpapar Corona dalam Program Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Pandemi Covid-19, Pelaku Usaha Tempe dan Tahu di Berau Alami Penurunan Produksi
Baca juga: Harga Sembako di Bontang, Kenaikan Pasokan Impor Kedelai Belum Berimbas, Tempe dan Tahu Masih Normal
Kenaikan harga tersebut tidak intans atau secara langsung, tetapi kenaikannya secara bertahap yang terhitung sekitar mulai Bulan November 2020.
"Kenaikan harga kedelai itu mulai sekitar bulan 11 tahun 2020. Dan itu terus - menerus hingga akhirnya sampai saat ini," ucapnya saat diwawancarai awak media Tribunkaltim.co di tempatnya, Selasa (5/1/2021) petang.
Dirinya biasa sekali membeli kedelai, 15 karung dengan total harga Rp. 3,6 juta, dalam satu minggu.
Setelah adanya kenaikan ia tetap mengambil dengan jumlah sekian namun harganya sekarang naik menjadi Rp. 7 juta.
Belum lagi ditambah dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya seperti, kayu yang menjadi bahan bakar, minyak, plastik dan lainnnya.
Baca juga: Operasi Lilin 2020, Polres Penajam Paser Utara Bagi Sembako untuk Warga Terdampak Covid-19
Baca juga: CATAT! 38,8 Juta Warga akan Terima Bansos Mulai Besok 4 Januari 2021, PKH, BST dan Program Sembako
Baca juga: Harga Sembako di Kutai Timur, Jelang Natal 2020, Komoditi Cabai Kutim Merangkak Naik
"15 karung itu habis satu minggu, itu aja sudah saya kurangi karena bahan mahal segalanya naik semua," ujarnya.
Mensiasati hal tersebut, ada pengurangan jumlah potongan tahu dan ada yang dinaikan harganya, seperti untuk yang mentah ia yang mulanya menjual Rp. 10 ribu per 40 potong, kini ia menjual hanya 30 potong saja.
Sedangkan yang sudah digoreng, biasanya menjual 100 potong dengan harga Rp. 30 ribu, dinaikan menjadi Rp. 35 ribu.
Kendati demikian, diceritakannya ada saja yang bertanya terhadap kenaikan harga tersebut.
"Tapi saya sampaikan, kalau mau ya segini, kalau tidak mau ya sampean coba cari di lain saja. Tapi sama saja semua yang lain juga naik," katanya.
Baca juga: Natal 2020 di Kukar, Polres Bersama Pokdar Kamtibmas Bagi-bagi Sembako di Gereja
Baca juga: Tiba di Gudang Samarinda, Vaksin Covid-19 Dijaga Personel Gabungan Selama 24 Jam Penuh
Baca juga: NEWS VIDEO 25.520 Vaksin Covid-19 untuk Kaltim Belum Bisa Digunakan, Tunggu Izin dari BPOM Keluar
Ia membeberkan pendapatan bersihnya ketika berhasil terjual, dalam seminggunya biasanya Rp. 500 ribu. Tetapi setelah adanya kenaikan seperti sekarang ini, ia mengaku dalam seminggu hanya Rp. 100 lebih.
"Kalau sekarang sudah tidak seperti 500 itu, paling lebihnya buat makan aja ya kira - kira Rp. 100 ribu lebih," imbuhnya.
Sementara itu, diungkapkan oleh Anwar Sanusi pengusaha pabrik tempe, bahwa ia mengurangi jumlah produksi.
Yang mulanya dalam sehari 50 Kilogram, kini seletah adanya kenaikan harga kedelai ia hanya memproduksi 30 sampai 40 Kilogram saja.
Dengan harga Rp. 15 ribu per 1 kotak berukuran cukup besar.
Dan juga mengurangi ukurannya, semisal dalam dua kilogram dikurangi hanya beberapa ons.
"Tetap membuat tempe, 30 sampai 40 kilogram, gak sampai 50 kilogram," ujarnya saat diwawancarai di tempat jualanya, yang terletak di Gang Buntu, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam.
