Virus Corona
Jangan Sepelekan Pilek, Lengkap Ciri & Gejala Virus Corona Varian Omicron yang Sudah Masuk Indonesia
Seperti apa Ciri-ciri dan Gejala Virus Corona Varian Omicron yang sudah masuk ke Indonesia? simak ulasannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Corona varian Omicron yang memiliki nama lain B.1.1.529, kini sudah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Lalu seperti apa Ciri-ciri dan Gejala Virus Corona Varian Omicron? simak ulasannya.
Kabar Varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin melalui Keterangan Pers pada Kamis (16/12/2021).
Virus corona varian Omicron terkonfirmasi positif menjangkit 1 pasien tanpa gejala asal Indonesia berinisial N, pekerja pembersih di RSD Wisma Atlet.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Positif Omicron dan Cara Pencegahan, Waspada Sudah Masuk Indonesia
Baca juga: Tertular dari Siapa? Seorang Petugas Kebersihan Jadi Orang Pertama Kena Varian Omicron di Indonesia
Baca juga: Asosiasi Mall dan Pusat Belanja Tanggapi Kabar Omicron Telah Masuk Indonesia
Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron, dan saat ini sedang dilakukan tes genome sequencing-nya.
Mengutip Tribunnews.com di artikel berjudul Varian Omicron Masuk Indonesia, Ini Ciri-ciri Gejala dan Cara Penanganannya, inilah ciri-ciri dan gejala virus corona varian omicron yang sudah masuk Indonesia:
Ciri-ciri atau Gejala Omicron
Dikutip dari foxnews.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa ciri-ciri gejala dari varian Omicron adalah sebagai berikut:
a. demam atau kedinginan
b. batuk
c. sesak napas atau kesulitan bernapas
d. kelelahan
e. nyeri otot atau tubuh
f. sakit kepala
g. kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan
h. hidung tersumbat atau pilek
i. mual atau muntah
j. diare.
Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia, 7 Hal Perlu Diketahui, Terungkap Pentingnya Booster
Menkes juga menyampaikan agar masyarakat selalu menaati protokol kesehatan yang berlaku.
"Tidak usah khawatir, tidak usah panik, tetap kita hidup seperti biasa dan yang paling penting jaga kewaspadaan" pesan Menkes kepada seluruh warga Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa masyarakat harus menjaga kewaspadaan dengan mengikuti protokol kesehatan, terutama dalam hal memakai masker dan menjaga jarak.
Ia juga menghimbau agar masyarakat juga mengurangi melakukan perjalanan ke luar negeri, hal ini dikarenakan kemungkinan penyebaran virus Omicron yang sangat cepat.
Pemerintah juga akan melakukan percepatan vaksinasi sebagai upaya pencegahannya.
Cara Pencegahan Penularan Omicron
Pihak WHO meminta negara-negara untuk melakukan hal-hal berikut sebagai langkah pencegahannya:
- meningkatkan upaya pengawasan terhadap varian SARS-CoV-2 yang beredar
- mendata secara lengkap database lonjakan penularan
- melaporkan kasus/cluster yang terinfeksi
Baca juga: TERUNGKAP Kronologi Covid-19 Varian Omicron Masuk Indonesia, Pasien Kini Dikarantina di Wisma Atlet
- melakukan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak potensial dari virus varian baru dan melakukan metode diagnostik, respons imun, antibodi netralisasi, atau karakteristik lain yang relevan untuk mengantisipasinya.
Selain itu masyarakat diingatkan untuk selalu mengikuti anjuran protokol kesehatan sebagai upaya mengurangi risiko penularan COVID-19.
Langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
- Menggunakan masker yang pas
- Menjaga kebersihan tangan
- Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dengan orang lain
- Meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan
- Menghindari keramaian
- Melakukan vaksinasi
- ketika batuk atau bersin tutup dengan siku atau tisu yang ditekuk
Fakta-fakta Virus Corona Varian Omicron
Simak tujuh hal yang perlu diketahui sola virus Corona varian Omicron yang telah masuk di Tanah Air.
Setelah varian Delta, dunia kini sedang dihebohkan dengan varian baru Virus Corona yang disebut dengan Varian Omicron.
Beberapa negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura sudah mendeteksi masuknya varian terbaru Covid-19 ini ke negara mereka.
Bahkan varian Covid-19 ini sendiri dikabarkan telah masuk di Tanah Air.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan kabar terbaru penyebaran virus corona (Covid-19) varian Omicron di Indonesia.
Terkonfirmasi, seorang pasien dinyatakan positif varian Omicron.
Satu kasus Omicron itu menginfeksi seorang petugas kebersihan yang bertugas di RS Wisma Atlet.
"Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing," kata Budi.
"Hasilnya keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron," lanjut dia.
Simak 7 hal yang perlu kita ketahui soal Omicron dikutip dari Kompas.com
1. Berpotensi sebabkan infeksi ulang
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Afrika Selatan menemukan, Omicron memiliki peluang menginfeksi ulang penyintas Covid-19.
Peserta penelitian termasuk 2.796.982 orang dengan SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium memiliki hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.
Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.
"Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam.

2. Menyebar sangat cepat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Omicron sedang menyebar di seluruh dunia dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal itu dilatarbelakangi banyaknya negara yang sudah melaporkan kasus Omicron dalam waktu singkat.
Meski sudah ada 77 negara yang mengonfirmasi temuan Omicron, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada kemungkinan banyak negara yang belum mendeteksinya.
Tedros mengaku prihatin bahwa upaya yang dilakukan untuk membendung varian tersebut belum cukup.
3. Tingkat keparahan
Data awal menunjukkan adanya peningkatan rawat inap di Afrika Selatan.
Namun, hal itu mungkin karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, bukan spesifik akibat Omicron.
Kendati demikian, kasus kematian tidak meningkat drastis dan indikator lain seperti rata-rata lama rawat inap di rumah sakit juga tidak menunjukkan peningkatan.
Perlu diingat, semua varian Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan.
4. Terdeteksi PCR
WHO menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Raction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.
Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.
5. Vaksin kurang efektif tanpa dosis booster
Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, tiga vaksin Covid-19 yang digunakan di negara itu kurang protektif terhadap varian Omicron.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard, dan MIT.
Para peneliti menemukan netralisasi antibodi yang rendah hingga tidak ada terhadap varian Omicron dari sampel yang mereka kumpulkan.
Akan tetapi, sampel darah dari orang yang menerima dosis booster menunjukkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian Omicron.
6. Booster Pfizer dan Moderna berikan perlindungan
Dosis booster atau penguat dari vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer kemungkinan menawarkan peningkatan substansial dalam perlindungan terhadap varian Omicrin.
Hal itu diungkapakan oleh Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat Dr Anthony Fauci pada Rabu (15/12/2021).
"Pada titik ini, tidak perlu untuk booster yang sangat spesifik dan dirancang khusus untuk melawan Omicron," kata Fauci.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada lonjakan perlindungan setelah pemberian dosis ketiga.
Selain itu, mengindikasikan akan ada terobosan infeksi pada orang sudah divaksin lengkap, tapi belum menerima booster.
7. Apakah lebih ganas dari Delta?
Diketahui, varian Delta saat ini merupakan mutasi Covid-19 yang paling dominan di dunia.
Varian ini bahkan menyebabkan lonjakan kasus besar di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.
Butuh sekitar dua bulan bagi varian Delta untuk diberi label VoC oleh WHO.
Sementara, Omicron telah menerima klasifikasi itu dalam waktu 72 jam setelah terdeteksi.
Kekhawatiran varian baru Omicron adalah tingginya jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike.
Sebagai perbandingan, varian Delta yang dianggap sangat menular hanya memiliki delapan mutasi.
Meski jumlah mutasi pada protein lonjakan bukanlah indikasi yang tepat tentang betapa berbahayanya varian baru, hal itu menunjukkan bahwa sistem kekebalan manusia mungkin merasa lebih sulit untuk melawan varian baru. (*)