Berita Samarinda Terkini
Tak Punya Baju Pelampung, Dua Benda Ini Bisa Digunakan untuk Alat Keselamatan di Air
Saat beraktivitas di dekat perairan, baik sungai ataupun laut, pastikan kita menyiapkan alat keselamatan berupa pelampung.
Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Saat beraktivitas di dekat perairan, baik sungai ataupun laut, pastikan kita menyiapkan alat keselamatan berupa pelampung.
Hal ini selalu ditegaskan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pusat hingga Unit Siaga SAR tiap daerah.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kaltim-Tara Melkianus Kotta melalui Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Dwi Adi Wibowo menerangkan musibah tenggelam bisa terjadi kepada siapa saja yang melakukan aktivitas di perairan, mulai dari yang hanya sekedar berenang, bermain, berprofesi sebagai nelayan, pelaut dan pelabuhan.
"Jadi sudah seharusnya tidak hanya kapal besar yang memiliki pelampung, tapi setiap perahu nelayan, perahu penyeberangan dan semua moda transportasi air harus menyediakan pelampung," tutur Dwi Adi Wibowo.
Namun, ucapnya, harga pelampung memang cukup menguras kantong.
Baca juga: Pencarian Korban yang Terjun Bareng Motornya ke Sungai Mahakam, Basarnas Sisir Sejauh 2 KM ke Hulu
Baca juga: Antisipasi Kejadian Anak Tenggelam, Basarnas Balikpapan Siagakan Personel di Titik Rawan
Oleh sebab itu, ia mengatakan setiap orang bisa membuat pelampungnya sendiri dari bahan yang mudah ditemukan, yakni menggunakan styrofoam.
Caranya cukup mudah, yakni siapkan kain yang tidak terpakai, bisa juga menggunakan sarung guling yang tidak terpakai.
Lalu Anda bisa memasukan potongan styrofoam hingga kain tersebut terisi penuh dan jahit keseluruhan sisi agar tidak terhambur keluar.
"Standby-kan di atas perahu Anda. Jadi ketika ada laka air mendadak bisa menjadi alat pelampung. Dan itu bisa digunakan 2-3 orang," jelasnya.
Selain styrofoam, lanjut Dwi Adi Wibowo, mereka juga bisa menggunakan jerigen kosong.
Baca juga: TRC PPA Kaltim dan Basarnas Ingatkan Banjir Bukan Wahana
Tetapi, lanjutnya, kadang kala korban ketika panik lupa untuk menutup jerigen tersebut sehingga tetap juga berakhir tenggelam.
"Kuncinya jangan panik. Segera raih pelampung yang tersedia. Jika kita tenang, akan bisa bertahan 3-4 hari," tuturnya.
"Intinya alat pelampung itu sangat diperlukan bagi kita semua yang banyak melakukan aktivitas di perairan. Karena musibah laka air bisa terjadi kapan saja dan yang paling pertama dicari pasti alat apung," ucapnya. (*)