Berita Nasional Terkini
Mata Kuliah Pancasila Dihapus, Fadli Zon Bongkar Jajaran Nadiem Makarim Disusupi Pendukung PKI
Akibat mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonsia dihapus, Fadli Zon bongkar jajaran Nadiem Makarim disusupi pendukung PKI
TRIBUNKALTIM.CO - Politikus Gerindra Fadli Zon menyotori jajaran Kemendikbud yang dipimpin Nadiem Makarim.
Tanpa sungkan, Fadli Zon menyebut pejabat di Kemendikbud yang merupakan pendukung Partai Komunis Indonesia ( PKI).
Fadli Zon pun menunjuk Direktur Jenderal atau Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia, Hilmar Farid sebagai pendukung PKI.
Sebelumnya, Fadli Zon menyoal penghapusan mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia.
Polemik yang terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) Republik Indonesia kembali bergulir.
Tak hanya penghapusan mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib perguruan tinggi, Kemendikbud pun dinilai disusupi oleh pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca juga: Moeldoko Bela Jokowi, Bantah Presiden Buat Yayasan Keluarga Kelola TMII, Simak Komplain Fadli Zon
Baca juga: Reaksi Fadli Zon Saat TMII Diambil Alih Pemerintah dari Keluarga Soeharto, Singgung Utang Negara
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon merujuk Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia, Hilmar Farid.
Dalam status twitternya, @FadliZon; pada Rabu (21/4/2021), Anggota DPR Republik Indonesia itu menilai Hilmar Farid membela sejarah versi PKI.
Hilmar katanya menyebut Orde Baru dan TNI merupakan pihak bersalah.
Sementara PKI menjadi korban atas legitimasi pemerintahan Orde Baru.
Hilmar pun disebutkan Fadli Zon mau membelokkan sejarah kelam atas kudeta dan pembantaian para Jenderal TNI pada tahun 1965 silam.
"Dlm soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru n TNI. Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sbg korban," tulis Fadli Zonpada Rabu (21/4/2021).
"Ia tdk sebut G30S/PKI tp G30S saja, Ia cb menepis penyiksaan thd para Jenderal di Lubang Buaya dg hasil visum. Ia mau belokkan sejarah," tegas Fadli Zon.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon menanggapi postingan Mustofa Nahrawardaya lewat akun twitter @TofaTofa_id, pada Rabu (21/4/2021).