Berita Kaltara Terkini
DPK Kaltara Tumbuh Positif 10,57 Persen di Tahun 2020, Tarakan Terkontraksi -0,62 Persen
Posisi Dana Pihak Ketiga di Provinsi Kalimantan Utara ( DPK Kaltara ) pada November 2020 tumbuh positif sebesar 10,57 persen
Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
Selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa 5,40 persen mengalami perbaikan meski masih terkontraksi sebesar -7,98 persen (yoy), seiring mulai membaiknya kinerja ekspor udang dan CPO di Kalimantan Utara.
Baca juga: Tahun 2021, Polda Kaltara Rencanakan Membangun Rumah Sakit di Kalimantan Utara
Baca juga: Natal 2020 di Bulungan, Ketua DPRD Kalimantan Utara Imbau Warga Rayakan di Rumah
Baca juga: Bandara Juwata Tarakan Terapkan Rapid Antigen Bagi Penumpang Pesawat Sampai 8 Januari 2021
Berdasarkan penggunaannya, pembiayaan untuk tujuan konsumsi memiliki pangsa terbesar, yaitu 44,06 persen atau senilai Rp 4,76 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 20,07 persen (yoy).
Selanjutnya pembiayaan modal kerja memiliki pangsa 34,59 persen atau senilai Rp3,73 triliun, mengalami kontraksi sebesar -3,03 persen (yoy), sementara pembiayaan investasi memiliki pangsa 21,35 persen atau senilai Rp2,30 triliun, tumbuh sebesar 9,70 persen (yoy).
Selain itu, rasio pembiayaan terhadap DPK Kaltara pada November 2020 sebesar 78,45 persen, relatif meningkat dari Oktober 2020 yang berada pada angka 77,05 persen.
Angka ini menunjukkan nilai pembiayaan terhadap DPK yang disalurkan meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Ekonomi 15 Negara Tetap Tumbuh meski Pandemi Corona
Analis Ekonomi Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra menyampaikan ada 15 negara yang sukses membangkitkan perekonomiannya meskipun belum memperoleh vaksin.
Menurut catatannya, ke-15 negara itu yakni Irlandia 8,15 persen, Turki 6,7 persen, Tajikistan 6,3 persen, Tanzania 5,7 persen, China 4,9 persen, Brunei 2,81 persen, Myanmar 2,9 persen, Kamerun 2,8 persen, Vietnam 2,62 persen, Taiwan 2,55 persen, Korea Selatan 1,9 persen, Luxemburg 0,5 persen, Selandia Baru 0,4 persen, Iran 0,22 persen, dan Lithuania0,1 persen.
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 akan Terima SMS Kemenkes Mulai 31 Desember 2020, Pembagian Jadwal Suntik
Baca juga: Kemenkes Kirim SMS Penerima Vaksin Covid-19 Mulai Kamis 31 Desember 2020, Jadwal Suntik & Prioritas
Baca juga: Menkes: Persetujuan Vaksin Covid-19 akan Selesai Dalam 2 Minggu, Cek Jadwal Suntik Seluruh Indonesia
"Saya rasa apa yang disampaikan Bu Menteri Keuangan saat itu tidak sepenuhnya benar. Buktinya, berdasarkan catatan kami ada 15 negara yang sukses membangkitkan perekonomiannya walau belum memiliki vaksin," ujar Gede kepada wartawan, Rabu (30/12/2020).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pentingnya ketersediaan vaksin covid-19 bagi seluruh dunia untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Baca juga: Pemkot Bontang Usulkan 100 Ribu Vaksin Covid-19, Ini Alasan Walikota Neni Moernieani
Baca juga: Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Dibuka, Pendaftar Sudah Berjumlah 907 Orang di Kota Samarinda
Baca juga: Eks Menkes Terawan Tak Beri Tanda Tangan, Indonesia Gagal Dapat Vaksin, Politisi PKB Klarifikasi!
Tanpa vaksin, pandemi akan terus berlanjut dan menekan perekonomian.
Akses mendapatkan vaksin menjadi salah satu fokus pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini yang diselenggarakan secara virtual oleh Arab Saudi pada Sabtu dan Minggu 21-22 November 2020.
Baca juga: Eks Menkes Terawan Tak Beri Tanda Tangan, Indonesia Gagal Dapat Vaksin, Politisi PKB Klarifikasi!
Baca juga: Cara Mendaftar jadi Calon Penerima Vaksin Covid-19 di Samarinda, Plt Kadinkes Beberkan Prosesnya
Baca juga: Siapkan Petugas dan Berikan Pelatihan, Pemkab Kubar Siap Sambut Distribusi Vaksin Covid-19
"Akses vaksin menjadi penting, karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin tersebut," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai menghadiri KTT G20, dikutip Minggu (22/11/2020).
( TribunKaltara.com / Risnawati )