Berita Nasional Terkini

Alasan Cerdas BJ Habibie Biarkan Timor Leste Merdeka, Ada Kaitannya dengan Australia dan TNI

Namun, Presiden Habibie punya alasan-alasan cerdas mengapa tetap teguh pendiriannya untuk melepaskan Timor Timur

Kolase TribunKaltim.co
Alasan Cerdas BJ Habibie Biarkan Timor Leste Merdeka, Ada Kaitannya dengan Australia dan TNI 

TRIBUNKALTIM.CO - Timor Leste pernah menjadi bagian dari Indonesia, sebelum akhirnya merdeka dan menjadi negara sendiri.

Sebelum merdeka, Timor Leste merupakan salah satu Provinsi di Indonesia, yakni Provinsi ke-27 pada 1976.

Dan, akhirnya Timor Leste merdeka saat alamarhum BJ Habibie menjabat sebagai Presiden ke-3.

Keputusan Presiden BJ Habibie untuk membiarkan wilayah yang dulunya bernama Timor Timur itu merdeka sempat dikecam banyak pihak.

Namun, Presiden Habibie punya alasan-alasan cerdas mengapa tetap teguh pendiriannya untuk melepaskan Timor Timur, setelah wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia kurang lebih selama 24 tahun.

Baca juga: TERKUAK FAKTA Kenapa Timor Leste Memisahkan Diri dari Indonesia, Ada Kisah Sedih Usai 18 Tahun Pisah

Seperti telah banyak diketahui, Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia dan menjadi provinsi ke-27 pada tahun 1976 setelah berhasil diinvasi oleh pasukan Indonesia.

'Seroja' merupakan nama sandi untuk operasi militer pasukan Indonesia ke bekas jajahan Portugis tersebut di akhir tahun 1975.

Saat itu, kekosongan kekuasaan terjadi setelah Portugis menarik pasukannya, sementara rakyat Timor Leste terpecah, ada kelompok pro-integrasi dengan Indonesia dan pro-kemerdekaan.

Bahkan, selama 2 dekade menjadi wilayah Indonesia, kelompok pro-kemerdekaan terus saja melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia.

Setelah dipertahankan sejak era Presiden Soeharto, akhirnya di masa pemerintahan BJ Habibie, Timor Leste dibiarkan menggelar referendum pada 30 Agustus 1999.

Baca juga: CERDAS! Terungkap Alasan Presiden BJ Habibie Saat Lepas Timor Leste dari NKRI, Dipuji Internasional

Hasil referendum Timor Leste menunjukkan hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.

Referendum yang didukung PBB itu pun mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri status rakyat Timor Leste sebagai Warga Negara Indonesia.

Meski kekacauan sempat terjadi tak lama setelah referendum digelar.

Kemerdekaan yang bisa diraih Timor Leste tak lepas dari kebijakan Presiden BJ Habibie untuk menyelenggarakan referendum Timor Timur.

Melansir Sripoku.com, Habibie mengutarakan beberapa alasan dan fakta cerdas terkait keputusannya melepaskan Timor Leste atau Timor Timur.

Baca juga: 18 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Kini Diterpa Kabar Buruk, 2020 Ada Andil Virus Corona

Alasan Pertama

"Timtim dengan populasi sekitar 700.000 rakyat telah menarik minat dunia. Tapi saya punya 210 juta rakyat.

"Jika saya biarkan tentara asing mengurus Timtim, secara implisit saya berarti mengakui bahwa TNI tak bisa menjalankan tugasnya dan ini bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara. Dan saya tak mau ambil risiko ini," ungkapnya.

Perlawanan dan pertumpahan darah yang terjadi di Timor Leste mendapatkan sorotan dunia, terutama setelah terjadi tragedi Santa Cruz tahun 1991.

Peristiwa itu menjadi titik balik perjuangan rakyat Timor Leste pro-kemerdekaan untuk mendapat dukungan dunia internasional.

Baca juga: Terungkap Alasan Cerdas BJ Habibie Lepas Timor Leste 20 Tahun Lalu, Dapat Pujian Dunia Internasional

Perserikatan Bangsa-Bangsa pun turun tangan untuk menyelesaikan konflik di Bumi Lorosae.