Hal tersebut, diambil mensiasati kenaikan harga kedelai yang melambung dibandingkan sebelumnya.
Ditambah pandemi Covid-19 atau virus corona, beban yang dipikul oleh lelaki yang memiliki dua anak tersebut, kini semakin terasa.
Pasalnya berdasarkan pengakuannya, pelanggan atau orang biasa membeli tempe di tempatnya mengalami penurunan, sehingga pendapatan pun berkurang.
Namun ia enggan menyampaikan penghasilan tersebut secara detail kepada awak media.
"Pendapatan merosot jauh, sejak wabah Corona," pungkasnya.
Produsen Tahu dan Tempe di Bontang Pasrah
Sama halnya, di tempat terpisah, di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Kenaikan harga kedelai memberikan dampak bagi pelaku usaha pembuat tahu dan tempe.
Di Bontang khususnya, salah satu pabrik pembuatan tahu dan tempe terpaksa harus menyesuaikan harga produksi dengan biaya bahan baku yang saat ini meroket.
Salah satunya pemilik pabrik tahu dan tempe, Mudawan mengungkapkan kenaikan harga kedelai perkarungnya mencapai Rp 130.000 ribu.
Biasanya harga normal hanya Rp 360 ribu per karung, kini sekarang naik hingga Rp490 ribu.
"Karena harga kedelai naik, jadi terpaksa kita juga naikan harga tahu dan tempe. Kenaikan kali ini paling terasa, naiknya derastis," tuturnya.
Baca juga: Kasus Baru Positif Covid-19 Capai 36 Orang di Nunukan, Didominasi dari Transmisi Lokal
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Paser Tak Dibenarkan, Simak Penjelasan Kadisdikbud Paser
Baca juga: Live Streaming RCTI Liga Italia, AC Milan vs Juventus, Misi Ganda Ronaldo Cs, Pioli Tak Ambil Pusing
Saat ditemui di Pabriknya, Jalan A yani, Gang Rawa Indah Kelurahan Api-api, Bontang. Selasa (05/1/2021).
Akibat kenaikan harga bahan baku yang signifikan, Mudawam mengaku harus rela memangkas keuntungannya hingga 30 juta perbulan.
“Satu truk itu, ada kenaikan sampai Rp. 3 juta, datang lagi naik lagi segitu. Jadi dalam sebulan itu, memang masih untung, tapi kalo di hitung keuntungan terpotong sampe Rp.30 juta,” jelasnya.
Baca juga: Jembatan Kayu Desa Sebulu Ilir Hanya Alternatif, Kadis PU Kukar: Perlu Jembatan Permanen
Baca juga: Aktivitas Digital Masyarakat Naik Selama Libur Pergantian Tahun, Trafik Data XL Axiata Melonjak 70%
Baca juga: Disindir Sule Karena tak Masak Natahlie Holscher tak tinggal Diam, Ayah Rizwan Buru-buru Ganti Topik
Dibeberkan Mudawan, harga tahu per embernya kini sekarang dijual Rp 85.000 ribu. Padahal harga normal biasanya hanya Rp 80.000 ribu.
Sementara untuk harga eceran tahu Rp 3.000, kini juga naik Rp. 4.000.
"Kami naikin 5.000 per embernya. Begitu juga harga tempe dari 8.000 naik hingga 9.000,” ujarnya.
Meskipun begitu, pihaknya telah memberikan pengertian kepada seluruh pelanggan. Mulai dari pelaku usaha makanan, hingga penjual eceran.
“Sudah kami tanyakan, mau ukuran yang dikecilin, atau dinaikkan harganya. Dan mereka mengerti, kalau harganya naik, jadi ukuran tetap sama. Yang penting mutunya, kami pastikan berkualitas,” tandas Dawam.
(TribunKaltim.co/Riduan dan Ismail Usman)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/samarinda-ilir-kalimantan-timur-hari-ini.jpg)