Berita Samarinda Terkini

Disdag Samarinda tak Bisa Tekan Laju Kenaikan Minyak Goreng Dari Pertengahan 2021, Ini Sebabnya

Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda mengakui tak dapat menekan laju kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai dan bawang

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
 JUAL MINYAK GORENG-Pekerja menjual minyak goreng dengan harga mengalami kenaikan 20 .000 sampai 40.000 perliter di Pasar Segiri Jalan Pahlawan Kota Samarinda, Selasa (14/12/2021).TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda mengakui tak dapat menekan laju kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai dan bawang.

Faktanya didapat dari penjelasan pejabat fungsional Disdag Kota Samarinda selaku Pengawas Perdagangan Heny Kartika Handayani, dia memberi penjelasan beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan bahan pokok ibu rumah tangga ini bisa terjadi.

Pertama faktor cuaca yang membuat stok menipis di pasaran atau di 11 Pasar yang di awasi oleh Disdag Kota Samarinda.

11 pasar ini meliputi Pasar Pagi, Sungai Dama, Kemuning, Baqa, Palaran, Segiri, Merdeka, Ijabah, Kedondong, Lok Bahu dan Bengkuring.

Di semua pasar ini, repoter Tribunkaltim.co mencoba bertanya pada pedagang yang menjual minyak goreng, cabai dan bawang.

Rata-rata pasokan cabai dan bawang masih mengandalkan dari Sulawesi, Jawa dan yang terbaru dari Banjarmasin.

Baca juga: Lonjakan Harga Bahan Pokok Jadi Kado Tahun Baru 2022 Bagi Emak-Emak, Ini Penjelasan Disdag Samarinda

Baca juga: Harga Bahan Pokok Melonjak saat Nataru, Picu Inflasi di Balikpapan

Baca juga: Jelang Nataru, PDPAU Siap Intervensi Pasar untuk Kendalikan Harga Bahan Pokok di Samarinda

"Kalau cabe dan bawang, stoknya jadi mahal karena pengaruh cuaca. Kan banyak dilihat banjir di Jawa, sayur juga. kalau di Samarinda belum bisa memenuhi kebutuhan itu, banyak dari Sulawesi dan Jawa," terang Heny, Rabu (5/1/2022) hari ini.

Kedua faktor kurangnya petani khususnya di Kota Samarinda dan Kaltim.

Rata-rata petani banyak menanam komoditi semisal padi, sangat jarang cabai, bawang maupun sayur yang merupakan kebutuhan pokok rumah tangga terutama bahan untuk memasak.

"Petani kita tidak cukup bisa memenuhi kebutuhan di Kota Samarinda, jadi banyak di pasok dari luar. Disini petani juga kurang, banyak yang memilih bekerja lain, seperti batu bara atau sawit. Mengandalkan dari kiriman (bahan pokok) luar kota," ungkap Heny.

Heny lalu kembali menerangkan pihaknya tidak dapat menekan laju kenaikan harga bahan pokok, meski stok pada akhir serta awal tahun dikatakannya aman.

Stok minyak goreng relatif aman, namun harganya memang kini menembus angka Rp 20 ribu/ perliternya.

Diakui hal ini karena bahan baku pembuatan minyak goreng yang mengalami lonjakan harga.

Hal tersebut tidak bisa ditanggulangi meski Disdag sudah menggelar operasi pasar pada tahun 2021 lalu.

"Kita menjual semurah-murahnya (saat operasi pasar) Rp 15 ribu itu juga pakai (stok) minyak goreng Bulog. Kita jual 200 liter tidak sampai 15 menit ludes, di pasar Merdeka sama Sungai dama, Desember 2021 kemarin," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved