Teror di Mabes Polri

Rocky Gerung Sorot Teroris Wanita Ditembak Mati di Mabes Polri, Singgung Opini Skenario Dipaksakan

Rocky Gerung sorot teroris wanita ditembak mati di Mabes Polri, singgung opini skenario dipaksakan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Rocky Gerung turut menyorot aksi teroris di Mabes Polri 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi seorang terduga teroris wanita menerobos Mabes Polri lantas melepaskan tembakan, jadi perbincangan publik.

Diketahui, akhirnya polisi menembak mati teroris wanita yang dikabarkan merupakan lone wolf ISIS tersebut.

Pengamat Politik Rocky Gerung pun tak ketinggalan menyampaikan pandangannya terkait aksi teroris itu.

Rocky Gerung menyorot munculnya opini publik soal ada skenario yang dipaksakan.

Diduga beraksi sendirian, ZA (26) sempat menembak anggota polisi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (31/3/2021) petang.

Teroris wanita itu kemudian tewas seusai ditembak mati oleh aparat berwajib di Mabes Polri.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Terduga Teroris, Eks Jubir FPI Munarman: Terlalu Murah Nyawa Manusia di Indonesia

Baca juga: Terbongkar di Mata Najwa, Lukman Bomber Gereja Katedral Makassar Dinikahkan Teroris, Didoktrin Istri

Menanggapi insiden itu, pengamat politik Rocky Gerung justru menyayangkan adanya opini yang menanggap serangan di Mabes Polri hanyalah skenario belaka.

Keprihatinan Rocky Gerung itu disampaikan lewat akun YouTube miliknya @Rocky Gerung Official, Kamis (31/3/2021).

Rocky Gerung menyebut, banyak orang saat ini menilai serangan teroris yang terjadi di Mabes Polri adalah hal yang anti klimaks.

Ia mengatakan, banyak orang yang bertanya-tanya mengapa ZA bisa masuk sendirian sambil membawa senjata ke Gedung Mabes Polri.

"Diperlihatkan prosesnya dan tiba-tiba orang justru muncul pada peristiwa terakhir dimunculkan yang membuat orang geleng-geleng kepala," kata Rocky Gerung.

"Geleng-geleng kepala seolah enggak percaya ada seseorang muda di situ berjalan sendirian bisa lolos dari lapisan pengamanan."

"Jadi bagian itu yang bikin teka-teki, ini benar enggak yang ini," sambungnya.

Rocky Gerung kemudian mengutarakan keprihatinannya karena muncul opini yang menanggap serangan teroris di Mabes Polri sekadar skenario.

Menurutnya hal tersebut berdampak buruk terhadap upaya pemerintah menangani terorisme.

"Tiba-tiba ada sesuatu yang justru membuat orang berbalik untuk menanggap bahwa ini semacam skenario yang dipaksakan," kata Rocky Gerung.

"Jadi peristiwa ini dianggap skenario yang dipaksakan."

"Jadi kan buruk sebetulnya bagi upaya kita untuk secara serius mengatasi terorisme," ungkap Rocky Gerung.

Baca juga: Millenial Disasar Teroris jadi Pengantin, Politisi PDIP: Deradikalisasi Gagal, Anggaran Triliunan?

Munarman Ikut Merespon

Sejumlah aksi terorisme yang terjadi di Indonesia dalam beberapa hari terakhir, membuat eks juru bicara Front Pembela Islam ( FPI), Munarman, angkat bicara.

Sebelumnya, seorang wanita terduga teroris berinisial ZA (25) tewas ditembak di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021).

ZA terpaksa ditembak mati setelah nekat menerobos Mabes Polri dan diketahui membawa diduga senjata, yang diacung-acungkan ke arah petugas kepolisian.

Munarman mengaku prihatin setelah melihat cuplikan video amatir detik-detik ditembaknya terduga teroris ZA di Mabes Polri.

Dirinya menyebut nyawa manusia di Indonesia terlalu murah harganya.

"Itu yang kita prihatinkan, terlalu mudah terlalu murah harga nyawa manusia di Indonesia ini dan itu berulang-ulang kejadian seperti itu."

"Siapa pun juga orangnya yang jelas nyawanya jadi harganya sangat murah sekali," kata Munarman dilansir dari chanel YouTube Refly Harun, Kamis (1/4/2021), dilansir dari TribunPalu.com.

Selain itu Munarman menyoroti keputusan menembak mati perempuan terduga teroris tersebut.

Menurutnya, terduga teroris seharusnya bisa dilumpuhkan tanpa harus ditembak mati.

Apalagi selama ini petugas keamanan di Indonesia dibekali dengan pelatihan menembak.

"Apalagi kan ini perempuan, bisa dilakukan penembakan pelumpuhan itu pada kaki, katakanlah pada tangan, katakanlah dia pemegang senjata bisa di bagian tangannya,"

"Kan dilatih menembak aparat hukum kita, ada punya lapangan tembak sendiri dan terlatih," katanya.

Namun demikian, menurut Munarman, aksi para teroris tersebut justru dirancang untuk merugikan umat Islam.

"Saya kira peristiwa-peristiwa seperti ini, baik itu yang di Makassar beberapa hari lalu, maupun yang sekarang (di Mabes Polri), dari sudut pandang bahwa ini seolah-olah mewakili Islam, saya kira justru dengan adanya peristiwa-peristiwa seperti ini, umat Islam dirugikan."

"Kita lihat komentar-komentar netizen, itu banyak yang justru mencaci maki pada akhirnya," kata Munarman dilansir dari chanel YouTube Refly Harun, Kamis (1/4/2021).

Lebih lanjut Munarman menyebut ada indikasi aksi para teroris dirancang agar seolah-olah merepresentasikan ajaran Islam.

Baca juga: Wanita Terduga Teroris Berontak dan Menolak Diamankan Petugas, Ternyata Takut Kucingnya Tak Terurus

Padahal kata Munarman, ajaran Islam tidak pernah membenarkan aksi terorisme.

Oleh sebab itu mantan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YBLHI) setuju bila aksi penyerangan di Makassar dan Mabes Polri disebut sebagai terorisme.

Karena para pelaku yang melakukan aksi tersebut bukan bagian dari Islam.

"Jadi menurut saya dari segi framing dan labeling, pada akhirnya aksi-aksi yang seperti ini justru merugikan. Kembali lagi pertanyaan besarnya apakah memang si perancang aksi ini memang merancang untuk tujuan menjatuhkan Islam, bukan dalam konteks kepentinga Islam."

"Jadi ini sudah betul disebut terorisme karena memang dia bukan bagian dari Islam," katanya.

(*)

Berita Nasional Terkini Lainnya
Berita Seputar Aksi Terorisme Lainnya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved