Berita Samarinda Terkini
TRC PPA Kaltim dan Basarnas Ingatkan Banjir Bukan Wahana
Fenomena banjir menjadi wahana dadakan bagi anak-anak banyak kita temui di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Samarinda-Kalimantan Timur
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Fenomena banjir menjadi wahana dadakan bagi anak-anak banyak kita temui di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Samarinda, Kalimantan Timur.
Meski terlihat mengasyikan, namun nyatanya sudah banyak anak yang hilang terseret arus banjir hingga berujung maut.
Hal ini pun menjadi kekhawatiran dari Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim, karena meski sudah banyak korban berjatuhan, nyatanya tidak membuat para orangtua lebih awas terhadap anak masing-masing.
"Padahal harusnya kejadian anak tenggelam dan hilang saat bermain banjir sudah menjadi alarm keras bagi para orang tua," tegas Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun saat dikonfirmasi TribunKaltim.Co, Minggu (24/10/2021).
Sebab lanjutnya, sejatinya kekuatan bertahan seorang anak tidak akan sama dengan orang dewasa, terlebih bagi yang tidak bisa berenang.
Baca juga: Ditpolairud Polda Kaltim Ikut Menyelam, Cari Bocah Tenggelam di Banjir Samarinda
Baca juga: Relawan Bergantian Menyelam ke Drainase, Cari Bocah Tenggelam dalam Banjir Samarinda
Baca juga: Wakil Ketua DPD RI Mahyudin Temui Walikota Andi Harun, Kawal Penanganan Banjir Samarinda
Ia mengingatkan, bahwa air banjir memang terlihat tenang namun nyatanya menghanyutkan, terutama kawasan yang kiri dan kanannya terdapat drainase dan gorong-gorong yang tentu tidak akan tampak saat banjir.
"Semoga setiap orangtua bisa memberikan pemahaman lebih kepada anak bahwa banjir adalah bencana bukan wahana," harap Rina Zainun.
"Ingat, semua berawal dari pengawasan orangtua. Anak-anak memiliki rasa penasaran dan keinginan yang tinggi. Dan yang bisa mengontrol hal tersebut adalah kita para orangtua," pesannya di akhir.
Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR Kota Samarinda, Dwi Adi Wibowo menjelaskan beberapa karakteristik arus banjir.
Jika tempat dan lokasi banjir berada di wilayah bantaran sungai, maka saat arus turun akan terasa deras.
"Berbeda banjir di permukiman penduduk yang memiliki banyak hambatan, arus airnya pasti berkurang," terangnya.
Oleh sebab itu lanjutnya, ada beberapa alasan mengapa ketika banjir warga harus mengungsi dan bagi yang tidak bisa berenang dilarang bermain di lokasi genangan air.
Baca juga: Hujan Awet Sejak Pagi, Berikut Update Info Banjir Samarinda Rabu 15 September 2021
Pertama, kemungkinan area area banjir tesebut merupakan kubangan atau parit, bahkan sungai.
Kedua, air yang keruh membuat orang tidak bisa melihat dengan jelas kondisi di bawah air.
"Apalagi jika ketinggian air sudah mulai dari 30 centimeter, pasti berarus dan airnya keruh," bebernya.
"Itulah mengapa anak-anak bisa tenggelam jika mereka tidak bisa berenang. Jadi tetap waspada dan jangan bermain banjir," tegasnya. (*)