Berita Samarinda Terkini
Disdag Samarinda tak Bisa Tekan Laju Kenaikan Minyak Goreng Dari Pertengahan 2021, Ini Sebabnya
Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda mengakui tak dapat menekan laju kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai dan bawang
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
"Kalau sudah menyangkut bahan baku kita tidak bisa (menekan kenaikan), memang bahan baku mahal, jadi tidak bisa menekan harganya," sambung Heny.
Banyak masyarakat yang belum tahu, penelusuran kenaikan harga minyak goreng juga dilakukan pihaknya, bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan yakni Satreskrim Polresta Samarinda.
Tentunya ketidakwajaran ditelusuri akibat meroketnya harga minyak di pasaran.
Baca juga: Sidak Jelang Natal dan Tahun Baru di Dua Pasar, Walikota Samarinda Temukan Harga Bahan Pokok Naik
Hasilnya, memang tidak ada kecenderungan mafia atau oknum yang bermain untuk menaikkan harga secara sepihak.
Kenaikan harga minyak goreng murni lantaran harga bahan baku yang melonjak tinggi.
"Dan sudah kami telusuri bahwa kenaikan ini benar atau tidak wajar, dari kepolisian juga ada satgasnya (satgas pangan). Jadi orang tidak berani memainkan harga, ditangkap sama satgas. Kota Samarinda ini kebetulan satgas pangannya sangat aktif, karena itu makanya pedagang tidak berani, dari Intel dan Reskrim," ungkap Heny.
Setiap hari catatan harga bahan pokok juga dikirimkan Disdag Kota Samarinda ke Satgas Pangan, yang mana juga berkeliaran dan memantau pergerakan harga di pasaran.
Dari catatan Disdag Kota Samarinda, kenaikan minyak goreng dimulai pada pertengahan tahun 2021 kemarin.
Grafiknya semakin naik setelah lebaran 2021.
"Kalau cabe, grafik naik mulai November 2021, dan naik terus sampai saat ini, karena cuaca juga, faktor alam," tandas Heny. (*)