Selain demi 'menyelamatkan muka' militer Indonesia TNI, Presiden Habibie juga ingin agar presiden selanjutnya bisa fokus mengurus masalah nasional lain yang masih dihadapi.

"Masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutan dapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaian masalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi."

Alasan Kedua

Saya menganggap Australia sejak lama telah menjadi 'sahabat' Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945.

Baca juga: Timnas Indonesia Dapat Dukungan Pelatih Timor Leste Gaet Juru Taktik Korea Selatan Shin Tae-yong

"Saya yakin bila saya biarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, saya tidak hanya akan menghina dan mempermalukan TNI, tapi juga bila Australia masuk, apa pun keputusannya nanti, yang kalah akan menyalahkan Australia."

Atas alasan cerdas inilah Presiden Habibie pun mendapat respons yang baik dari belahan dunia, karena tidak mengandalkan kekerasan dan menumpahkan darah.

Indonesia Tak Ingin Mencaplok Papua Nugini

Lain halnya dengan Papua Nugini, walaupun berbatasan langsung, Indonesia tidak ada niat untuk mencaplok Papua Nugini.

Padahal di perbatasan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan menjagaan dan mengajar masyarakat sekitar.

Baca juga: Link Live Streaming TV Online Timnas U-19 Indonesia vs Timor Leste Tonton di HP Tayang Malam Ini

Bahkan mata uang Rupiah digunakan masyarakat Papua Nugini bersamaan dengan Kina, mata uang Papua Nugini.

Lalu mengapa Indonesia tidak pernah membuat masalah dengan Papua Nugini?

Mungkin ada banyak alasan.

Walau dekat dengan Provinsi Papua, konon katanya Papua Nugini termasuk negara paling berbahaya di dunia.

Hal itu disampaikan oleh Ben Zand dari BBC pada tahun 2018 silam.

Baca juga: Jadwal Live Streaming TV Online Timnas U-19 Indonesia vs Timor Leste, Kualifikasi Piala Asia U-19

Saat itu, Zand secara khusus melakukan perjalanan ke Port Moresby, ibu kota sekaligus kota terbesar di Papua Nugini.

Hasilnya dia menemukan bahwa Port Moresby disebut sebagai kota paling berbahaya di dunia untuk seorang wanita.

Tercatat, hampir 70% wanita di rudapaksa atau diserang selama hidup mereka. Bahkan ada wanita yang mengaku ditinju dan telinganya patah.

“Berapa kali dia merudapaksamu?,” tanya Ben Zand kepada korban.

“Hampir seumur hidupku,” jawab si korban.

Baca juga: Staff Ahli Menteri Kominfo: Sistem e-Government Indonesia Hanya Lebih Baik dari Timor Leste

Zand menjelaskan, hanya dalam 5 bulan saja (dari Januari hingga Mei), sudah ada sekitar 6.000 kasus kekerasan terhadap wanita yang masuk.

Itu belum apa-apa.

Di Port Moresby, ada sebuah geng bernama The Raskol. Geng ini berisi orang-orang yang melakukan kriminal.

Katanya, mereka sering menggunakan ‘rudapaksa’ untuk anggota baru.

Artinya mereka merudapaksa seseorang untuk masuk menjadi anggota geng atau untuk anggota baru.

Baca juga: Ada yang Senang Aparat Gunakan Kekerasan di Papua, Rizal Ramli Contohkan Kasus Timor Leste dan Aceh

Tak hanya soal kekerasan saja, Papua Nugini juga masih begitu kuno. Bahkan ada kebiasaan suku di sana yang gemar memakan otak manusia.

Salah satunya suku Fore.

Suku Fore sering melakukan ritual pemakaman, termasuk pesta-pesta mayat.

Seramnya, para pria akan memakan daging manusia dari anggota keluarganya sendiri yang sudah meninggal.

Sementara para wanita akan memakan otak mereka.

Menurut mereka, ritual itu berarti tanda hormat untuk orang yang mereka cintai. (*)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Alasan Indonesia Tak Pernah Berniat Caplok Papua Nugini, Ternyata Ada Sesuatu yang Mengerikan
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ini Alasan Cerdas BJ Habibie Lepas Timor Leste Merdeka dari Indonesia

Berita Nasional Terkini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved