Berita Nasional Terkini
Disomasi Usai Tuduh Luhut Binsar Panjaitan Main Tambang di Papua, Ini Janji Haris Azhar
Somasi ini terkait tuduhan Haris Azhar yang menyebut Luhut Binsar Panjaitan bermain bisnis tambang di Blok Wabu di Intan Jaya, Papua.
Sepanjang perjalanan di KontraS, berbagai isu yang berhubungan dengan HAM di Indonesia dan Asia Tenggara kerap ia tangani.
Haris Azhar berperan dalam banyak litigasi HAM dan kepentingan publik, mengkampanyekan, mempublikasikan tulisan, mempromosikan, dan membela isu-isu HAM dalam berbagai kesempatan.
Pada 2012-2015, Haris Azhar menjadi anggota Executive Committee of Forum-ASIA (Asian Wide human rights organisation); and become of Deputy Chair of INFID-Indonesia (2014-2017).
Pada 2012-2015, karirnya berkembang, Haris Azhar menjadi anggota Komite Eksekutif Forum-ASIA (organisasi HAM Seluruh Asia) dan menjadi Wakil Ketua INFID-Indonesia periode 2014-2017.
Di bawah masa jabatan Haris Azhar, KontraS sempat dianugrahi berbagai pernghargaan dunia.
Pada 2012 KontraS mendapat “Emilio Mignone Human Rights Award” oleh pemerintah Argentina and LSM yang disebut CLES, Sebuah sertifikat pengakuan dari AMAN ketika AMAN merayakan hari jadi yang ke 20 pada 2011, atas kontribusi KontraS di bidang perdamaian dan HAM.
Ia sendiri dianugrahkan sebagai Generasi Baru yang Beraksi oleh I-Radio Jakarta pada 2014 dan aktivis terbaik yang diberikan oleh iNews TV pada 2015.
Sebagai Koordinator KontraS, Haris Azhar sempat membuat para petinggi Polri dan TNI marah pada 2016.
Kala itu, Haris berani menyebutkan ada keterlibatan aparat kepolisian dan TNI pada peredaran narkoba yang dilakukan oleh terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman.
Tak lama dari kasus tersebut, akhirnya pada akhir 2016, Haris mengakhiri masa kerjanya di KontraS.
Lokataru
Setelah keluar dari KOntraS Haris Azhar mendapat tawaran kuliah S3 bidang HAM, bahkan seleksi komisioner Komnas HAM.
Namun ternyata ia malah memutuskan mendirikan Lokataru bersama rekan-rekannya dan menjadi Direktur Eksekutif.
Saat ini Haris Azhar menjadi CEO di hakasasi.id yang mengurusi perlindungan hak asasi manusia.
Selain itu dia juga menjadi pengajar sekolah hukum Trisakti dan Jentera.
Perseteruan dengan Polri dan TNI
Nama Haris Azhar mulai dikenal banyak orang saat dirinya sempat membuat petinggi Polri dan TNI marah.
Ia menyebut keterlibatan mereka pada peredaran narkoba yang dilakukan oleh terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman.
Kisah itu bermula jelang detik-detik eksekusi mati Freddy Budiman pada 29 Juli 2016.
Haris Azhar mengunggah tulisan yang dimuat di akun resmi Facebook maupun Twitter KontraS.
Kesaksian itu berjudul 'Cerita Busuk dari Seorang Bandit'.
Postingan inilah yang mengagetkan semua pihak, khususnya pihak kepolisian, tentara, dan petinggi BNN.
Atas dasar pencemaran nama baik, mereka ramai-ramai melaporkan Haris Azhar ke Mabes Polri, Jakarta pada 2 Agustus 2016.
Meskipun ada laporan tersebut, Haris Azhar terus menggalang kekuatan untuk mendorong pihak berwenang membuktikan pengakuan Freddy Budiman yang mengatkan keterlibatan penegak hukum.
Bahkan menurutnya, ia tak menuliskan semuanya karena masih ada lagi yang lebih parah.
Perlakuan ancaman dan intimidasi silih berganti datang menghampirinya.
Bagi Haris Azhar perlakuan itu adalah risiko pekerjaannya.
Ancaman ia terima di media sosial, pesan teks, komentar berita online bahkan serangan fisik pun ia pernah alami.
Namun dari kasus tersebut, karier Haries Azhar di KontraS akhirnya selesai.