Berita Kaltim Terkini
Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Pemprov Kaltim Menunggu Instruksi Pemerintah Pusat
Pemprov Kaltim saat ini optimistis pembelajaran tatap muka dapat digelar tahun ini. Hanya saja pemerintah masih menunggu regulasi ataupun tata cara
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemprov Kaltim saat ini optimistis pembelajaran tatap muka dapat digelar tahun ini. Hanya saja pemerintah masih menunggu regulasi ataupun tata cara dari pemerintah pusat.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) yang juga jubir Satgas Covid-19 Kaltim Andi M Ishak.
Baca juga: 30 Persen Guru Divaksin, Balikpapan Optimistis Bisa Gelar Sekolah Tatap Muka
Baca juga: Kejar Rencana Sekolah Tatap Muka, Dua Ribu Guru di Balikpapan Ditarget Vaksin Pekan Depan
Baca juga: Verifikasi Sekolah Tatap Muka di Tarakan Selesai, Kadisdik akan Laksanakan Simulasi Belajar Mengajar
Dia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan.
Jika memang bisa dilakukan tentunya ada regulasi yang bekerjasama erat dengan penerapan PPKM mikro di Kaltim.
Ia mencontohkan daerah kabupaten/kota masih memiliki zona merah tetap diperbolehkan pembelajaran tatap muka.
Hanya saja hal tersebut berdasarkan zonasi di tingkat RT hingga Kelurahan.
Jika RT atau Kelurahan tersebut sudah di bawah zona merah maka pembelajaran tatap tetap dilaksanakan.
Ataupun zona merah sekalipun pembelajaran tatap muka bisa dilakukan dengan persyaratan tertentu.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Digelar Mulai Juli 2021, Kadinkes Berau Tegaskan Pentingnya Prokes
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Digelar Juli 2021, Kadisdik Berau akan Koordinasi Dulu dengan Satgas Covid-19
Andi M Ishak berharap semua sekolah segera mempersiapkan kebutuhan yang harus dipenuhi agar saat pemerintah pusat mengizinkan tidak kelabakan.
Andi akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim mengenai kebijakan belajar tatap muka tersebut.
"Hanya saja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus menyiapkan segala sesuatunya. Hingga memastikan peserta didik dari rumah harus diatur mekanisme pembelajaran, full atau dibatasi," tuturnya.
Untuk itu ia berharap sekolah bisa membuat regulasi mulai dari rumah tiap siswa hingga masuk ke sekolah supaya bebas dari Covid-19.
Selain itu peranan orangtua dalam memantau anak-anak usai sekolah juga sangat penting.

Sebab seringkali murid-murid itu tidak langsung pulang ke rumah dan langsung pergi ke beberapa tempat yang berpotensi membawa virus.
"Apapun yang baru nanti apabila diperbolehkan kita analisa pada sekolah yang siap. Jangan sampai kita buka ada sekolah yang tidak siap. Kalau selama dalam kelas bisa dijaga. Apalagi saat pulang nah ini risikonya nularin atau tidak," pungkasnya.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola