Ibu Kota Negara

SERIUS Mau Bangun IKN di Kalimantan Timur, PT Adhi Karya juga Siap Sasar Proyek Jalan dan Bendungan

Salah satu perusahaan BUMN, PT Adhi Karya (Persero) serius mau terlibat dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Editor: Syaiful Syafar
IST
ILUSTRASI Desain bangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur. Kabar terbaru, salah satu perusahaan BUMN, PT Adhi Karya (Persero) serius mau terlibat dalam proyek pembangunan IKN baru di Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu perusahaan BUMN, PT Adhi Karya (Persero) serius mau terlibat dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara ( IKN) baru di Kalimantan Timur.

Keseriusan itu ditunjukkan PT Adhi Karya dengan mengikuti daftar lelang proyek IKN di Kaltim yang sedang berjalan.

Tak hanya pembangunan IKN baru saja, PT Adhi Karya bahkan mengklaim siap berpartisipasi dalam sejumlah proyek penunjang lainnya di kawasan tersebut seperti bendungan dan jalan.

Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson dalam webinar Mengukur Infrastruktur, Rabu (21/04/2021).

"Mungkin nanti akan banyak yang terlibat, terutama karya-karya (BUMN karya). Dan tentu kami juga akan ikut di pekerjaan itu," tutur Entus, seperti dilansir Kompas.com.

Baca juga: Pembangunan Ibu Kota Baru di Kaltim, Isran Noor Sebut Uang Makan Pekerja Sehari Bisa Rp 7,5 Miliar

Baca juga: Dukung IKN Baru, Telkomsel Bangun 4.970 Unit BTS, Sediakan Layanan 4G di Bandara dan Pelabuhan

Baca juga: Tanggapi Keinginan Bappenas Soal Peletakan Batu Pertama IKN, Begini Respon Jubir Jokowi

Keterlibatan Adhi Karya kemungkinan tidak hanya pada pembangunan IKN baru saja, tetapi juga fasilitas penunjang di daerah tersebut.

Misalnya, bendungan, peningkatan jalan, dan lain sebagainya.

"Ini memang sudah mulai kelihatan di daftar lelangnya yang sedang kami ikuti. Tentu kami akan ikut serta pada proyek IKN itu," lanjut Entus.

Entus menambahkan, pembangunan IKN baru memang cukup memakan banyak lahan.

Baca juga: Menteri Suharso Monoarfa Janjikan Forest City, Pembangunan IKN Gunakan Lahan Tak Sampai 10 Persen

Pada tahap awal, penggarapan lahan untuk pembangunan tentu akan melibatkan banyak BUMN Karya.

Entus pun menyoroti pra-desain istana negara di IKN baru yang sangat santer dibicarakan belum lama ini.

Dia berharap, Adhi Karya bisa ikut terlibat dalam proyek pembangunan tersebut.

Sebagaimana diketahui, salah satu usulan pra-desain istana negara di IKN yaitu karya pematung Nyoman Nuarta yang berbentuk burung garuda.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata juga menyatakan, desain istana negara karya Nyoman Nuarta merupakan gagasan awal sehingga prosesnya terus bergulir.

“Desain istana IKN baru yang berbentuk burung garuda tersebut adalah rancangan biro arsitek NuArt Consultant yang dimiliki Nyoman Nuarta," kata Rudy dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Gubernur Kaltim Sebut Jokowi Pasti Masuk Surga karena Pindahkan IKN, Ini Kata Jubir Pemprov

Rudy menambahkan, desain tersebut merupakan gagasan awal yang dapat diperdalam dan didiskusikan bersama para ahli di bidang arsitektur dan perencana.

Untuk pembangunan istana negara, Kementerian PPN/Bappenas serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga telah menyelaraskan materi Rencana Induk IKN dan Urban Design IKN.

Masukan Arsitek ke Jokowi soal Patung Garuda IKN

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang tujuh asosiasi profesi ke Istana Negara untuk memberikan masukan terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kamis (15/04/2021).

Ketujuh asosiasi tersebut yaitu:

  1. Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP)
  2. Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI)
  3. Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia (IALI)
  4. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
  5. Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI)
  6. Green Building Council Indonesia (GBCI)
  7. Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Dari ketujuh asosiasi, lima di antaranya merupakan asosiasi arsitek seperti IAP, IARKI, IAI, IALI, serta GBCI.

Berikut ini masukan kelima asosiasi arsitek yang disuarakan oleh Ketua IAI I Ketut Rana Wiarcha, Ketua GBCI Iwan Prijanto, Ketua IARKI Hadi Prabowo, Ketua IALI Dian Heri Sofian, dan Ketua IAP Hendricus Andy Simarmata, seperti dilansir Kompas.com.

Pertama, pembangunan IKN sejatinya merupakan proses pembangunan peradaban.

"Oleh karena itu, pembangunan peradaban ini tak hanya soal pembangunan fisik saja, tapi juga non-fisik," bunyi siaran pers dari kelima asosiasi arsitek yang diterima Kompas.com, Jumat (16/04/2021).

IKN tidak hanya menjadi kota berisi kumpulan infrastruktur dan bangunan. Namun, juga menjadi wadah berkumpulnya semangat, budaya, dan interaksi yang mencerminkan kesiapan bangsa untuk hidup pada masa depan.

Sebab, IKN akan menjadi bagian dan catatan penting sejarah panjang Indonesia.

Kedua, koordinasi lintas kementerian melalui 9 kelompok kerja (pokja) terpisah dinilai kurang efektif untuk mensinergikan proses perencanaan dan perancangan multi-scalar dan lintas pelaku.

Maka dari itu, perlu sharing data (berbagi data) dalam satu tempat yang sama untuk menghasilkan rencana matang. Ketidaktersambungan (poor connection) antara rencana makro dan mikro ini dapat mengakibatkan translasi visi IKN jadi tak terlihat pada pembangunan fisik kotanya.

Ketiga, tata bangunan terutama bangunan strategis perlu diletakan sesuai dengan panduan rancang posisi dan fitur lanskap yang tepat.

Menurut mereka, struktur kota perlu dibentuk secara kuat dan membangun citra wibawa institusi Negara tanpa perlu membuat bangunan berlebihan.

Baca juga: Siapa Nyoman Nuarta? Desain Istana Negara Baru Dikritik, Nanti Presiden Berkantor di Tubuh Garuda

Kesan monumental dapat terbentuk karena posisinya di dalam lingkungan sekitarnya.

Simbol-simbol monumental patung garuda dapat diletakkan di ruang publik sebagai penanda dan ruang interaksi masyarakat.

"Untuk itu, patung bukanlah berupa bangunan gedung yang di dalamnya terdapat kegiatan privat," lanjut isi masukan tersebut.

Keempat, kelima asosiasi profesi meminta keterlibatan dan peran serta masyarakat seluas-luasnya untuk menumbuhkan rasa memiliki pada IKN dapat dibangun.

Peran serta ini bisa diupayakan melalui kegiatan sayembara terbuka bagi perencanaan dan perancangan bangunan istana dan bangunan lainnya.

Kelima, pembangunan IKN juga meruapkan kesempatan besar untuk menunjukan pada dunia bahwa Indonesia berkomitmen dan mampu membangun Carbon Neutral Capital dari skala kawasan hingga bangunan.

Baca juga: Selaras dengan Ibu Kota Negara, Presiden Jokowi Ingin Pembangunan Provinsi Berkonsep Smart Indonesia

Hal ini sesuai dengan target dunia (UNEP) pada tahun 2030 bahwa seluruh bangunan baru dalam kondisi net-zero (emisi nol).

Dengan demikian, menjadi contoh terbaik wajah Indonesia di bidang pembangunan perkotaan dalam kemajuan peradaban sekarang ini di mata dunia. (*)

IKUTI BERITA TENTANG IBU KOTA NEGARA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved