Berita Nunukan Terkini
Kronologi Pemuda Nunukan Dianiaya Oknum Polisi sampai Pagi, tak Ada Artinya Saya Teriak Minta Ampun
Berikut ini kronologi dan penyebab pemuda di Nunukan disekap dan dianiaya polisi sampai pagi. Pemuda R: tak ada artinya saya teriak minta ampun
Namun ia kembali dihajar dan warga sekitar yang melihat tak melakukan apa-apa.
Menurut R, warga tak mau ikut campur karena para pelaku adalah apara polisi.
"Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar.
Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi," imbuhnya.
Diantar pulang oleh teman
Sabtu pagi, S yang kasihan melihat R mengantarkannya pulang ke rumah.
Kepada R, S meminta maaf karena tak bisa membantu karena harus bertugas di Polres Nunukan.
Oleh keluarga, R dibawa ke rumah sakit untuk diobati dan juga divisum. Ia juga bercerita tak ada permintaan maaf dari para pelaku.
"Keluarga membawa saya visum, dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan.
Saya juga heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai-ramai di kostan.
Kalau pun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan).
Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan," sesal R.
Sementara itu Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadianto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kasus tersebut sudah ditangani oleh Propam.
Saat ini baru dua anggota Polres Nunukan yang diperiksa.
"Untuk internalnya, sekarang dalam proses bagian Propam.
Mereka masih melakukan interogasi, dan saya belum menerima laporan secara keseluruhan," jawabnya.
Ricky mengatakan anggota polisi yang terlibat adalah polisi baru dan ia sudah mengambil tindakan bahwa semua tidak boleh keluar asrama.
"Pelakunya polisi baru, adapun masalah kebijakan untuk penindakan, sudah saya ambil.
Polisi baru yang masih bujang, semua tidak boleh keluar asrama.
Ini juga sebagai langkah agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Mereka tidak boleh meninggalkan asrama," jelasnya. Ricky juga tidak membantah adanya insiden penodongan dan pemukulan dengan menggunakan senjata api.
"Informasi itu ada juga, namun kemungkinan bukan dari kami (yang melakukan).
Yang jelas, kami belum tahu persis (detil kejadiannya).
Kita masih focus penyelidikan dibawa ke kostannya.
Untuk konsekuensi, kita akan melihat hasil penyidikan Propam dan laporan dari masyarakatnya seperti apa.
Masih kita dalami," tegasnya.
Baca juga: Gadis 18 Tahun di Nunukan Dipaksa Konsumsi Miras, Dirudapaksa 5 Pria Bergantian, Kini Hamil 6 Bulan