Berita Nasional Terkini

Budayawan Sujiwo Tejo Soroti Seni Mural Kritik Pemerintah Dihapus, Ingatkan Tak Gambar Banteng

Sujiwo Tejo ikut memberikan komentar dan pandangannya terkait fenomena penghapusan mural yang belakangan ini ramai menjadi sorotan.

Editor: Ikbal Nurkarim
tangkap layar YouTube ILC TV One
Sujiwo Tejo soroti seni mural kritik pemerintah dihapus, ingatkan tak gambar banteng. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mural dengan tampilan sketsa wajah Presiden Jokowi dengan tulisan di mata '404: Not Found' dibuat di Batuceper, Kota Tangerang, Banten masih menjadi perbincangan.

Mural tersebut diketahui dibuat seseorang di terowongan inspeksi Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta dan viral di media sosial.

Setelah viral, mural itu sudah dihapus polisi dan jajaran aparat terkait.

Mural mirip Jokowi 404 Not Found kini ditutup dengan cat warna hitam. 

Baca juga: Curhat Seniman Mural di Mata Najwa soal Gambar Mirip Jokowi 404: Not Found yang Dipolisikan

Penghapusan seni mural itupun mengundang reaksi dari tokoh masyarakat, diamtaranya Budayawan Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo ikut memberikan komentar dan pandangannya terkait fenomena penghapusan mural yang belakangan ini ramai menjadi sorotan.

Mural Presiden Jokowi bertuliskan 404:Not Found di Batuceper, Kota Tangerang, Banten telah dihapus polisi tetap buru pelaku.
Mural Presiden Jokowi bertuliskan 404:Not Found di Batuceper, Kota Tangerang, Banten telah dihapus polisi tetap buru pelaku. (ISTIMEWA/ Tribunnews.com)

Diketahui sejumlah mural bermuatan kritik di berbagai daerah dihapus oleh aparat setempat.

Mulai dari mural wajah yang dianggap mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertuliskan '404: Not Found', mural 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit', hingga mural 'Tuhan Aku Lapar'.

Dilansir dari TribunWow.com dengan judul artikel Heboh Mural Kritik Pemerintah Dihapus Aparat, Sujiwo Tejo: Jangan Gambar Banteng, Nanti Kepak Sayap, Sujiwo Tejo menegaskan, penghapusan mural semestinya tidak tebang pilih bila memang mengacu kepada aturan tata ruang kota atau lingkungan setempat.

Sujiwo Tejo tampak menyayangkan penghapusan mural-mural kritik tersebut yang sampai membuat kegaduhan.

Padahal, selain bisa menyuarakan kritik, mural juga bisa membuat ruang imajinasi masyarakat tidak monoton sempit.

"Ruang imajinasinya biar lapang," kata Sujiwo Tejo dikutip TribunWow.com dari Apa Kabar Indonesia Pagi di tvone, Kamis (19/8/2021).

Lebih lanjut, ia menyarankan bahwa akan lebih baik bila muatan mural-mural tersebut dibalut dengan muatan kearifan atau budaya lokal Indonesia.

Selain bisa menuangkan ekspresi, mural yang demikian justru bisa untuk mengkampanyakan identitas lokal dan nasional.

"Bagaimana kalau mural itu sekalian untuk membangkitkan kenangan-kenangan yang sudah nggak ada. Misalnya, kenapa nggak gambar wayang. Pak Jokowi digambar pakai Gatot Kaca," ucap Sujiwo Tejo.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved