Berita Nunukan Terkini
Wabup Nunukan Hanafiah Menceritakan, Dilema Tinggal di Perbatasan
Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah menyampaikan, tinggal di wilayah perbatasan memiliki sisi dilematis yang cukup tinggi
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah menyampaikan, tinggal di wilayah perbatasan memiliki sisi dilematis yang cukup tinggi.
Hal itu dia sampaikan dalam kegiatan talkshow virtual yang diselenggarakan oleh TribunKaltara.com, Rabu (13/10/2021) sore.
Dia menjelaskan, banyak keunggulan komparatif yang terjadi di wilayah perbatasan RI-Malaysia.
Secara geografis, katakalanlah Sebatik ke Tawau, Malaysia hanya 10 sampai 15 menit bisa sampai.
Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Wabup Nunukan Akui UMKM Pakai E-Commerce Pasarkan Produk
Baca juga: Wabup Hanafiah Sebut Tak Mudah Tangani Covid-19 di Nunukan, Banyak Pintu Masuk Tak Terawasi Maksimal
Baca juga: Usai Upacara HUT, Kepala BPJS Kaltara Serahkan 20 Kursi Roda untuk Penyandang Disabilitas di Nunukan
Sementara kalau ke Tarakan, butuhkan waktu dua setengah sampai tiga jam, belum lagi pulangnya.
"Biaya juga tinggi di banding ke negeri jiran," ujarnya.
Lebih lanjut dia sampaikan, beberapa pertimbangan itu berdampak besar pada bidang perdagangan lintas batas.
"Ketika warga kita lakukan perdagangan, apa saja yang mereka bawa ke Tawau, pasti laku. Karena potensi pasarnya besar," ujarnya.
Baca juga: Berikut Prestasi yang Ditorehkan Satgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC/Divif 3 Kostrad Saat di Perbatasan
Di sisi lain, kita berharap barang dalam negeri, tapi kapal yang masuk ke Nunukan terbatas. Kita mau nikmati barang yang mana. Ini yang buat dilema," tuturnya.
Dia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga aktivitas perdagangan warga.
Utamanya ke negeri jiran, Malaysia kembali normal. Diketahui, Malaysia hingga saat ini masih melakukan lockdown wilayah.
Katanya, di akhir tahun ada siklus pandemi Covid-19 yang baru.
Baca juga: Refocusing Anggaran Penanganan Covid-19 Tahun 2021 di Nunukan Naik Jadi Rp 80 M
"Kita tidak tahu, tapi semoga tidak terjadi. Kami imbau kepada warga agar tidak lagi abai terhadap masalah Covid-19," katanya.
Ujar dia, jangan buat statemen yang keliru di sosial media, karena bisa ditafsirkan benar oleh masyarakat.
"Itu bisa menganggu kebijakan Pemda," ungkapnya. (*)