Peristiwa November Balikpapan
Rumah Dahor Saksi Bisu Sejarah Kota Balikpapan, Menjaga Ingatan Kota Minyak
Di antara deretan bangunan modern yang kian merangsek ke Balikpapan Barat, sebuah rumah panggung tua berdiri tenang, seakan menahan laju waktu.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Briandena Silvania Sestiani
Ringkasan Berita:
- Rumah panggung berusia seabad peninggalan BPM ini memadukan gaya Dayak dan Banjar, dibangun dari kayu ulin, meranti, dan bengkirai, menjadi saksi perkembangan industri minyak Balikpapan sejak era kolonial
- Sempat kosong, Rumah Dahor ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2011 dan ditegaskan kembali pada 2023. Kini dikelola Komunitas Dahor Heritage sebagai pusat edukasi sejarah
- Dikunjungi 300–400 orang per bulan dari berbagai kalangan, Rumah Dahor menjadi destinasi populer
TRIBUNKALTIM.CO - Di antara deretan bangunan modern yang kian merangsek ke Balikpapan Barat, sebuah rumah panggung tua berdiri tenang, seakan menahan laju waktu.
Cat cokelatnya yang mulai kusam justru menambah wibawa, sementara aroma kayu ulin yang menguar halus dari sela-sela dinding membawa ingatan pada masa seratus tahun silam.
Rumah Dahor Heritage, rumah panggung satu abad yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini menjadi saksi perjuangan dan kearifan lokal.
Bangunan warisan sejarah ini menyimpan kisah panjang perjalanan industri minyak dari era kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Rumah Dahor, Saksi Bisu Sejarah Kota Balikpapan yang Kini Jadi Wisata Edukasi Masyarakat
Rumah Dahor ini dikelola oleh Rudiansyah bersama Komunitas Dahor Heritage Balikpapan, kini menjadi jendela kilas balik menuju masa lalu bagi wisata yang ingin berkunjung.
Rudi mengatakan, rumah tersebut dibangun pada tahun 1920-an oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), ialah sebuah perusahaan minyak Belanda yang kini menjadi Pertamina.
Dirancang sebagai rumah panggung, ini dulunya dijadikan tempat tinggal bagi pekerja kelas menengah yang bekerja di Perusahaan Kilang Minyak.
Dengan mengadopsi gaya rumah adat Lamin suku Dayak dan rumah Banjar dari Kalimantan Selatan yang identic dengan struktur bangunan panggung.
Desain tersebut diusung untuk mengantisipasi banjir air laut, serta melindungi penghuni dari serangan hewan buas pada masa itu.
Selain itu, Rumah Dahor ini dibangun dengan beberapa kayu pilihan seperti ulin, meranti dan bengkirai.
Ditopang dengan fondasi yang beralih ke beton, membuat rumah tersebut tampak berdiri kokoh meski telah berusia lebih dari 100 tahun.
“Secara umum rumah ini tidak mengalami perubahan signifikan sejak 1920-an,” kata Pengelola Rumah Dahor, Rudiansyah.
Sempat Dikosongkan
Sempat dikosongkan, Rumah Dahor kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya di era Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada 14 November 2011.
Penetapan ini diperkuat kembali pada 2023 oleh Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dengan dukungan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk menegaskan Rumah Dahor sebagai warisan Sejarah yang harus dijaga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251030_Rumah-Dahor-di-Balikpapan_4.jpg)