Virus Corona di Samarinda
Kasus Covid-19 Meningkat, Unmul Putuskan Kuliah Daring untuk Dua Bulan Kedepan
Universitas Mulawarman Samarinda memutuskan untuk tetap melakukan perkuliahan secara daring atau online pada awal semester genap tahun
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Universitas Mulawarman Samarinda memutuskan untuk tetap melakukan perkuliahan secara daring atau online, pada awal semester genap tahun ajaran perkuliahan 2021/2022.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Unmul, Prof. Ir. Mustofa Agung Sardjono pada kesempatan talkshow secara virtual oleh RRI Samarinda, Sabtu (10/7/2021).
Prof. Agung mengungkapkan, keputusan untuk tetap melakukan kegiatan perkuliahan secara daring pada semester ganjil tahun ini, berdasarkan arahan dari surat keputusan rektor nomor 8 tahun 2021, dikarenakan kasus Covid-19, yang kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
"Memang berdasarkan keputusan terakhir melalui SK rektor yang baru diterbitkan sekitar 10 hari yang lalu, khusus untuk perkuliahan yang dimulai pada 18 Agustus 2021 nanti akan tetap dilaksanakan secara daring, dengan catatan akan dievaluasi dalam dua bulan ini" sebut Prof. Agung.
Baca juga: Pakar Gizi Unmul Bahas Pendederan Bibit Cangkok Sawo
"Jika situasinya membaik selama dua bulan ini, tentu kita akan coba melakukan perkuliahan bagi sebagian angkatan secara luring, khususnya angkatan 2020 yang belum pernah menengok kampusnya," lanjutnya.
Meski demikian, Prof. Agung mengatakan bahwa sejatinya kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada kegiatan perkuliahan, namun ada kegiatan lain seperti penelitian, Kuliah Kerja Nyata, seminar dan praktikum yang sedang dirancang untuk dapat dilakukan secara hibrid.
Dirinya juga mengemukakan pihak Unmul sejak awal tahun 2021 telah sempat melakukan kegiatan akademik secara hibrid terutama kegiatan praktikum yang tidak bisa dilangsungkan secara virtual.
"Dalam melakukan kegiatan pembelajaran terutama bagi pembelajaran yang membutuhkan keterampilan medik di beberapa fakultas, terpaksa harus dilakukan secara langsung di kampus, maka kita tetap berusaha memperhatikan protokol kesehatannya.
Kita juga melakukan kegiatan pembelajaran tersebut berdasarkan rekomendasi dari satgas Covid 19 Unmul, yang terus memantau perkembangan Covid-19 khususnya di kampus Unmul," terangnya.
Sementara itu dari pihak mahasiswa, yang diungkapkan oleh presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Unmul, Abdul Muhammad Rachim pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa BEM KM Unmul beberapa waktu lalu, telah melakukan survei kepada mahasiswa Unmul terkait pendapat mereka tentang perkuliahan daring.
Rachim menyebutkan dari 1.133 mahasiswa yang menjadi responden survei tersebut, 50 persen menyatakan setuju untuk dilakukan perkuliahan tatap muka, sedangkan 22 persennya masih setuju untuk berkuliah secara daring, dan 23 persen lainnya menginginkan perkuliahan secara hibrid.
"Teman-teman mahasiswa memang lebih banyak menginginkan perkuliahan secara offline, karena saat kuliah online selama ini mereka mengungkapkan banyak menghadapi kendala, dari masalah jaringan dan kuota, hingga penyampaian materi kuliah oleh dosen yang kurang dapat dipahami jika disampaikan secara daring," ungkap ketua BEM KM Unmul tersebut.
WR I Bidang Akademik Unmul menanggapi hal tersebut mengatakan bahwa pihak universitas juga akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa dalam melakukan perkuliahan dengan metode daring ini.
Baca juga: BEM FEB Unmul Sambangi Komisi IV, Bahas Kesejahteraan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19
Prof. Agung menuturkan pihak kampus juga telah berusaha menghubungi pihak terkait baik dari dirjen Dikti di kementerian hingga provider jaringan, untuk dapat memenuhi kebutuhan kuota mahasiswa.
"Kita juga sudah berusaha memenuhi kebutuhan mahasiswa terkait kuota, memang masih ada sekitar 5000 mahasiswa yang belum mendapatkan, namun kita akan tetap mencari solusi terbaik.
Tetapi untuk kegiatan pembelajaran seperti praktikum yang tetap harus dilakukan secara langsung, kita juga tetap dapat lakukan dengan memperhatikan pembatasan maksimal 25 persen dari kapasitas ruangan," ujar Prof. Agung menanggapi. (*)