Virus Corona
Waspada, Epidemiolog Perkirakan Varian Omicron Virus Corona Sudah Masuk Indonesia, Kenali Gejalanya
Waspada, Epidemiolog perkirakan Varian Omicron Virus Corona sudah masuk Indonesia, kenali gejalanya
TRIBUNKALTIM.CO - Dunia sedang dihebohkan dengan varian baru Virus Corona yang disebut dengan Varian Omicron.
Beberapa negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura sudah mendeteksi masuknya varian terbaru Covid-19 ini ke negara mereka.
Sementara itu, Indonesia belum merilis secara resmi ada tidaknya Varian Omicron.
Meski demikian, Epidemiolog Dicky Budiman memerkirakan varian yang diduga berasal dari Afrika ini sudah ada di Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Juli-Agustus lalu.
Baca juga: Virus Corona Varian Omicron Terdeteksi di Malaysia, Satgas Covid-19 Kaltara Beber Langkah Antisipasi
Baca juga: Antisipasi Varian Baru Omicron Masuk ke Nunukan, Pemeriksaan PMI dari Malaysia Diperketat
Baca juga: Setelah Singapura, Malaysia Deteksi Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron, Jumlah Kasus di 30 Negara
Lonjakan kasus ini diduga dipicu merebaknya varian delta yang berasal dari India.
Pemerintah sendiri memutuskan menerapkan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3 saat Natal dan Tahun Baru.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Ahli Epidemiologi Prediksi Varian Omicron Sudah Ada di Indonesia, ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman memprediksi jika varian Omicron telah ada di Indonesia.
"Saya sih prediksi sih sudah.
Itu gak aneh. Karena apa, ibaratnya kita ini mau menyaring kan harus disaring dengan kemampuan survelens genomic.
Bicara varian bukan tes PCR tapi juga survelens genomic," ungkapnya pada acara talkshow secara virtual, Senin (6/12/2021).
Indonesia kata Dicky saat ini masih tertinggal dari segi survelens genomic.
Saat ini Indonesia masih memiliki angka di 0,2 persen dari persentasi total kasus Covid-19.
Artinya, kata Dicky tidaklah mengherankan jika sudah ada 40 negara yang telah dimasuki varian ini.
Negara tersebut telah memiliki survelen genomic di atas Indonesia.
"Ini masalah waktu saja. Kalau pun sudah ditemukan gak usah panik juga.
Sekali lagi yang penting, strategi sudah punya.
Tinggal melakukan," kata Dicky lagi.
Baca juga: Kabar Gembira, Akhirnya IDI Beber Prediksi Kapan Pandemi Covid-19 Usai, Singgung Natal & Tahun Baru
Gejala Varian Omicron
Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan (SAMA), mengatakan bahwa gejala Covid-19 varian Omicron "tidak biasa tetapi ringan" pada orang sehat mengutip Tribunnews.com dengan judul Gejala Covid-19 Varian Omicron, Dokter di Afrika Selatan Sebut 'Ringan tapi Tak Biasa'
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Dr Coetzee menyebut bahwa pada pasien dengan omicron, gejalanya sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah ia tangani sebelumnya.
Dr Coetzee menjelaskan: "Varian ini memicu penyakit ringan dengan gejala nyeri otot dan kelelahan selama satu atau dua hari."
"Sejauh ini, kami telah mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami indra perasa atau pembau."
"Mereka mungkin sedikit batuk."
"Tidak ada gejala yang menonjol."
"Dari mereka yang terinfeksi, beberapa saat ini dirawat di rumah."
Gejala yang berbeda muncul dari varian yang berbeda.
Studi Gejala Covid telah mengungkapkan ada enam jenis "kelompok" gejala Virus Corona yang berbeda.
Baca juga: Cegah Penularan Varian Omicron, Pemerintah Batasi Visa dari Beberapa Negara
"Semua orang yang melaporkan gejala mengalami sakit kepala dan kehilangan penciuman, dengan berbagai kombinasi gejala tambahan pada waktu yang berbeda."
"Beberapa di antaranya, seperti kebingungan, sakit perut, dan sesak napas, tidak dikenal secara luas sebagai gejala Covid-19, namun merupakan ciri dari bentuk penyakit yang paling parah," tulis rilis dari penelitian tersebut.
Apa Itu Varian Omicron?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai varian baru Virus Corona B.1.1529 sebagai "Omicron".
Pengumuman itu dikeluarkan pada hari Jumat di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa varian itu sangat menular dan dapat mengurangi kemanjuran vaksin.
Varian yang diturunkan dari garis keturunan B.1.1 ini "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "sangat tidak biasa" dalam jumlah mutasinya.
B.1.1529 memiliki 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya, termasuk E484A, K417N dan N440K, yang bisa membantu virus lolos dari deteksi antibodi.
Mutasi lain, N501Y, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel kita, membuatnya lebih mudah menular.
Baca juga: Benarkah Omicron Lebih Menular dari Varian Delta, Beginilah Pandangan Pakar dari UGM
Apakah Kebal Vaksin?
Protein lonjakan yang melapisi bagian luar Virus Corona memungkinkannya menempel dan masuk ke sel manusia.
Vaksin melatih tubuh untuk mengenali lonjakan ini dan menetralkannya, sehingga mencegah infeksi sel.
Ke-32 mutasi yang terdeteksi dalam protein lonjakan varian baru akan mengubah bentuk struktur ini, sehingga menimbulkan masalah bagi respons imun yang diinduksi oleh vaksin.
Mutasi ini dapat membuat protein lonjakan kurang dikenali oleh antibodi kita.
Akibatnya, mereka tidak akan seefektif menetralkan virus, yang kemudian dapat melewati pertahanan kekebalan dan menyebabkan infeksi. (*)