Berita Kutim Terkini

Satu-satunya di Kalimantan Timur, Daerah Kutim Memiliki Pemusnah Sampah Zero Waste

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kini mulai bisa bernafas lega usai alat pemusnah sampah yang didatangkan oleh PT Kaltim Prima Coal

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYIFAUL MIRFAQO
Alat Pemusnah Sampah Hydrodrive yang diberikan PT KPC kepada Pemkab Kutim, di Jalan Ilham Maulana Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. TRIBUNKALTIM.CO/SYIFA'UL MIRFAQO 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kini mulai bisa bernafas lega usai alat pemusnah sampah yang didatangkan oleh PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) mulai bisa beroperasi.

Persoalan sampah yang sering dikeluhkan oleh warga di Sangatta mulai mendapat jawaban dengan kehadiran alat ini.

Membutuhkan waktu delapan bulan bagi Kutim menantikan kedatangan Pemusnah sampah dengan teknologi zero waste tersebut.

Lokasi alat ini berada di Belakang Pasar Induk, Jalan Ilham Maulana Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. 

Baca juga: Investor akan Bangun Pabrik Pengolahan Sampah Plastik Jadi BBM Dekat TPA di Samarinda

Baca juga: DLHK Kerja Sama dengan GEO Trash, Pengolahan Sampah Plastik di Kukar Jadi Solar

Baca juga: Mengenal Konsep Reverse Vending Machine, Konsumen Diajak Mengelola Sampah

Pengembang Teknologi Pemusnah Sampah Hydrodrive, Djaka Winarso mengatakan bahwa keberadaan alat buatan anak bangsa ini baru beroperasi di dua kota.

"Untuk yang komersil baru di Sangatta, DKI Jakarta juga memesan tapi lebih dulu beroperasi yang ini (Sangatta). Yang pertama di Bandung," ucapnya kepada TribunKaltim.co pada Kamis (27/1/2022).

Dengan ini, Kutai Timur menjadi satu-satunya pemilik alat pemusnah sampah di Provinsi Kalimantan Timur, dan kedua di Indonesia.

Djaka Warsono menyebut bahwa Kutim harus berbangga, sebab alat ini merupakan buatan asli dari anak bangsa.

Baca juga: Bernilai Ekonomi, SMAN 1 Kuaro Kerjasama dengan Bank Sampah Amanah  Kendarom

"Harusnya Kutim bangga, daerah lain menginginkan juga alat ini tapi terkendala anggaran. Nah, Kutim beruntung dengan adanya PT KPC," ucapnya pada TribunKaltim.co.

Pengembang sangat percaya diri menyebut alat ini sebagai zero waste, karena memang tidak ada emisi atau sisa dari pemusnahan sampah yang sifatnya berbahaya.

Justru hasil pemusnahan berupa serbuk bisa dimanfaatkan lagi untuk dicetak menjadi batako.

Bahan bakar yang digunakan untuk mengeringkan dan menghancurkan sampah merupakan air yang dipanaskan dengan suhu tinggi menjadi uap panas.

"Kami berpikir bagaimana memusnahkan sampah basah dan kering dengan cara yang efisien dan murah. Maka kita buat bahan bakarnya air," ucapnya.

Hasil akhir dari pemusnahan sampah menggunakan alat ini merupakan bubuk yang masih bisa diolah lagi menjadi batako dan atau paving blok.

Lama proses pengolahan sampah menjadi batako diperkirakan hanya 60 hingga 120 menit saja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved