Virus Corona di Tarakan
Lapas Kelas IIA Tarakan Dinyatakan Bersih dari Covid-19, Sejak Minggu Kedua Mei
Lapas Kelas IIA Tarakan sebelumnya diberitakan sejumlah warga binaan terpapar Covid-19.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Lapas Kelas IIA Tarakan akhirnya dinyatakan terbebas dari Covid-19.
Lapas Kelas IIA Tarakan sebelumnya diberitakan sejumlah warga binaan terpapar Covid-19.
Hal ini dikatakan, Yosef Benyamin Yembise, Kalapas Kelas IIA Tarakan, dari total 1.167 penghuni, semua dinyatakan negatif Covid-19.
Dilanjutkan Yosef, Lapas baru dinyatakan benar-benar bersih dari Covid-19 sejak memasuki minggu kedua Mei 2021.
Baca Juga: Kondisi Lapas Kelas IIA Tarakan Over Kapasitas
"Puji Tuhan seluruh warga binaan yang pernah terpapar kini sudah sembuh total dan negatif Covid-19," ungkap Yosef.
Ia melanjutkan meski saat ini memang masih ada sekitar 42 orang menjalani karantina selama 14 hari.
"Akan dilihat perkembangan dan kita selalu bekerja sama dengan Dinkes untuk memantau perkembangan kesehatan warga binaan," ungkapnya.
Ia melanjutkan data terakhir, dua orang sempat dirawat di RSUD. Dan akhirnya hasil swabnya keluar dan dinyatakan negatif.
Baca Juga: Screening Penumpang Arus Balik di Tarakan, Siapkan 1.000 Stick Rapid Antigen
"Meski demikian masih harus karantina atau isolasi mandiri lagi," bebernya.
Ia menegaskan sampai hari ini, Lapas Kelas IIA Tarakan akhirnya terbebas dan bersih dari Covid-19. Baik pegawai dan warga binaan, hasil swab terbukti negatif Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, tiga narapidana atau warga binaa Lapas Kelas IIA Tarakan positif terkonfirmasi Covid-19.
Ketiganya dirawat di RSUD Tarakan dan RSUKT.
Baca Juga: Pelayanan GeNose C-19 di Pelabuhan Malundung Tarakan Resmi Dibuka, Harga per Kantong Rp 50 Ribu
Dipaparkan pula sebelumnya oleh Jubir Satgas Penanganan Covid-19, dr. Devi Ika Indriarti, satu orang yang RSUD Tarakan memiliki kormobid, sedangankan dua orang di RSKT masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
Upaya dilakukan menekan angka pertambahan Covid-19 dengan swab test.
Dengan negatifnya warga binaan Lapas Kelas II Tarakan, menambah daftar angka kesembuhan masyarakat yang terpapar Covid-19.
Data per Selasa (18/5/2021), angka kesembuhan mencapai 5.876 orang. Sementara untuk konfirmasi positif mencapai 6.034 orang.
Baca Juga: Penjualan Tiket Kapal di Tarakan Dibuka, Arus Balik Penumpang Melonjak Pascapeniadaan Mudik
Adapun meninggal dunia 110 orang di antaranya banyak yang memiliki komorbid.
Kemudian kasus aktif saat ini tercatat 48 orang dan masih dalam perawatan di rumah sakit ada enam orang.
Begitu juga yang sedang menjalani masa isolasi mandiri sebanyak 42 orang.
Di Kalimantan Utara sendiri, kata dr. Khairul, Wali Kota Tarakan, data yang dipaparkan Presiden Joko Widodo, diperoleh informasi bahwa terdapat 15 Provinsi yang mengalami tren kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 dan 19 provinsi lainnya yang mengalami tren penurunan.
Baca Juga: Cegah Klaster Baru di Tarakan, Personel TNI dan Polri Maksimalkan Patroli Pintu Masuk Pelabuhan
"Provinsi Kalimantan Utara termasuk di antara yang berhasil menurunkan angka konfirmasi positif," urainya.
Ia melanjutkan, dalam momen virtual Pengarahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Selasa (17/5/2021) kemarin.
Presiden Joko Widodo, memerintahkan kepada seluruh kepala daerah untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan di wilayah masing-masing.
Mengingat pandemi masih berlangsung dan terdapat peningkatan kasus konfirmasi positif di negara tetangga.
"Yakni Singapura, Thailand, dan Malaysia," pungkasnya.
Kondisi Lapas Kelas IIA Tarakan Over Kapasitas
Kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, sangat over kapasitas.
Idealnya fungsi lapas yang hanya menampung narapidana yang berstatus inkrah, saat ini juga ternyata dihuni oleh ratusan tahanan rutan.
Ini disampaikan Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan, Yosef Benyamin Yembise. Ia membeberkan, idealnya daya tampung lapas di Tarakan hanya 421 orang.
Namun sampai dengan 13 Mei 2021, total mencapai 1.167 orang (angka termasuk tiga napi tahun ini yang dinyatakan bebas setelah mendapatkan persetujuan remisi dari Kemenkumham RI).
Baca Juga: Screening Penumpang Arus Balik di Tarakan, Siapkan 1.000 Stick Rapid Antigen
Lebih lanjut dibeberkan Yosef, kondisi over kapasitas ini tak ideal dan berpotensi menyebabkan terjadinya pelanggaran, kerusuhan dan berbagai kejadian yang sudah seharusnya bisa diantisipasi sejak awal.
"Alhamdulillah kondisi lapas sampai saat ini masih kondusif. Kita berharap jangan ada kerusuhan. Karena terus terang kondisi SDM kita tak sebanding dengan jumlah warga binaan yang ada," urainya.
Jika disimulasikan, dari 85 pegawai yang bertugas, 1 orang bisa menangani 110 orang. Angka ini sangat tidak sebanding dan tidak ideal.
Yosef menyebutkan, untuk tahanan rutan berjumlah 209 orang dan napi atau warga binaan yang mendiami Lapas sebanyak 985 orang.
Baca Juga: Cegah Klaster Baru di Tarakan, Personel TNI dan Polri Maksimalkan Patroli Pintu Masuk Pelabuhan
Kasus temuan sajam, kepemilikan handphone, dan berbagai temuan lain saat razia gabungan bekerja sama dengan penegak hukum seperti kepolisian dan BNNP dan BNNK, dikarenakan keterbatasan SDM dan sarpras yang ada di Lapas Kelas IIA Tarakan.
Ia juga menegaskan sejak awal menjabat, tidak akan menutupi kondisi lapas. Dan sangat terbuka untuk penegak hukum yang ingin menjalankan tugasnya jika melibatkan warga binaannya dari dalam lapas untuk kasus pelanggaran hukum.
"Mereka yang ingin melakukan pendalaman informasi, yang merupakan bagian proses hukum mengarah kepada kasus penjeraan, kami sangat terbuka dan tidak membatasi aparat untuk bekerja," tegasnya.
Lebih lanjut dibeberkan Yosef, ia memprediksi usai lebaran Idulfitri, bisa jadi akan banyak yang masuk ke dalam Lapas Kelas II Tarakan. Jika ada penambahan, maka kondisi lapas akan semakin tidak kondusif.
Baca Juga: Dua Tahun tak Gelar Open House Idul Fitri di Tarakan untuk Umum karena Covid-19
"Prediksi saya selesai Idulfitri akan ada lagi yang masuk. Sedikit yang keluar (bebas), banyak yang masuk," imbuhnya.
Satu-satunya opsi saat ini yakni harus ada pembangunan lapas atau rutan khusus agar bisa menampung jumlah overload saat ini.
Ia melanjutkan, pihaknya sudah mendapatkan lampu hijau dari Wali Kota Tarakan untuk lahan hibah seluas lima hektare di area Juata.
"Namun kita tunggu lagi kapan realisasinya. Kalau bisa nanti dibangun Lapas Kelas IIB atau rutan juga bisa," lanjutnya.
Baca Juga: Pasar Malam THM Tarakan Padat, Pengunjung Banyak Abaikan Protokol Kesehatan
Baca Juga: Harga Sembako di Tarakan Sehari Sebelum Lebaran Idul Fitri 2021, Tidak Naik karena Sempat Disidak
Ia menilai, Lapas Kelas IIA Tarakan satu-satunya lapas unik yang ada di Indonesia. Ia menyebutkan Lapas Tarakan adalah Lapas Bhineka Tungga Ika. Karena hampir semua jenis suku menghuni lapas ini.
"Kalau kita lihat di Lapas Nunukan tak ada orang Papua. Di Tarakan lapasnya dihuni hampir semua jenis suku dari segala penjuru," bebernya.
Ia melanjutkan, seharusnya atau normalnya lapas diisi napi yang sudah berstatus memiliki ketetapan hukum tetap atau inkrah.
Namun ini juga dihuni oleh tahanan. Sehingga ini cukup menjadi beban pihaknya.
Baca Juga: Harga Sembako di Tarakan, 3 Hari Sebelum Idul Fitri, Pembelian Ikan Sepi Dampak dari Covid-19
Selain itu, lapas ini dihuni oleh napi berlatar berbagai jenis kasus. Mulai dari napi kasus narkotika, napi perempuan dan anak, napi tipikor, dan umum.
Sehingga menurutnua lapas ini sangat unik. "Makanya saya sampaikan di sini, publik harus tahu bahwa beginilah kondisi lapas di Tarakan sebenarnya," tegas Yosef.
Namun ia menambahkan, pihaknya juga tetap bersyukur.
Meski ada perbedaan namun tak ada kompleksitas persoalan yang dihadapi dan sejauh ini Lapas Tarakan masih terkendali.
"Itu harapan kita semua," pungkasnya.
Penulis Andi Pausiah | Editor: Budi Susilo