Berita Tarakan Terkini

Sidak di Pasar Gusher Tarakan, Disperindagkop Minta Harga Ayam tak Melebihi Rp 45 Ribu/Kg

Inspeksi mendadak (sidak) dilakukan Disperindagkop dan UKM Kaltara, Rabu (21/4/2021).

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH
Sidak Tim Satgas Pangan di Pasar Gusher memastikan tak ada kenaikan harga ayam di atas Rp 45 ribu, Rabu (21/4/2021).TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN -Inspeksi mendadak (sidak) dilakukan Disperindagkop dan UKM Kaltara, Rabu (21/4/2021).

Sidak dilakukan dalam rangka melakukan pemantauan harga daging ayam di pasaran selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Pasar Gusher menjadi lokasi pertama yang disasar Tim Satgas Pangan yang melibatkan Disperindagkop dan UKM Kaltara, Disnaktan Kaltara untuk menemukan informasi kebenaran harga ayam mengalami kenaikan drastis.

Baca Juga: Momentum Hari Kartini, DP3APPKB Tarakan Siapkan Pemeriksaan IVA Gratis

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindagkop dan UKM Kaltara, Hj. Hasriani membeberkan, kegiatan ini setiap tahun dilaksanakan.

Pihaknya tidak turun ke pasar bukan hanya terkait ketersediaan stok tetapi juga apakah dari aspek legalitas memenuhi kewajiban yang distandarkan pemerintah.

Ia melanjutkan, secara umum temuan harga di pasar masih relatif normal.

Namun walaupun belum terjadi kenaikan harga signifikan, pihaknya mewanti-wanti dan menekankan kepada pedagang agar jangan sampai mendekati Idulfitri menaikan harga.

"Ketika sampai di H-2 Idulfitri misalnya harga ayam kita harapkan tak melebihi dari harga yang sudah ditetapkan," ungkap Hj. Hasriani.

Ia melanjutkan, adapun harga yang disepakati yakni Rp 45 ribu harga eceran tertinggi dan tak boleh melebihi dari harga tersebut.

Baca Juga: Sebelum Divaksin, Lansia di Tarakan Tidur Lebih Awal

"Yang ditemukan di pasar tadi, Rp 38 ribu kotor, Rp 40 ribu yang bersih. Jadi harganya masih stabil menurut saya," lanjutnya.

Ia menambahkan, rerata pedagang menjual harga bervariasi. Adapula yang menjual ayam kategori bersih Rp 43 ribu.

Penetapan Rp 45 ribu berdasarkan kesepakatan dengan INTI dan para pedagang. Karena pandemi, pertemuannya via telepon. Hampir semua pejual di pasar mengambil stok ayam di Melati dan PMS.

"Logikanya begini, ketika mereka jual sekarang di harga Rp 40 ribu sampai Rp 43 ribu, berarti mereka sudah punya keuntungan di situ," jelas Hj. Hasriani.

Sehingga tidak ada alasan lagi untuk menaikkan harga ayam lebih dari harga eceran tertinggi (HET) yang sudah disepakati di angka Rp 45 ribu per kilogram.

Ia melanjutkan, pihaknya juga sempat menanyakan ke pedagang apakah pernah mengalami kekosongan stok. Dan jawaban yang diberikan pedagang tak pernah mengalami stok kosong.

Baca Juga: Walikota Tarakan Masih Belum Tahu Daerah di Kaltara yang Warga Diizinkan untuk Mudik

"Selama berjualan ayam selalu tersedia. Ini harus dijaga. Dari pedagang jangan sampai main harga. Saya selalu sampaikan jangan memanfaatkan momen tertentu untuk mendapatkan keuntungan," jelasnya

Ia melanjutkan, jika nanti ternyata jelang Idulfitri ayam kembali mengalami kenaikan, ia akan melakukan pengecekan ke sumber pasokan yakni di INTI.

"Kami harus pastikan ke INTInya. Karena pedagang kalau tidak naik dari INTI tidak ada alasan bagi pedagang untuk menaikkan harga," tegasnya.

Yang perlu dijaga dan meminta kesepakatan serta kepastian adalah INTI yang menyediakan ayam ke sejumlah bakul mereka.

"Kami dengar juga satu pedagang ada yang dapat Rp 29 ribu ada yang Rp 30 ribu. Ternyata yang Rp 29 ribu karena mereka kas, yang mengutan diberikan harga Rp 30 ribu," tegasnya.

Namun walaupun harga modal yang diambil dari INTI Rp 29 ribu atau Rp 30 ribu, harga yang dijual ke pembeli tidak boleh melebihi Rp 45 ribu.

Sementara itu, Islah, salah seorang pedagang ayam di Pasar Gusher mengatakan, untuk harga ayam kategori bersih saat ini di kisaran Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu. Adapun untuk kategori kotor di angka Rp 40 ribu.

"Harga naik tergantung dari Toke. Kalau tidak naik dari sana, kami tidak naikkan," beber Islah.

Baca Juga: Pemesanan Tiba di Tarakan Menunggu 10 Minggu, Satu Unit Alat GeNose C19 Tembus Rp 80 Juta

Lebih lanjut ia menambahkan, ia memasok ayam dari PMS dan Melati sebagai penyedia.

Ia mendapatkan harga di angka Rp 29 ribu. Namun ia tak bisa menjelaskan keuntungan dari modal tersebut.

"Karena belum lagi hitung gaji karyawannya. Belum hitung airnya. Dan memang stok terbatas dari sana," pungkasnya. (*)

Berita tentang Tarakan

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved