Berita Kaltara Terkini

DPK Kaltara Tumbuh Positif 10,57 Persen di Tahun 2020, Tarakan Terkontraksi -0,62 Persen

Posisi Dana Pihak Ketiga di Provinsi Kalimantan Utara ( DPK Kaltara ) pada November 2020 tumbuh positif sebesar 10,57 persen

Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (KPwBI Kaltara), Yufrizal mengatakan, peningkatan ini utamanya terjadi pada sisi tabungan, Kamis (7/1/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Posisi Dana Pihak Ketiga di Provinsi Kalimantan Utara ( DPK Kaltara ) pada November 2020 tumbuh positif sebesar 10,57 persen (year on year/yoy) yaitu dari Rp 12,45 triliun pada November 2019 menjadi Rp 13,77 triliun pada November 2020.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara (KPwBI Kaltara), Yufrizal mengatakan, peningkatan ini utamanya terjadi pada sisi tabungan.

Dengan rincian, tabungan yang memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 51,2 persen dari total DPK, tumbuh sebesar 17,42 persen (yoy) dari Rp 6,00 triliun menjadi Rp 7,05 triliun.

"Deposito dengan pangsa 30,0 persen tumbuh sebesar 4,69 persen (yoy) yaitu dari Rp 3,95 triliun menjadi Rp 4,13 triliun," ujar Yufrizal, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Bank Indonesia Gelar Temu Responden, Kepala BI Kaltim Sebut Tantangan Ekonomi ke Depan tak Mudah

Baca juga: Bank Indonesia Balikpapan Launching FENTABI, Ini Tujuannya

Baca juga: Akselerasi Transaksi Non Tunai, Bank Indonesia Balikpapan Gelar Festival Non Tunai

"Giro yang memiliki pangsa 18,7 persen tumbuh sebesar 3,39 persen (yoy) yaitu dari Rp 2,49 triliun menjadi Rp 2,58 triliun," lanjutnya

Posisi pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Kaltara pada November 2020 tercatat tumbuh positif sebesar 8,90 persen (yoy) yaitu dari Rp 9,92 triliun menjadi Rp 10,80 triliun.

Pertumbuhan ini masih didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL di level 0,84 persen, relatif membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca juga: Walikota Terima Bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan Kaltara untuk Korban Tanah Longsor Tarakan

Baca juga: Perkembangan Inflasi, Bank Indonesia Ungkap Kaltara Alami Inflasi 0,54 Persen

Baca juga: Pemkot Balikpapan Bersama Bank Indonesia Balikpapan dan OJK Kaltim Luncurkan UMKM Care Center

NPL tersebut juga masih berada jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5 persen.

Adapun posisi kredit untuk Kota Tarakan pada November 2020 mengalami perbaikan dari kontraksi -1,41persen (yoy) menjadi kontraksi sebesar -0,62 persen (yoy).

"Dari Rp 3,90 triliun menjadi Rp 3,87 triliun dengan NPL sebesar 1,32 persen atau relatif mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya," tambahnya.

Secara sektoral, lapangan usaha yang memiliki posisi kredit terbesar adalah Lapangan Usaha Perdagangan dengan pangsa 20,18 persen terkontraksi sebesar 0,83 persen (yoy).

Baca juga: Dorong Kreativitas Pelajar, Bank Indonesia Balikpapan Gelar Festival Cerita Literasi Uang Rupiah

Baca juga: Skema Distribusi Vaksin Covid-19 di Kalimantan Utara, Pilih Jalur Darat ke Samarinda Sampai Bontang

Baca juga: Kalimantan Utara Alami Inflasi 0,12 Persen, Tanjung Selor Kota dengan Nilai Terendah di Kaltara

Utamanya disebabkan oleh base effect dari tingginya kegiatan konsumsi masyarakat pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berbeda dengan hal tersebut, lapangan usaha Pertanian dan Kehutanan dengan pangsa sebesar 16,28 persen, mengalami pertumbuhan kredit sebesar 34,13 persen (yoy).

Utamanya didorong oleh peningkatan pinjaman sub lapangan usaha perkebunan kelapa sawit seiring dengan mulai membaiknya harga dan demand akan komoditas tersebut.

Di sisi lain, lapangan usaha pertambangan dengan pangsa 4,60 persen dari total kredit, terkontraksi sebesar -27,49 persen (yoy) disebabkan oleh masih rendahnya harga dan permintaan batu bara global. Sehingga membuat mayoritas perusahaan masih membatasi kegiatan usaha yang dilakukan.

Selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa 5,40 persen mengalami perbaikan meski masih terkontraksi sebesar -7,98 persen (yoy), seiring mulai membaiknya kinerja ekspor udang dan CPO di Kalimantan Utara.

Baca juga: Tahun 2021, Polda Kaltara Rencanakan Membangun Rumah Sakit di Kalimantan Utara

Baca juga: Natal 2020 di Bulungan, Ketua DPRD Kalimantan Utara Imbau Warga Rayakan di Rumah

Baca juga: Bandara Juwata Tarakan Terapkan Rapid Antigen Bagi Penumpang Pesawat Sampai 8 Januari 2021

Berdasarkan penggunaannya, pembiayaan untuk tujuan konsumsi memiliki pangsa terbesar, yaitu 44,06 persen atau senilai Rp 4,76 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 20,07 persen (yoy).

Selanjutnya pembiayaan modal kerja memiliki pangsa 34,59 persen atau senilai Rp3,73 triliun, mengalami kontraksi sebesar -3,03 persen (yoy), sementara pembiayaan investasi memiliki pangsa 21,35 persen atau senilai Rp2,30 triliun, tumbuh sebesar 9,70 persen (yoy).

Selain itu, rasio pembiayaan terhadap DPK Kaltara pada November 2020 sebesar 78,45 persen, relatif meningkat dari Oktober 2020 yang berada pada angka 77,05 persen.

Angka ini menunjukkan nilai pembiayaan terhadap DPK yang disalurkan meningkat dibandingkan periode sebelumnya.

Ekonomi 15 Negara Tetap Tumbuh meski Pandemi Corona

Analis Ekonomi Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra menyampaikan ada 15 negara yang sukses membangkitkan perekonomiannya meskipun belum memperoleh vaksin.

Menurut catatannya, ke-15 negara itu yakni Irlandia 8,15 persen, Turki 6,7 persen, Tajikistan 6,3 persen, Tanzania 5,7 persen, China 4,9 persen, Brunei 2,81 persen, Myanmar 2,9 persen, Kamerun 2,8 persen, Vietnam 2,62 persen, Taiwan 2,55 persen, Korea Selatan 1,9 persen, Luxemburg 0,5 persen, Selandia Baru 0,4 persen, Iran 0,22 persen, dan Lithuania0,1 persen.

Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 akan Terima SMS Kemenkes Mulai 31 Desember 2020, Pembagian Jadwal Suntik

Baca juga: Kemenkes Kirim SMS Penerima Vaksin Covid-19 Mulai Kamis 31 Desember 2020, Jadwal Suntik & Prioritas

Baca juga: Menkes: Persetujuan Vaksin Covid-19 akan Selesai Dalam 2 Minggu, Cek Jadwal Suntik Seluruh Indonesia

"Saya rasa apa yang disampaikan Bu Menteri Keuangan saat itu tidak sepenuhnya benar. Buktinya, berdasarkan catatan kami ada 15 negara yang sukses membangkitkan perekonomiannya walau belum memiliki vaksin," ujar Gede kepada wartawan, Rabu (30/12/2020).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pentingnya ketersediaan vaksin covid-19 bagi seluruh dunia untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Baca juga: Pemkot Bontang Usulkan 100 Ribu Vaksin Covid-19, Ini Alasan Walikota Neni Moernieani

Baca juga: Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Dibuka, Pendaftar Sudah Berjumlah 907 Orang di Kota Samarinda

Baca juga: Eks Menkes Terawan Tak Beri Tanda Tangan, Indonesia Gagal Dapat Vaksin, Politisi PKB Klarifikasi!

Tanpa vaksin, pandemi akan terus berlanjut dan menekan perekonomian.

Akses mendapatkan vaksin menjadi salah satu fokus pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini yang diselenggarakan secara virtual oleh Arab Saudi pada Sabtu dan Minggu 21-22 November 2020.

Baca juga: Eks Menkes Terawan Tak Beri Tanda Tangan, Indonesia Gagal Dapat Vaksin, Politisi PKB Klarifikasi!

Baca juga: Cara Mendaftar jadi Calon Penerima Vaksin Covid-19 di Samarinda, Plt Kadinkes Beberkan Prosesnya

Baca juga: Siapkan Petugas dan Berikan Pelatihan, Pemkab Kubar Siap Sambut Distribusi Vaksin Covid-19

"Akses vaksin menjadi penting, karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin tersebut," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai menghadiri KTT G20, dikutip Minggu (22/11/2020). 

( TribunKaltara.com / Risnawati )

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved