Virus Corona di Nunukan
Wabup Hanafiah Sebut Tak Mudah Tangani Covid-19 di Nunukan, Banyak Pintu Masuk Tak Terawasi Maksimal
Wakil Bupati (Wabup) Nunukan Hanafiah mengatakan, tidak mudah menangani pandemi Covid-19 di perbatasan RI-Malaysia.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Wakil Bupati (Wabup) Nunukan Hanafiah mengatakan, tidak mudah menangani pandemi Covid-19 di perbatasan RI-Malaysia.
Hal itu disampaikan Hanafiah dalam talkshow virtual bersama TribunKaltara dengan tema 'Bangkit Bersama Pulihkan Ekonomi'. Acara disiarkan langsung melalui kanal YouTube @Tribun Kaltara Official.
Orang nomor dua di Nunukan itu mengatakan, penanganan Covid-19 di wilayah perbatasan tidak mudah.
Hal itu lantaran banyak pintu keluar dan masuk wilayah Nunukan, yang tidak dapat terawasi dengan maksimal.
"Tidak mudah tangani Covid-19 di perbatasan. Panjang garis batas kita hampir 521 kilometer dan banyak pintu masuk tidak dapat terawasi. Sehingga banyak warga kita yang keluar masuk tanpa melalui pemeriksaan, utamanya dari segi kesehatan.
Baca juga: Usai Upacara HUT, Kepala BPJS Kaltara Serahkan 20 Kursi Roda untuk Penyandang Disabilitas di Nunukan
Baca juga: HUT ke-22 Kabupaten Nunukan, Bupati Asmin Laura Minta Masyarakat Kawal Pembangunan
Baca juga: Refocusing Anggaran Penanganan Covid-19 Tahun 2021 di Nunukan Naik Jadi Rp 80 M
Terlalu banyak pintu yang diawasi, sehingga banyak yang lolos," kata Hanafiah kepada TribunKaltara.com, melalui moderator sekaligus Manajer TribunKaltara, Sumarsono.
Bahkan, kata dia, beberapa kapal dari luar Kabupaten Nunukan juga masuk tanpa melalui pemeriksaan.
"Saking banyaknya pintu masuk, ada juga kapal dari Sulawesi dan tempat lain yang masuk ke Nunukan tanpa melalui pemeriksaan. Ini jadi perhatian kita, karena Nunukan jadi tempat perlintasan warga dari tempat lain menuju negara tetangga atau sebaliknya," tambah Hanafiah.
Hanafiah mengaku, dalam waktu dekat ini Nunukan akan menerima lagi deportan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia.
Hal itu, kata Hanafiah, membuat pihaknya harus lebih ketat dalam melakukan pemeriksaan, saat ketibaan PMI melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
"Beberapa hari lalu, kita baru resmikan gedung PCR, artinya bantuan dua mesin PCR sudah bisa dioperasikan untuk memeriksa sampel PCR para PMI begitu tiba di Nunukan. Dua alat ini bisa running 96 sampel selama tiga jam. Ditambah PCR portabel yang bisa uji delapan sampel," ucapnya.
Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Tarakan Pastikan Informasi Vaksinasi Massal yang Beredar di Grup WA, Hoaks
Saat ditanyai mengenai langkah pemerintah daerah dalam menanggulangi persoalan Covid-19, jawab Hanafiah, sudah banyak yang dilakukan. Satu di antaranya adalah penguatan 3T (Tracing, Testing, Treatmen).
"Kami fokus pada penguatan 3T melalui unsur TNI/ Polri, Satpol PP, dan Puskesmas. Termasuk melibatkan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam memeriksa setiap kedatangan melalui pintu masuk pelabuhan," ujarnya.
Selain upaya penanggulangan, Hanafiah juga menuturkan, pemerintah daerah sudah memberikan bantuan sosial kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19, terutama yang tergolong tidak mampu secara ekonomi.
"Belum lama ini kami berikan jaring pengaman sosial, bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19 yang tergolong tidak mampu. Untuk UMKM kami lakukan semacam stimulan, berupa bantuan modal," tuturnya.