Mata Najwa

Mata Najwa Malam Ini Sorot Banjir di Kalsel, Memang Ada Hujan tapi Jangan Lupa Susutnya Hutan

Acara Mata Najwa malam ini, Rabu (20/1/2021), akan menyoroti musibah banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Editor: Syaiful Syafar
BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO
Warga Desa Kelampayan Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dievakuasi dari pemukiman mereka yang dilanda banjir untuk mencari tempat dataran tinggi, Minggu (17/1/2021). Musibah banjir di Kalsel akan dibahas pada acara Mata Najwa edisi Rabu (20/1/2021). 

Gambar tersebut dihasilkan dari Program Penginderaan Jauh INCAS.

Peta tutupan dan perubahan hutan tahun 2000-2012 untuk Pulau Kalimantan.
Peta tutupan dan perubahan hutan tahun 2000-2012 untuk Pulau Kalimantan. (LAPAN)

Daerah yang berwarna hijau tua merupakan tutupan hutan dari tahun 2000 hingga 2012, warna merah menunjukkan penyusutan hutan antara tahun 2000 hingga 2012, sedangkan warna kuning menunjukkan penambahan hutan periode yang sama.

Baca juga: 19 Desa di Kutai Timur Berkomitmen untuk Jaga Kelestarian Hutan Demi Turunkan Emisi Karbon

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, dari peta itu dapat diketahui bila pada periode tersebut terjadi penyusutan hutan, namun pada saat yang sama juga terjadi penambahan di beberapa titik.

"Itu menunjukkan ada deforestrasi, tetapi ada juga penambahan di beberapa titik," kata Thomas.

Disebutkan lebih parah

Sementara itu, Manager Kampanye Walhi Kalsel M Jefri Raharja mengatakan banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Selain faktor curah hujan yang tinggi, masifnya pembukaan lahan yang terjadi secara terus menerus juga turut andil dari bencana ekologi yang terjadi di Kalimantan selama ini.

Data yang dimilikinya, pembukaan lahan terutama untuk perkebunan sawit terjadi secara terus menerus.

Dari tahun ke tahun, luas perkebunan mengalami peningkatan dan mengubah kondisi sekitar.

"Antara 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan luas perkebunan sebesar 14 persen dan terus meningkat di tahun berikutnya sebesar 72 persen dalam 5 tahun," ujarnya sebagaimana diberitakan Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

"Sedangkan untuk tambang, bukaan lahan meningkat sebesar 13 persen hanya 2 tahun. Luas bukaan tambang pada 2013 ialah 54.238 hektar," imbuhnya lagi.

Presiden Joko Widodo yang berada di dalam mobil kepresidenan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka melihat langsung dampak banjir dan meninjau posko pengungsian korban banjir di Provinsi Kalimantan Selatan.
Presiden Joko Widodo yang berada di dalam mobil kepresidenan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka melihat langsung dampak banjir dan meninjau posko pengungsian korban banjir di Provinsi Kalimantan Selatan. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

Pihaknya menyayangkan kondisi hutan di Kalimantan yang kini beralih menjadi lahan perkebunan.

Pembukaan lahan atau perubahan tutupan lahan juga mendorong laju perubahan iklim global.

"Kalimantan yang dulu bangga dengan hutannya, kini hutan itu telah berubah menjadi perkebunan monokultur sawit dan tambang batu bara,” katanya lagi.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kaltim Soroti Aktivitas Tambang Ilegal, Samsun: Mau Kaltim Seperti di Kalsel

Baca juga: Jokowi Perintah Idham Azis, Marsekal Hadi Hingga Doni Monardo: Percepat Bantuan Korban Banjir Kalsel

Baca juga: LENGKAP Profil atau Biodata Komjen Listyo Sigit Prabowo, Calon Kapolri yang Sempat Kapolda Banten

Perluasan lahan secara masif dan terus menerus, menurut Jefri memperparah bencana terutama di kondisi cuaca ekstrem.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved