Berita Samarinda Terkini
Gerakan Unmul Samarinda Mengajar, Semangat Mahasiswa Menebar Pendidikan Bagi Masyarakat
Pada tahun 2012 silam, Unjar merupakan program kerja dari Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unmul.
Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA-Mungkin masih ada yang belum mengenal Gerakan Unmul Mengajar atau Unjar.
Organisasi yang satu ini adalah gerakan mengajar oleh mahasiswa Unmul, yang berdiri dengan bertekad untuk menebar pendidikan bagi masyarakat.
Pada tahun 2012 silam, Unjar merupakan program kerja dari Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unmul.
Karena kegiatan ini memiliki banyak peminat, Unjar beralih menjadi sosial project dari Kemeterian Sosial Masyarakat BEM KM Unmul di tahun 2013.
Baca Juga: Unmul Samarinda Gratiskan Biaya Pendaftaran Peserta UTBK-SBMPTN dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah
Mereka menetapkan Desa Batu Cermin sebagai desa binaan.
Desa tersebut dipilih atas beberapa pertimbangan, seperti kurangnya aspek pendidikan, sosial dan ekonomi yang menjadi perhatian dalam misi mereka.
“Batu Cermin sudah dipilih dari awal terbentuknya Unjar. Pada saat itu, para alumni survey di beberapa desa dan melihat Batu Cermin memiliki kekurangan dari berbagai aspek.
Sehingga diputuskan untuk membina desa ini. Namun, tahun ini terdapat pertimbangan yang mengharuskan Unjar berpindah desa binaan, yakni berpindah di desa pemuda ” jelas Diwi Widayani, Project Officer Unjar," Rabu (16/6/2021)
Unjar memiliki banyak kegiatan yang mengharuskan mereka untuk terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat terutama anak- anak.
Baca Juga: Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur SMMPTN Unmul Samarinda Dibuka, Total 1.856 Kursi di 13 Fakultas
Seperti kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan nama MAKSI alias Mengajar di Titik Aksi. Kegiatan ini diadakan selama seminggu 2 kali pada Sabtu dan Minggu sore.
Di hari Sabtu, anak-anak akan mendapatkan pengajaran terkait mata pelajaran di tingkat SD. Sedangkan pada Minggu, Unjar akan mengajarkan konten seni.
Pada penghujung hari, anak-anak akan diajak bermain sebagai penutup dari sesi belajar. Adapun partisipan dalam kegiatan ini berkisar pada 20-30 orang.
Aksi mengajar mereka tak berhenti sampai di situ, Unjar juga mengadakan kegiatan di luar Kota Tepian, yakni Yuk ke Sekolah dan Ekspedisi Cakrawala Unjar (ECU).
Pada agenda Yuk ke Sekolah, mereka mengunjungi sekolah-sekolah di luar Samarinda yang dinilai memiliki beberapa kekurangan terutama dalam aspek pendidikan.
Diadakan selama 3 hari 2 malam, kegiatan diisi dengan belajar mengajar, bermain, sharing motivation dan literasi.
Sementara, ECU adalah program besar Unjar yang telah diadakan sejak 2019 lalu. Agenda dilaksanakan satu kali dalam setahun dengan rentang waktu dua minggu. Kegiatan ini pun tak lepas dari belajar mengajar yang menjadi misi mereka.
Diwi juga mengeluh akan mencari daerah-daerah dan sekolah yang dilaksanakan secara offline untuk melaksanakan program kerja mereka, khususnya ECU dan Yuk ke Sekolah.
Baca Juga: Terinspirasi dari Film, Venna Puspita Sari, Alumni Unmul Sukses Raih Beasiswa S2 di Inggris
Tidak ingin berlarut-larut dalam kesulitan ini, Unjar pun melakukan inovasi agar tetap bisa melaksanakan kegiatan mereka. Salah satunya adalah mengubah program Yuk ke Sekolah menjadi Yuk Kita Sekolah.
Jika awalnya proses belajar mengajar diadakan di luar Samarinda, kali ini diubah menjadi pendirian sekolah darurat bagi anak-anak yang menjadi korban bencana alam.
Program tersebut berlangsung selama satu minggu dan diisi dengan beragam kegiatan. Seperti membantu anak-anak belajar dan mengerjakan PR pasca bencana, melakukan trauma healing dengan bermain, menari dan menyanyi hingga sharing motivation untuk membangkitkan kembali semangat anak-anak.
Yuk Kita Sekolah dilaksanakan bersama dengan kegiatan dari Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Unmul, yakni distribusi sembako serta bantuan kepada korban bencana alam. Unjar hadir untuk memberikan hiburan dan membantu anak- anak yang ada di sana.
Adapun program ECU juga mengalami perubahan konsep, yaitu dengan melakukan kegiatan belajar mengajar di dua tempat berbeda. Ada yang melakukan proses tersebut di kampung halaman masing-masing relawan dan juga terjun langsung ke desa.
Transformasi juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan internal maupun eksternal gerakan mengajar Unmul hall ini bertujuan dalam mengajak rekan- rekan di universitas lain, yang memiliki gerakan mengajar untuk bergabung dalam Forum Gerakan Mengajar Mahasiswa Indonesia (FGMMI).
Serta mengadakan pertemuan ke lembaga atau instansi, sosok inspiratif bahkan pertemuan dengan media. Mengadakan program pembekalan volunteer terhadap relawan berkarya dan relawan muda yang baru bergabung ke dalam Unjar, serta mengadakan evaluasi juga keluh kesah relawan.
Diwi berharap, Unjar selalu kuat dan bersemangat dalam menjalankan misi sebagai pengajar serta selalu gerakan inovasi untuk beradaptasi dengan keadaan.
"Walaupun terhalang oleh pandemi, semoga Unjar tetap bisa menciptakan inovasi dalam kegiatan-kegiatan dengan semaksimal mungkin dan semangat dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat,” tutupnya. (*)