Virus Corona di Malinau
Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021, Kepsek SMP 2 Malinau Beberkan Mayoritas Pilih di Sekolah
Pemerintah Republik Indonesia telah merencanakan pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru mulai Juli 2021.
TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Pemerintah Republik Indonesia telah merencanakan pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru mulai Juli 2021 di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Menanggapi keputusan tersebut, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 02 Malinau Kota, Mekhendri, mengakui sebagian besar orang tua dan wali peserta didik menginginkan pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Mempersihkan Sekolah untuk Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: 1.300 Guru SD Divaksin, Tim Satgas Covid-19 Pastikan Pembelajaran Tatap Muka di Bontang Bisa Digelar
Tiap pekan, Mekhendri mengatakan pihaknya menyebar angket untuk menilai pendapat peserta didik dan orang tua/wali terkait pilihan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Tiap pekan, siswa-siswi dan orang tua, kami berikan angket terkait pilihan antara belajar tatap muka atau belajar dari rumah," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Selasa (30/3/2021).
Hasilnya, sebagian besar orang tua peserta didik menginginkan pola belajar tatap muka dibandingkan belajar dari rumah.
Menurut Mekhendri, tiap pekan pilihan orang tua peserta didik cenderung memilih pembelajaran tatap muka.
Kenaikan persentase orang tua yang menginginkan pola belajar tatap muka terus mengalami peningkatan.
"Berdasarkan hasil angket mingguan. Awalnya 60 persen, minggu selanjutnya 70 persen, dan terakhir naik 78 persen. Memang kecenderungannya memilih tatap muka," katanya.
Baca juga: Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Mempersihkan Sekolah untuk Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka
Mekhendri mengatakan sebagai seorang Guru, dia mengatakan kesiapannya menggelar pembelajaran tatap muka.
Efektivitas pembelajaran secara daring menurutnya berdampak pada psikologi peserta didik. Menurutnya, berbeda dengan belajar di rumah, belajar di sekolah nyatanya memang jauh lebih efektif.
"Kita juga prihatin dengan kondisi saat ini. Kasian siswa-siswi, karena beda jauh antara BDR dan BTM. Kami sebagai pengajar juga siap jika diminta memberlakukan tatap muka," ucapnya.
Mekhendrik mengatakan, sebagai Kepala Sekolah SMPN 02, sekaligus Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Malinau, persiapan dilakukan di sejumlah satuan pendidikan.
Baca juga: Disdik Bulungan Setuju Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Juli
Mengenai ketersediaan sarana sanitasi, kesiapan tenaga pendidik, kurikulum hingga pengaturan jam belajar di sekolah.
Sesuai kebijakan pemerintah, tahap awal adalah vaksinasi tenaga pengajar di sekolah.