Banjir di Samarinda

Wawali Rusmadi Wongso Ungkap Beberapa Faktor Penyebab Banjir di Samarinda

Wakil walikota Samarinda, Rusmadi berkesempatan berdiskusi dengan para pegiat lingkungan hidup di Samarinda.

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/HANIFAN MA'RUF
Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi berdiskusi dengan mahasiswa dari komunitas peduli lingkungan di Samarinda dalam kegiatan aksi tanam pohon oleh Bumitaka, Minggu (26/9/2021) sore. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi Wongso, berkesempatan berdiskusi dengan para pegiat lingkungan hidup di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (26/9/2021) sore. 

Hal itu dalam rangkaian kegiatan aksi tanam pohon yang diinisiasi oleh gerakan lingkungan hidup, Bumitaka.

Diskusi yang berlangsung di pinggiran Sungai Karang Mumus, Jalan Belimau, Lempake, Kecamatan Samarinda Utara tersebut dihadiri oleh puluhan anggota komunitas peduli lingkungan dari berbagai komunitas dan gerakan.

Dalam diskusi yang berlangsung di tengah tanaman pohon-pohon di sisi SKM itu Wawali Samarinda, Rusmadi Wongso, menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi banjir di Kota Samarinda.

Baca juga: Update Informasi Banjir di Samarinda, Minggu 12 September 2021, Berikut Daftar Ruas Jalan Tergenang

Baca juga: Banjir di Samarinda Disebabkan Air Limpasan, Walikota Andi Harun Singgung Pemda Lainnya

Baca juga: BPBD Petakan Rawan Banjir di Samarinda, Walikota Andi Harun: Tetapkan Status Siaga Bencana

Di antara faktor-faktor yang ia sebutkan ialah faktor alam, faktor teknis dan manusia.

"Kalau faktor alam itu tidak bisa dilawan, seperti hujan, dan cuaca, namun yang juga mempengaruhi adalah faktor engineer (teknik) dan manusia itu sendiri," ungkap orang nomor dua di Samarinda tersebut.

"Jadi alam ini sudah keren, tetapi kita manusia tetap harus berikhtiar melalui teknik hidrologi, dan bagaimana sistem drainase lancar," lanjutnya.

Menurut Rusmadi, faktor manusia sendiri memiliki andil yang besar terhadap ekosistem sungai dan lingkungan yang berpengaruh terhadap persoalan banjir yang dihadapi masyarakat ibu kota provinsi Kaltim tersebut.

Baca juga: AKUI TAK Mudah, Andi Harun Ungkap Besarnya Biaya yang Dibutuhkan untuk Atasi Banjir di Samarinda

Rusmadi juga membeberkan salah satu program pemerintah kota (Pemkot) Samarinda melalui program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (Pro Bebaya) yang juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah banjir di masing-masing lingkungan RT terutama parit yang ada di kawasan tersebut.

Jadi Pro Bebaya ada dana Rp 100 sampai Rp 300 juta, salah satunya untuk mengurusi parit-parit di masing-masing lingkungan RT nya itu, jadi bukan Rp 100 juta nya.

"Tetapi bagaimana itu dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah parit itu supaya lancar," papar Rusmadi.

Usai kegiatan diskusi kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon di pinggiran sungai Karang Mumus bagian hulu tersebut.

Baca juga: Relawan Berikan Bantuan Makanan Siap Saji kepada Korban Banjir di Samarinda Utara

Sekitar 60 pohon dengan jenis Ulin ditanam secara bersama-sama oleh wakil walikota dan para peserta yang hadir.

Aksi tanam pohon itu juga merupakan kegiatan kedua yang dilaksanakan oleh Bumitaka selaku inisiator kegiatan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved