Berita Nasional Terkini
Risma Jujur Akui Kemensos Kekurangan Uang, Singgung Kesalahan di Era Mensos Juliari Batubara
Wanita yang biasa disapa Risma itu mengungkapkan Kemensos saat ini kekurangan uang.
TRIBUNKALTIM.CO - Kurang lebih 2 bulan pasca dilantik, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahariani buka-bukaan kondisi departemen yang dipimpinnya.
Wanita yang biasa disapa Risma itu mengungkapkan Kemensos saat ini kekurangan uang.
Komentar Risma itu terkait dengan tak adanya lagi santunan untuk keluarga pasien covid-19.
Padahal di tahun 2020 silam setiap keluarga pasien covid-19 yang meninggal mendapat santunan Rp 15 juta.
Risma menjelaskan keputusan itu terkait kesalahan administrasi pada kepemimpinan sebelumnya, yakni mantan Menteri Sosial Juliari Batubara yang ditahan atas kasus korupsi bantuan sosial (bansos).
"Sebetulnya dulu itu ada yang terlampaui. Jadi mestinya kalau mengeluarkan kebijakan seperti itu menteri, tapi saat itu yang membuat edaran kurang lebih bulan Juni itu Plt (pelaksana tugas) direktur," ungkap Tri Rismaharini, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (28/2/2021).
"Sebetulnya itu tidak boleh, itu sudah melampaui kewenangan dari direktur," jelasnya.
Baca juga: Terungkap, Sejumlah Proyek Agung Sucipto di Sulsel Pasca Ditangkap KPK Bareng Nurdin Abdullah
Baca juga: Sejumlah Fakta Terungkap, Kalina Ocktaranny Akui Hubungannya dengan Vicky Hanya Settingan Belaka
Selain itu tidak diperkirakan jumlah penerima santunan kematian akibat Covid-19 yang terus bertambah.
Risma mengungkapkan biaya yang diperlukan untuk menutup santunan pada 2020 sampai saat ini masih kurang.
"Saat itu tidak dihitung sebetulnya berapa akan ada jumlah korban (Covid-19), sehingga saat itu kurang duitnya. Untuk tahun lalu saja kurang," tutur mantan Wali Kota Surabaya ini.
Saat dirinya ditunjuk menjadi menteri sosial pada 2021, Risma mengaku dimintai kejelasan terkait kebijakan tersebut.
Ia terang-terangan menyebut anggaran yang ada tidak mencukupi.
"Enggak ada uangnya," kata Risma.
Risma menjelaskan anggaran seluruh kementerian memang sudah dipotong, terutama untuk pos pembangunan.
"Jadi terus dapat dari mana uangnya itu? Saya juga mengada-adakan dari mana," terangnya.