Berita Nasional Terkini
Rahmadi 'Manusia Raksasa' dari Kaltim Buat Heboh Lagi, Kapolres Jadi Tampak Kecil saat Foto Bersama
Sosok Rahmadi, manusia raksasa dari Kalimantan Timur (Kaltim) kembali membuat heboh.
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Rahmadi, manusia raksasa dari Kalimantan Timur (Kaltim) kembali membuat heboh.
Sejumlah foto dan video Rahmadi yang diunggah di media sosial Facebook menjadi sorotan.
Salah satu foto diunggah oleh akun bernama Haen di grup Facebook Info Bulungan, Rabu (1/12/2021).
Dalam foto tersebut, Rahmadi tampak berada di Dermaga Kayan II, Tanjung Selor.
Baca juga: Jalani Terapi Hormon, Rahmadi Manusia Tertinggi di Berau Butuh Biaya Rp 9 Juta Sekali Suntik
Baca juga: Sambangi Manusia Tertinggi di Berau, Wabup Bantu Rujuk Rahmadi ke Balikpapan
Baca juga: LIHAT Penampakan Pisang Raksasa Seberat 60 Kg, Ini 5 Flora Khas Papua yang Jarang Ada di Tempat Lain
Namun sayangnya, Haen tidak merinci lebih jauh apa yang sedang dilakukan Rahmadi di Dermaga Kayan II.
"BERSAMA RAMADI (24 thn) PEMUDA TERTINGGI DI PULAU KALIMANTAN
Tinggi 215 Cm
Dermaga Kayan II Tanjung Selor, 01 - 12 - 2021," ujar Haen dalam unggahannya.

Masih di grup Info Bulungan, akun Leonardo Wianez juga mengunggah sebuah video Rahmadi saat bersama Kapolres Bulungan yang saat itu dijabat AKBP Andreas Susanto Nugroho.
Berdasarkan keterangan yang ada video, Rahmadi bertemu dengan Kapolres Bulungan pada 2019 lalu.
Momen menarik dalam video adalah saat Rahmadi dan AKBP Andreas Susanto Nugroho berfoto bersama.
Dibandingkan dengan Rahmadi, AKBP Andreas Susanto Nugroho tampak menjadi lebih kecil.
Dua unggahan tentang Rahmadi ini langsung mendapat tanggapan dari disorot waganet.
Tentang Rahmadi
Rahmadi, pia yang memiliki tinggi 2,2 meter disebut-sebut sebagai sosok Rahmadi manusia tertinggi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini.
Tahun 2021 lalu, Rahmadi menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Baca juga: Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di Ketinggian 80 Meter Tebing Sesubang Paser
Selain menjalani terapi hormonal, belakangan Rahmadi juga dinyatakan mengidap tumor otak.
Bahkan menurut informasi dari Badan Aamil Zakat Nasional (Baznas) Kabupate Berau, Rahmadi baru saja menjalani operasi pengangkatan Tumor otaknya.
“Rahmadi telah selesai menjalani operasi pengangkatan tumor otaknya, namun harus menjalani pengobatan lanjutan, karena ketidakseimbangan hormon yang dialami,” kata Ketua Baznas Berau, Radjudin Abdurachman kepada Tribunkaltim.co pada Selasa (10/9/2019).
Rahmadi, kata Radjudin, membutuhkan biaya pengobatan yang besar untuk terapi hormon ini.
Diungkapkannya, untuk sekali suntik hormon saja, membutuhkan biaya sebesar Rp 9 juta hingga Rp 10 juta.
Rahmadi harus menjalani terapi hormon ini selama 3 bulan ke depan.
Biaya pengobatannya tidak murah, ditambah biaya akomodasi dan konsumsi selama di Jakarta.
"Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk membantu Rahmadi melalui donasi Dompet Baznas,” ujarnya.
Rahmadi tercatat sebagai warga di RT 3, Kampung Tanjung Perangat Kecamatan Sambaliung ini menjadi manusia tertinggi di Berau.
Baca juga: Mengenal Buah Sawo Raksasa yang Berasal dari Amerika Tengah, Diburu Para Kolektor Tanaman Langka
Tinggi badannya mencapai 2,2 meter
Meski bertubuh tinggi besar, namun kenyataannya kondisi fisik Rahmadi memprihantinkan.
Putra dari pasangan suami istri, Tongat dan Hotma Matpina ini ternyata sudah sering sakit-sakitan sejak tahun 2014.
Menurut orangtuanya, saat diperiksakan kesehatan ke dokter, Rahmadi mengalami pengeroposan tulang belakang dan juga kelainan hormon.
Karena kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tak seberapa, keluarga akhirnya pasrah.

Hingga akhirnya keberadaan Rahmadi diketahui masyarakat luas pada tahun 2019 lalu, saat dirinya berfoto bersama anggota Kodim Tanjung Redeb.
Foto itu menjadi viral, lantaran postur tubuh Rahmadi yang tinggi besar.
Karena viral di media sosial, Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo pun mendatangi rumah Rahmadi.
Dari kunjungan itu, baru diketahui , jika Rahmadi sangat membutuhkan bantuan pengobatan karena kelainan hormon dan osteoporosis yang dideritanya.
Rahmadi juga diketahui sudah putus sekolah ketika dirinya baru saja duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Rahmadi memilih berhenti sekolah, karena malu tidak menggunakan sepatu.
Karena tidak ada sepatu yang sesuai dengan ukuran kakinya yang saat itu berukuran 48.
Sejak berhenti sekolah, Rahmadi hanya membantu orangtuanya berkebun.
Namun karena penyakit yang dideritanya, Rahmadi kesulitan bergerak.
Bahkan tidak jarang dirinya terpaksa menginap di kebun, karena tidak mampu berjalan pulang.
Baznas Kabupaten Berau mengajak para donatur untuk membantu biaya pengobatan Rahmadi.
Donasi bisa dikirimkan melalui rekening Bankaltimtara 006 156 8476, Rekening BRI 021 301 00098 2306 dan BNI 053 463 9824 atas nama Baznas Kabupaten Berau.
Kabar sebelumnya, juga sudah ramai, sempak membuat heboh.
Akhir pekan (21/4/2019), Wakil Bupati Agus Tantomo bersama istrinya, Fika Julya mengunjungi rumah Rahmadi, manusia tertinggi di Kabupaten Berau.
Rahmadi yang tinggal di RT 3, Kampung Tanjung Perangat Kecamatan Sambaliung ini memang manusia tertinggi di Berau. Tinggi badannya 2,2 meter.
Meski bertubuh tinggi besar, namun kenyataannya kondisi fisik Rahmadi memprihantinkan.
Putra dari pasangan suami istri, Tongat dan Hotma Matpina ini ternyata sudah sering sakit-sakitan sejak lima tahun belakangan ini.
Rahmadi juga kesulitan bergerak. Menurut orangtuanya, Rahmadi pernah dibawa ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan.
Menurut diagnosa, Rahmadi mengalami kelainan hormon dan juga pengeroposan tulang belakang, yang menyebabkan dirinya tidak leluasa bergerak.

Karena itu, selain memberikan bantuan, Agus Tantomo juga meminta agar pihak keluarga membawa Rahmadi untuk melakukan periksaan kesehatan.
“Saya sudah minta untuk dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatannya,” ungkap Wabup.
Jika hasil pemeriksaan kesehatan merekomendasikan Rahmadi dirujuk ke rumah sakit lain untuk mendapat perawatan, Agus Tantomo bersama Berau Marine Community berkomitmen untuk membantu memberangkatkan Rahmadi menjalani pemeriksaan.
“Tadi sudah dihubungi rumah sakit di Balikpapan sudah ada yang bisa menangani untuk operasi hormon di sana,” ungkapnya.
Agus Tantomo berharap Rahmadi yang baru berusia 22 tahun itu tidak terhambat menjalankan aktivitas karena kondisi tubuhnya yang besar.
“Kita berharap Rahmadi selalu sehat dan beraktivitas seperti pemuda lainnya. Makanya pemeriksaan kesehatan penting dilakukan untuk memastikan Rahmadi sehat,” kata Agus.
Ibunda Rahmadi, Matpina menuturkan, putranya itu memilih berhenti sekolah sejak kelas 3 SMP.
“Karena dia malu, sekolah tidak pakai sepatu. Ukuran sepatunya 48, beli di mana sepatu ukuran segitu?” ujarnya. Karena berhenti sekolah, dan kesulitan untuk beraktivitas, praktis Rahmadi lebih banyak tinggal di rumah. Sesekali membantu ayahnya di kebun.
“Tapi kalau sudah di kebun, dia (Rahmadi) lebih memilih tidur di kebun karena kesulitan pulang ke rumah. Padahal jarak dari rumah ke kebun sebenarnya dekat,” ungkapnya.
Matpina berterima kasih kepada masyarakat Berau, terutama Wakil Bupati Agus Tantomo dan komunitas Berau Marine, yang telah bersedia membantu pemeriksaan dan perawatan kesehatan Rahmadi.(*)